BERKHAT SANTO YUSUP (BKSY)

BER   = BERBELARASA

K        = DALAM KEMATIAN ST. YUSUP

HAT   = KESEHATAN

Berkhat St.  Yusup adalah salah satu Gerakan Belarasa di Keuskupan Agung Jakarta.  Berbelarasa melalui BKSY, adalah berbelas kasih kepada sesama yang menderita (KLMTD), dengan ikhlas berbagi untuk bersama-sama menolong mereka, saat mereka sakit dirawat inap dan saat meninggal dunia.

Dengan BKSY, Bapak Uskup mengajak seluruh umat KAJ untuk mewujudkan iman dalam perbuatan berbelarasa yaitu berbelas kasih kepada saudaranya yang KLMTD (Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, Difabel). Dengan ikut BKSY kita solider, peduli, dan mewujudkan kasih yang nyata kepada mereka. Bukan untuk berasuransi.

Dengan berbelarasa dan berbagi melalui BKSY, umat beriman melatih diri untuk ikhlas berbagi, dalam rangka menghayati hidup baru sebagai anak Allah yang murah hati, sebagaimana diharapkan oleh Tuhan dalam Lukas 6:36 “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu, adalah murah hati”.

BKSY ini diresmikan oleh Mgr. I. Suharyo tgl. 30 Nov 2013, pada pesta St. Andreas. Bapak Uskup menjadi anggota pertama,  dengan menyerahkan fotokopi KTP, iuran Rp 80.000,-, dan memberikan dana “pending coffee” untuk membantu orang lain yang tidak mampu untuk  bisa menjadi anggota BKSY.

Dengan menjadi anggota, kita membantu  apa kepada saudara kita yang KLMTD ?

  1. Bantuan saat sakit dirawat inap, Rp 100.000,-/hari, maksimal 90 hari dalam satu tahun.
  2. Bantuan biaya pemakaman saat meninggal dunia Rp 10.000.000,- agar bisa dimakamkan secara bermartabat, sebagai citra Allah.

Berbelarasa = Hati kita tergerak oleh belas kasih

Siapa yang kita teladani? Tuhan YESUS.  Setiap kali bertemu dengan orang yang menderita (buta, lumpuh, kusta, lapar, mati, kerasukan setan, dll), tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu bertindak menolong mereka. Belas kasih Tuhan diwujudkan dalam tindakan dengan membuat mukjizat untuk menolong mereka, membebaskan mereka dari berbagai penderitaan, dan membuat mereka bahagia.

Mengapa kita Berbelarasa?

  1. Bukan supaya mendapatkan pahala, tetapi karena kita sudah lebih dulu mengalami belarasa dari Allah: rahmat kehidupan ini, orang tua yang mengasihi dan mendidik kita, air, udara, kesehatan, talenta, pekerjaan, keluarga, panggilan, komunitas, dll.
  2. Karena kita telah diselamatkan. Melihat manusia menderita karena dosa, tergeraklah hati Allah oleh belas kasihan, lalu berbuat sesuatu untuk menolong manusia. Apa itu? Mengutus Yesus, Putra TunggalNya, yang memberikan hidupNya untuk menyelamatkan kita.
  3. Yesus mengasihi kita sehabis-habisnya. Maka Dia  rela mengurbankan Diri sehabis-habisnya untuk kita.  Berkat sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus, manusia lama, hamba dosa telah mati, dan kita menjadi manusia baru, anak Allah, anak kebangkitan.  Dengan wafat Yesus menghancurkan kematian, dan dengan bangkit memulihkan kehidupan.

Sebagai anak Allah, kita diharapkan memiliki sifat anak Allah, yaitu murah hati, sama seperti Bapamu,  adalah murah hati.  (Lk 6:36).

Kesimpulan : BKSY adalah SARANA bukan tujuan.

  1. Untuk mewujudkan syukur atas semua berkat yang telah kita terima dari Allah selama ini.
  2. Untuk mewujudkan syukur atas rahmat keselamatan melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, sehingga menjadi anak Allah. Berkat kerelaan Yesus membagikan Diri-Nya dan Hidup-Nya, maka kita menjadi manusia baru, anak Allah.  Namun tidak otomatis.  Rahmat  ini harus kita tanggapi dengan melatih diri hidup sebagai anak Allah melalui perbuatan-perbuatan kasih sepanjang hidup kita.
  3. Kita solider dengan saudara-saudara kita yang menderita dengan bersama- sama bergotong royong meringankan beban mereka,  dengan ikhlas berbagi sedikit berkat : Rp 6.700,- per bln/orang atau Rp 80.000,- / orang/ thn.
  4. Kita melatih diri untuk ikhlas berbagi, dalam supaya menghidupi dan mengembangkan diri sebagai anak Allah yang MURAH HATI.

Jumlah Iuran lebih  kecil daripada Jumlah  Bantuan yang diberikan

Oleh karena itu:

  1. Seharusnya ada lebih banyak umat yang ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Cukup dengan menyisihkan  Rp 6.700,-/bln x12 bln = Rp 80.000/thn untuk menolong  saudaranya yang menderita.
  2. Dibantu oleh beberapa Pengusaha Katolik yang  berbelarasa, dengan mengikutsertakan karyawan-karyawannya.
  3. Demi BKSY, Mgr. I. Suharyo mengijinkan Buku Biografi beliau “TERIMAKASIH, BAIK, LANJUTKAN”, ditulis dan diterbitkan.
  4. Dibantu para  relawan lewat  Rekening KAJ bagi siapa saja yang  peduli dengan  kelangsungan gerakan ini.

