Pastor Gereja Santo Gabriel Pulo Gebang, Aloysius Susilo Wijoyo, Pr mengajak umat untuk terlibat dalam hidup menggereja dan terpanggil untuk melayani seperti teladan Yesus.

“Setiap kepengurusan ada periodenya, maksimal dua periode, harapannya ada kaderisasi. Sedangkan yang sudah purna tugas harus legowo untuk memberikan kesempatan yang lain. Bukan berarti trus berhenti melayani, tetapi terlibat dalam formasi yang lain. Kita dipanggil untuk melayani. Seperti teladan Yesus, Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani,” ujarnya dalam acara Pembekalan Spiritualitas Pelayanan Kristiani kepada Para Kader Dewan Paroki Pleno periode 2022-2025 secara daring, Sabtu, 12 Februari 2022 pukul 09.00 – 15.00 WIB.

“Terimakasih kepada panitia yaitu Dewan Paroki Harian dan Seksi Pekad serta dibantu Seksi Komsos Paroki. Terimakasih juga kepada narasumber dan para peserta yang hadir secara offline melalui Zoom. Semoga Roh Kudus tercurah menuntun kita untuk terlibat dalam hidup menggereja,” ungkap Romo Susilo sembari membuka acara.

Pembekalan ini dihadiri kurang lebih 200 peserta, yang terdiri dari para kader Ketua Seksi & Sub Seksi, Ketua Kategorial, Koordinator Wilayah, Ketua Lingkungan dan Ketua Bagian serta empat Suster Biara Sang Timur. Selain Pastor Paroki, panitia dan fasilitator, hadir pula dua narasumber dari Pengajar Evangelisasi dan Pewarta Sabda, Yosef Endang Sendjaja (YES) dan Ratna Ariani.

Dalam paparannya, Yosef Endang Sendjaja atau sering disapa Pak YES mengatakan, bahwa manusia adalah mahakarya ciptaan Allah yang unik. Ciptaan yang memiliki tujuan hidup dan peran dalam kehidupan. “Bahkan Tuhan menyiapkan tempat istimewa dalam hatiNya bagi setiap orang yang memiliki ketidakmampuan/kaum disabilitas,” ungkapnya.

Lebih jauh, YES yang juga sebagai Wakil Kepala Sekolah SEP Shekinah Jakarta menyampaikan, bahwa Tuhan menciptakan kita untuk melayani. “Ciptaan yang dibentuk untuk melayani Tuhan dengan melayani orang lain. Allah menunjukkan kebaikanNya dan membagikan ke kita kebahagiaan kekalNya di Surga. Untuk memperoleh kebahagiaan itu kita harus mengenal, mengasihi dan melayani Allah di dunia,” tambahnya.

Untuk menjadi pelayan kristiani, menurut YES, manusia dipersiapkan dan diperlengkapi Tuhan. “Sadarilah SHAPE mu yang istimewa yaitu Spiritual Gifts, Heart, Abilities, Personality, Experience. SHAPE melengkapi perjalanan kehidupan saudara dimanapun diutus, juga dalam pelayanan rohani saudara,” ungkapnya sambil menjelaskan secara detail.

Sementara itu, Ratna Ariani menyampaikan tema tentang manajemen waktu yang perlu dimiliki oleh seorang pelayan. “Manajemen waktu adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang pelayan agar tetap produktif. Pergunakanlah waktu yang ada dengan terstruktur, prioritas, menetapkan sasaran, komunikasi, perencanaan, delegasi dan mengelola stress,” katanya.

Lebih lanjut, Ratna yang pernah bertugas sebagai DPH Paroki Blok Q, juga menawarkan beberapa tips dan solusi manajemen waktu. Misalnya dengan membuat sasaran dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-bound) atau memanfaatkan aplikasi kalender di google melalui smartphone. Ratna juga mencontohkan penggunaan productivity tools untuk merencanakan meeting dan kegiatan rutin lainnya.

Selain kedua sesi dari narasumber, panitia juga mengadakan sesi sharing bagi para peserta. Peserta dibagi kedalam beberapa kelompok, lalu diminta menanggapi panggilannya sebagai seorang pelayan rohani. Setiap kelompok difasilitasi oleh fasilitator yang sudah ditentukan panitia.

Pembekalan selama enam jam ini, memberikan kesan yang positif bagi para peserta. “Sangat puas dan banyak ilmu yang didapat,” kata Agustina (lingkungan St.Ursula) dan Sri Sulatri (lingkungan Benediktus).

Hal senada diungkapkan Belton Sihotang (lingkungan Simon). “Puas dan banyak ilmu dari narasumber yang kompeten. Tadinya minder, sekarang menjadi tertantang untuk melayani Tuhan,” ungkapnya.

Ketua Panitia, Regina Kristiawati, mengungkapkan terimakasih kepada Pastor Paroki dan semua pihak yang terlibat, sehingga acara berjalan lancar. Dengan bekal awal ini, Regina berharap dapat memberikan semangat bagi peserta untuk terjun dalam pelayanan.

“Saya berharap tidak berhenti sampai di sini, karena masih banyak proses setelah ini. Mari kita ikuti proses itu dan jawab panggilan mulia ini dengan kata, “ya saya siap untuk dipilih”. Selain itu, mari kita syukuri talenta yang sudah diberikan secara cuma-cuma dari Tuhan dengan mengembangkannya secara tanggung jawab dan bijaksana, kemudian membaginya dengan penuh kasih kepada sesama, dalam bentuk pelayanan dan akhirnya mengembalikan berlipatganda kepada Allah demi kemuliaanNYA,” pesannya.

 

DenyKus