Seperti tahun sebelumnya, umat Paroki Santo Gabriel diminta mengumpulkan daun-daun palma kering ke gereja. Daun-daun palma yang sudah diberkati biasanya ditempatkan di salib-salib yang dipasang di dinding rumah atau ditempat-tempat khusus oleh umat. Jelang Rabu Abu, umat Paroki Pulogebang diajak untuk mengikuti pembakaran Daun Palma kering. Ibadat pembakaran Daun Palma diadakan pada Sabtu, 22 Februari 2020 setelah Misa Sabtu pukul 17.00 di lobi gereja.
Setelah Misa (minggu biasa VII) selesai, Romo diiringi petugas liturgi dan umat menuju lobi gereja. Romo Alphonsus Setya Gunawan, Pr yang memimpin ibadat membuka dengan doa dan nyanyian, kemudian memberkati dan memerciki daun-daun palma kering yang sudah disiapkan. Sesudahnya, Romo membakar beberapa daun-daun palma tersebut secara simbolis. Kemudian petugas liturgi dan umat melanjutkan pembakaran daun palma tersebut.
Umat antusias melakukan pembakaran daun palma, karena baru kali pertama di Paroki Pulogebang melakukan pembakaran daun palma dengan melibatkan umat paroki, yang biasanya dilakukan oleh koster atau petugas gereja.
Hasil pembakaran daun palma kering yaitu berupa abu, setelah dibersihkan dan disaring, akan dipakai untuk Ekaristi Rabu Abu, 26 Februari 2020.
Romo Gunawan berharap umat lebih memahami akan nilai-nilai surgawi peristiwa sengsara dan wafat Yesus Kristus. “Daun Palma yang dibakar merupakan daun-daun palma yang telah diberkati saat Minggu Palma tahun sebelumnya dan kita simpan sebagai tanda yang selalu mengingatkan kita akan Yesus Kristus, seluruh karya, wafat dan kemenangan-Nya atas maut. Semoga kita diingatkan kembali akan pertobatan dan memulai hidup yang baru sebelum memasuki masa prapaskah,” harapnya.
Selamat mempersiapkan diri memasuki Masa Prapaskah.
(DenyKus/foto: Komsos)