PALANGKARAYA – Dalam Pekan Komsos yang berlangsung di Palangkaraya akhir pekan lalu, panitia menyelenggarakan sebuah seminar yang bertajuk ‘Gereja Katolik Menolak Hoax, Fake News dan Hate Speech.” Kegiatan diadakan di Palangkaraya pada 12 Mei 2018 dengan menghadirkan pembicara kunci, Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi RI.

Dalam bagian akhir pemaparannya, Rudiantara pun mengutip Doa Jadikan Aku Pembawa Damai yang lebi dikenal sebagai ‘Doa Damai St. Fransiskus Asisi. Seratus tahun yang lalu, pada Desember 1912, doa ini diterbitkan pertama kali oleh Esthet Auguste Bouquerel dalam surat kabar Perancis La Clochette. Tak lama kemudian, doa itu pun diterbitkan dalam jurnal terkemuka seperti La Croix dan Osservatore Romano.

Kemungkinan besar atas permintaan Sri Paus Benediktus XV atau Kardinal Gasparri. Dari sinilah doa itu menyebar ke seantero dunia dan menjadi terkenal, mengena di hati dan disayang oleh siapa saja yang berkehendak baik.

Begini isi doa yang dikutip Menteri Rudiantara itu:

Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kecemasan,
Jadikanlah aku pembawa harapan,
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku ingin menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya.
Amin.

(Penulis: Ferdinand Lamak/Foto: Rm. Stefanus Tomeng/Mirifica,net)