METLAND MENTENG – Ucapan syukur atas hari jadi kelahiran tentu identik dengan pesta atau dirayakan secara meriah. Tak terkecuali yang sedang berbahagia itu adalah seorang anak yang baru akan menginjak remaja. Tentu kebahagiaan tersebut akan lebih meriah dengan acara bersama kawan-kawan dalam alunan musik dan keramaian. Banyak cara yang dilakukan untuk memperingati hari jadinya tersebut.

Namun, ada ungkapan lain yang mungkin saja telah dilakukan oleh beberapa orang untuk merayakan hari kelahiran dengan cara yang berbeda. Model berbagi kasih disaat merayakan kebahagiaan tentu jalan tersendiri yang bisa dilakukan. Berbagi kasih kepada sesama dengan cara berkunjung dan memberikan donasi ke salah satu panti asuhan memang kerap dilakukan oleh orang-orang yang ingin merayakan kebahagiaannya dengan cara yang sederhana. Kesederhaan itu tampak dari orang yang menerima uluran kasih.

Eugenia Shani Gisela, seorang anak yang baru menginjak remaja, salah satu umat di Lingkungan Nathalia. Anak dari pasangan Stanislaus Dwi Putra Budiyanto dengan Skolastika Fanny Widiarja mengajak orang tua dan keluarga merayakan hari jadinya dengan berbagi kasih ke panti asuhan. Rupanya berbagi kasih demikian memang sering dilakukan oleh keluarga ini dan menjadi rutinitas keluarga untuk menolong sesama yang kekurangan.

Untuk mewujudkan kegiatan tersebut, Fanny yang memang dekat dengan Julya Theresia, Ketua Lingkungan Nathalia ini, menyampaikan ide dan usulannya untuk kegiatan di lingkungan. Maka, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh salah satu umat tentang keberadaan suatu panti asuhan di Perumahan Harapan Indah, kegiatan atas nama lingkungan dengan dukungan penuh dari keluarga Fanny pun mulai dipersiapkan. Info kegiatan disampaikan melalui WAG lingkungan untuk mengajak keterlibatan umat dan partisipasi melalui donasi atau sumbangan yang ingin diberikan. Partisipasi bisa diberikan dalam bentuk barang ataupun uang.

Menurut Ibu Julya, kegiatan ini selain dalam rangka merayakan kebahagian salah satu keluarga di lingkungan juga untuk mengajak umat lingkungan berbagi kepada mereka yang kekurangan. Selain lokasi yang dekat, juga Panti Asuhan Vita Dulcedo ini dikelola oleh Suster dari Komunitas/Kongregrasi Suster Kasih Yesus dan Maria Bunda Pertolongan Baik (KYM).

Akhirnya, tepat tanggal 28 Juli 2018 pukul 10.45, keluarga pasangan Dwi dan Fanny bersama dengan umat lingkungan yang dikomandoi oleh Julya berangkat menuju lokasi dengan mobil pribadi yang disediakan oleh umat. Kehadiran umat Lingkungan Nathalia telah disambut oleh anak-anak panti asuhan dan suster-suster yang mengelola panti asuhan. Sebagian besar anak-anak Panti Asuhan berasal dari Papua. Itu diketahui saat anak-anak Panti Asuhan memperkenalkan diri. Usia anak-anak penghuni Panti Asuhan masih dibawah 12 tahun dan berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Memang ada yang sudah Sekolah Menengah Pertama (SMP) tetapi tidak banyak.

Kebersamaan antara pengunjung dan penghuni panti asuhan terlihat akrab dan dekat. Anak-anak panti asuhan tidak merasa berbeda. Mereka siap dengan memperagakan aksi dan kemampuannya. Bernyanyi dan berjoget bersama merupakan persembahan dari mereka kepada umat yang datang. Mereka terlihat senang dan gembira telah dikunjungi. Umat pun membaur dan masing-masing saling bercanda dan berbicara dengan anak-anak dan Suster-suster. Acara yang dipandu oleh Dwi ini terlihat mengalir tanpa perencanaan yang terlalu rumit dan sulit.

Tepat pukul 12.00 siang, acara dihentikan sementara karena akan berdoa Malaikat Tuhan. Bersama-sama yang dipimpin oleh Suster Landelina KYM, semua mendaraskan doa Malaikat Tuhan. Setelah itu, acara dilanjutkan kembali. Selanjutnya, karena hari sudah menjelang siang, pukul 12.30, bersama-sama makan siang. Sebelum makan, secara simbolis melalui perwakilan Fanny menyerahkan uang tunai dan Julya menyerahkan beras kepada Suster Landelina KYM untuk kebutuhan panti asuhan. Jadi, selain uang tunai, barang-barang yang disumbangkan hasil dari partisipasi umat selain beras, juga berupa alat-alat tulis, indomie dan lainnya.

Acara berlangsung hingga pukul 14.30 dan umat lingkungan pamit untuk meninggalkan lokasi panti asuhan. Setelah foto bersama, satu per satu bersalaman dengan seluruh penghuni panti asuhan dan meninggalkan lokasi. Berbagi kasih dengan cara demikian merupakan sarana untuk lebih dekat dengan Tuhan karena seperti yang tertulis, “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” (Markus 10:21)-(@nJoz)