 

Perbedaan mendasar BKSY dan Asuransi

ASURANSI

  1. Geraka ekonomi/Bisnis
  2. Sarana proteki dan investasi bagi semua peserta.
  3. Tujuan: untuk mendapatkan profit

– Membeli

– Manfaat untuk diri sendiri

– Arahnya tentu ke dalam diri sendiri

– Premi dihitung secara aktuaria, agar untung.

  1. Pamrih, ingin mendapatkan manfaat bagi diri sendiri. Saya ikut asuransi supaya……
  2. Dasar : Kebutuhan Sendiri

BKSY

  1. Gerakan rohani /Non-Bisnis
  2. Sarana Berbelarasa dan berbagi bagi yang KLMTD
  3. Non – profit

– Memberi

– Manfaat untuk Orang lain

– Arah: Ke luar untuk Orang lain

– Iuran sangat kecil agar semua umat bisa berpartisipasi.

  1. Tanpa pamrih ikhlas, rela, tidak mengharapkan balasan. Saya ikut BKSY karena …..
  1. Dasar: Kebutuhan Orang Lain.

 

SPIRITUALITAS BKSY

  1. Injil Lukas 6: 36

“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu,

adalah murah hati”

  1. Injil Lukas 10:33-36

“…lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan ke tempat itu. TERGERAKLAH HATINYA oleh BELAS KASIHAN”

  1. Semangat Pending Coffee dari Napoli Italy.

Pending Coffee :

Pending coffee adalah membayar lebih banyak atau memberikan donasi kepada orang yang membutuhkan.

Semangat ini berawal dari Pending Coffee Napoli-Italy. Pelanggan kedai kopi membayar lebih banyak dari kopi yang mereka minum, agar kelebihan pembayaran dapat digunakan untuk orang yang miskin, agar tetap dapat menikmati kopi yang hangat, terutama pada saat musim dingin.

Misalkan pelanggan minum 2 cangkir kopi, tetapi mereka membayar seharga 5 cangkir kopi. Dengan demikian ada sisa pesanan tertunda sebanyak 3 cangkir kopi, yang dapat dipergunakan untuk orang miskin. 

Syarat peserta BKSY

  1. Ingin berbelarasa, berbagi, membantu sesama.
  2. Umat Paroki St. Gabriel Pulogebang yang terdaftar dalam BIDUK Paroki Pulogebang.
  3. Sehat (Tidak dirawat di R. Sakit, Tidak sedang kritis).
  4. Mendaftarkan seluruh anggota keluarga yang ada di KK Paroki.
  5. Menyerahkan Foto Copy KTP + KK Pemerintah, No. HP, No KK gereja/Paroki. Cek dengan teliti nama KTP = di KK Pemerintah.
  6. Membayar  iuran peserta Rp. 80.000/tahun per peserta.
  7. Memperpanjang kepesertaan ditahun berikutnya.

Tanda Kepesertaan     : kartu digital Kepesertaan BKSY

Periode Kepesertaan  : 12 bulan sejak aktivasi

Diperpanjang             : membayar iuran tahun berikutnya

 

Pendaftaran :

Pendaftaran peserta melalui : Ketua Lingkungan, atau SSL & bendahara Lingkungan, atauPengurus BKSY Lingkungan.

Dapat juga dilakukan secara online melalui www/aca-komunitas.com

  1. Isi form sesuai data KTP.
  2. Tulisan dengan HURUF KAPITAL.
  3. Wajib mendaftarkan seluruh anggota keluarga  yang ada di KK Paroki.

Sebelum batas waktu, kita wajib melakukan transfer sebesar :

JUMLAH PESERTA x Rp. 80.000,00

Setelah melakukan transfer dan mengirim data ke Pengelola Pusat, mohon dapat mengirimkan notifikasi pemmbayaran melalui email ke BKSY Pusat

Contoh Email Notifikasi Pembayaran

Kepada:

Sekretariat Pusat BKSY (boleh disebut namanya)

Terlampir bukti transfer sebesar Rp 16.000.000,- pada tgl. 28 september 2018 untuk 200 peserta baru BKSY dari Lingkungan St. Agustinus, Paroki St. Gabriel, Pulogebang.

Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Salam,

(Nama jelas pengirim email)

Contoh Kartu Peserta BKSY :

Tanya Jawab

Bagaimana caranya agar kami dapat berbagi dalam BKSY?

Jawab :
1. Menjadi peserta BKSY, dengan mendaftarkan seluruh anggota keluarga dalam satu KK Paroki.

dan atau

2. Memberikan donasi ke rekening “Pending Coffee” Paroki.

Dengan memberikan pending coffee ini, kita tidak perlu memberikan data atau copy KTP (nama donatur tidak tercatat) dan jumlah donasi tidak ditentukan.

Jika ada umat yang sudah pernah dioperasi besar atau  pernah sakit parah atau sedang sakit, apakah umat tersebut masih dapat berbagi dalam BKSY?

Jawab :

Ya, jika memang umat tersebut secara tulus-ikhlas ingin berbagi, yaitu dengan memberikan Pending coffee.

Dengan Pending Coffee, kita tidak mengharapkan dan tidak bisa mendapatkan bantuan atau santunan dari BKSY, bilamana kita sedang dirawat atau meninggal dunia.

Jika ada umat yang masuk dalam orang yang perlu dibantu (KLMTD) dan atau juga dalam kondisi sakit-sakitan, apakah kita dapat mendaftarkan umat tersebut?

Jawab :
Silahkan hubungi PSE atau Team BKSY Paroki agar kita dapat mengatur bantuan atau mendaftarkan umat tersebut dalam Kepesertaan BKSY.

 

Selamat Berbelarasa dengan Tulus Ikhlas dan penuh sukacita

(Penulis : Dion S, Editor : Erin)