Keluarga adalah tempat persemaian dan perilaku produktif. Sebelum menjadi seorang pribadi produktif anak harus terlebih dahulu terbentuk menjadi pribadi yang utuh di dalam keluarga supaya saat melangkah keluar dari rumah, keutuhannya sebagai pribadi bisa tetap bertahan. Diluar rumah banyak sekali godaan yang bisa membuat pribadi-pribadi menjadi pribadi yang terpecah,bahkan hancur.
Hal ini juga disampaikan Yesus kepada murid-Nya yaitu supaya waspada. “jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan” (Markus 3:25). Dewasa ini banyak sekali bahtera keluarga yang mengalami berbagai persoalan. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya komunikasi antar anggota keluarga. Banyak godaan dari luar keluarga yang mengganggu komunikasi kasih yang seharusnya terjadi dalam keluarga sehingga keluarga menjadi pecah.
Di zaman ini semakin dibutuhkan kehendak yang kuat dalam mengupayakan dan memastikan keluarga sungguh aman dari berbagai gangguan yang merusak ruang keluarga. Semakin di rasakan perlunya kesungguhan bukan hanya dari anggota keluarga melainkan dari semua pihak yang ikut bertanggungjawab supaya keluarga sungguh bisa menjamin dirinya sendiri tetap pada hakekatnya sebagai keluarga Allah.
Mari kita bercermin dari teladan hidup Keluarga Kudus Nazaret, kita belajar bagaimana upaya kita untuk menumbuhkan dan mengembangkan kasih dan kerendahan hati baik di dalam keluarga, di dalam komunitas, maupun dalam kehidupan kita di tengah masyarakat. Sehingga kasih yang tumbah itu mampu menjadi pengurai masalah- masalah ataupun tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan kehancuran atau keretakan dalam hidup bersama. Tuhan memberkati.
(Suster PIJ)