“Bukan dia dan bukan juga orang tuanya yang berdosa, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia“
Kehadiran Yesus menimbulkan pertanyaan bagi banyak orang. Apa yang dilakukan Yesus membuat banyak orang mempertanyakan; siapakah Dia sebenarnya? Yesus hadir membawa keselamatan, dalam hal ini menghadirkan mukjizat yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Tindakan ini dilakukan oleh Yesus pada hari Sabat. Hal ini menimbulkan pertentangan besar diantara mereka yang
menyaksikannya terlebih orang-orang Farisi.
Pemahaman orang-orang Farisi tidak mampu sampai pada iman akan Yesus
yang datang dari Allah, karena mereka lebih menekankan pada segi hukum yang formal, tidak sama halnya dengan orang yang buta sejak lahir tersebut. Orang buta itu mampu percaya kepada Yesus karena mendasarkan pengenalannya pada pengalaman, dengan berkata:“Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” (Yoh. 9:25)
Pernyataan orang buta ini sebetulnya mengajak orang-orang Farisi untuk
melihat lebih luas daripada segi hukum formal yang penafsirannya bisa keliru. Namun mereka terlalu berkeras hati.
Yesus mengajak kita untuk percaya kepada Allah Bapa, karena sering terjadi apa yang dilihat manusia tidak sama dengan apa yang dilihat oleh Allah, manusia melihat apa yang di depan mata tetapi Allah melihat yang di dalam hati. Kita diharapkan untuk mendengarkan suara hati dan melihat dengan hati agar bisa mengenali Allah yang hadir dan berkarya di dalam hidup kita. Hati kita merupakan bait Roh Kudus dan Roh Kudus itulah yang menuntun kita untuk mengenali Allah yang aktif berkarya menyelenggarakan hidup kita. Hati mampu melihat apa yang tidak mampu dimengerti oleh pikiran kita. Tuhan memberkati.
(Suster PIJ)