Pulogebang. Gereja Katolik menetapkan tanggal 2 November sebagai Peringatan Arwah Orang Beriman, yang dikenal juga sebagai Hari Arwah/All Souls’ Day. Karena itu kita diajak untuk mengenang dan mempersembahkan doa-doa bagi saudara-saudari serta semua orang beriman yang telah wafat. Gereja Santo Gabriel mengadakan misa arwah pada Senin (2/11/2020) pukul 19.00.

Intensi misa berupa nama-nama umat yang akan didoakan dibuka satu minggu sebelumnya dengan mengisi google form yang sudah ditentukan. Sebanyak 1.115 nama telah terdaftar dan dibacakan oleh lektor satu jam sebelum misa dimulai.

Misa arwah dipimpin oleh Romo Aloysius Susilo Wijoyo, Pr dan Romo Alphonsus Setya Gunawan, Pr dan disiarkan secara live streaming di channel youtube https://youtu.be/1btVH0I6K3Q, link Facebook (https://www.facebook.com/parokipulogebang/live/), web Paroki Pulo Gebang (https://www.youtube.com/parokipulogebang/live).

Dalam homilinya Romo Alphonsus Setya Gunawan, Pr mengatakan bahwa relasi kita dengan orang yang meninggal tidak pernah putus. “Baik hidup atau matikita adalah milik Tuhan (Roma 14:8),” katanya.

Mendoakan orang meninggal sudah ada sejak perjanjian lama. “Seperti kisah Yudas Makabe yang berperang melawan orang Yunani. Banyak yang menjadi korban sehingga Yudas mengajak bangsa Yahudi untuk berdoa bagi yang meninggal dalam peperangan karena membela Allah,” ungkapnya.

Lebih lanjut Romo Gunawan mengatakan bahwa tradisi mendoakan orang meninggal ada dalam semua budaya misalnya Jawa. Dalam budaya Jawa ada tiga derajad kematian. Pertama, mati utomo (mati berjuang membela kebenaran seperti martir). Kedua, mati madyo (mati biasa karena sakit atau usia tua). Ketiga, mati nista (mati karena bunuh diri). Sedangkan di gereja ada istilah api penyucian yaitu pembersihan atau pemurnian agar pantas masuk kerajaan surga.

Apa yang mau kita rayakan dengan mendoakan saudara kita yg meninggal. Pertama, mengenangkan peristiwa keselamatan yg terjadi di puncak golgota yaitu peristiwa penebusan Yesus atas dosa manusia. Kedua, mengenangkan peristiwa detik-detik dimana orang yang meninggal menerima rahmat penebusan dan keselamatan. Ketiga, merayakan cinta Allah yang sempurna dengan pengorbanan Yesus disalib.

Kematin bukan hal yang menyedihkan tetapi menjadi pintu kehidupan kekal. “2 Nov bukan peristiwa sedih atau duka tapi peristiwa iman akan Kristus sang juru selamat. Yesus mengatakan Aku datang untuk menyelamatkan orang. Semoga intensi yang sudah dibacakan dan yang kita doakan memperoleh sukacita abadi di surga,” katanya menutup homili.

 

Deny Kus Indarto