Peran Serta Kita dalam Mewujudkan Kesejahteraan Bersama

Hari Rabu Abu Pantang dan Puasa

Mat 6:1-6.16-18

1 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” 5 “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 16 “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

“Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu” (Mat. 6: 17)

MENAHAN LAPAR DENGAN SENANG

Hari Rabu Abu anak-anak TK mengikuti misa di Gereja dan mendapat abu di dahi mereka. Saat misa Sofia mendengarkan apa yang disampaikan oleh Romo dan ibu guru, bahwa kita harus bertobat, menjadi anak yang lebih baik dan suka berbagi dengan tulus. Saat istirahat makan Angel dan Hugo tidak membawa makanan, mereka hanya duduk diam saja. Sofia melihat dan mendatangi mereka berdua dan bertanya, yang pertama Sofia bertanya pada Hugo “Hugo kamu kenapa tidak makan”? Hugo menjawab, “Saya tidak bawa makanan, mama saya lupa”. “Ooo kamu mau, saya punya donat dan coklat, kamu mau yang mana”? tanya Sofia. “Oh boleh, aku mau donat” kata Hugo. “Ini donatnya ambilah” kata Sofia. “Terima kasih Sofia” lanjut Hoga. Sofia pun pergi mendekati Angel dan memberi apa yang Angel mau. Sofia pun Kembali ke tempat duduknya dengan wajah senyum dan senang, dia melihat temannya dapat makan dengan baik, walau dia harus menahan lapar nantinya di saat ekskul karena bekalnya habis di bagi pada temannya. Sofia belajar untuk menahan lapar (puasa) dan mau berbagi dengan tulus.

Anak-anak yang terkasih, Rabu abu adalah awal masa tobat, masa mulainya pantang dan puasa, amal kasih kepada sesama yang ditujukan kepada Allah dengan tulus. Cerita yang baru saja kita dengar mengajarkan agar anak-anak belajar berpuasa dengan menahan lapar untuk berbagi bagi sesame yang membutuhkan.

Doa :

Tuhan bantulah kami anak-anak-MU agar kami dapat berbuat baik dengan menahan lapar untuk berbagi pada sesame yang membutuhkan terutama pada masa tobat ini amin.

Pidentina Sitanggang-GAK TK Sang Timur

Sesudah Rabu Abu

Luk. 9:22-25

Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia

9:22 Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. ” 9:23. Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk. 9: 23)

Mau mengikut Yesus

Reno anak yang suka iseng dan sulit mendengarkan orang lain. Dia selalu bermain sesuka hatinya, jika dipanggil namanya dia diam saja. Lani tetangganya teman satu sekolah di TK yang terkadang berangkat ke sekolah bersama-sama, tahu kalau Reno suka iseng. Lani anaknya baik dan sabar. Saat berangkat ke sekolah Reno berlari dengan kencang, akhirnya (dubrakk) jatuh dan terluka Reno menangis. Lani buru-buru menolong dan membantunya sambil berkata ‘hati-hati ya Reno, yuk ke ibu guru minta obat. Sambil menahan sakit Reno berjalan bersama Lani. Sampai di kelas bertemu dengan ibu guru, Lani menyampaikan ke pada ibu guru bahwa Reno terjatuh dan kakinya terluka, ibu guru memberi obat luka sambil mengobrol untuk memberi semangat bahwa Reno adalah anak yang baik, sayang teman-teman dan ibu guru. Tak lama kemudian bel berbunyi tanda masuk sekolah. Sebelum memulai pembelajaran seperti biasa ada renungan berupa cerita yang menyentuh hati Reno yaitu cerita “Aku Mau Mengikut Yesus”. Setelah mendengarkan cerita Reno bertanya pada ibu guru, “Ibu guru Yesus sayang Reno juga ya? Wah pasti Reno, Reno maukan ikut Yesus, seperti cerita itu, jadi anak yang baik, sayang semua (ibu guru, papa, mama, teman-teman), mau bu Reno mau mengikut Yesus, supanya Reno di jaga Yesus dan Reno tidak jatuh lagi. Sejak saat itu Reno menjadi anak yang baik, mau mendengarkan dengan baik, membuat guru dan teman-teman heran dan bahkan orang tuanya, karena Reno yang tadinya suka iseng sekarang jadi anak baik.

Anak-anak yang dikasihi Tuhan, jadi anak baik di sayang semua orang dan Tuhan Yesus selalu menjaga dan melindungi anak-anak yang ingat akan Yesus.

Doa:

Tuhan Yesus terima kasih, karena Engkau menjaga dan menyelamatkan kami, jagai juga ibu guru, mama papa, kakak adik dan semua teman kami amin.

Pidentina Sitanggang-GAK TK Sang Timur

Matius 9:14-15

Hal Berpuasa

14. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” 15. Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatakah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.(Mat 9:15b)

Waktu berpuasa

Selama masa Prapaska di sekolah diadakan pengumpulan dana sosial bagi anak yang kurang mampu. Anak-anak diajak untuk menyisihkan uang dan dimasukkan ke dalam kotak uang sebagai bentuk peduli dan aksi nyatanya. Mika adalah anak yang baik dan penurut, dia sayang pada siapa saja, walau dia terkadang diisenggin teman-temannya dia tetap baik, dan suka membantu. Setiap hari Mika membawa uang untuk dimasukkan ke dalam kotak. Suatu hari Mika lupa tidak bawa uang untuk dimasukkan ke dalam kotak. Dia sedih, dia merasa tidak bisa membantu hari itu, selama belajar dia selalu ingat ada sesuatu yang belum dia lakukan. Sampai tiba saat makan, temannya Celin diam saja karena tidak membawa bekal. Mika melihat dan mendekat pada Celin dan bertanya, “Celin kamu kenapa, ko gak makan?” Jawab Celin dengan sedih, “saya tidak bawa makan, ketinggalan. “Oh kamu mau, ini ada makananku, ini untuk kamu” kata Mika.” Beneren, kamu makan apa?” kata Celin. (Dalam hati Mika ini saatnya, kata mama menahan lapar sedikit itu puasa, ini waktunya aku berpuasa, nanti sampai di rumah baru aku makan) Tidak apa-apa Celin aku tidak begitu lapar, nanti aku makan di rumah saja, ini untuk kamu ya, makan lah. Celinpun menerima dan makan. Mika terlihat senang, wajah yang sedih tadi sudah hilang, karena dia merasa bisa berbuat baik.

Anak-anak yang terkasih, berbagi itu sangat baik, peduli dengan teman juga sangat baik, ayo siapa yang suka berbagi… siapa yang mau peduli sama temannya. Anak-anak yang dikasihi Tuhan mari kita selalu peduli dan berbagi pada sesame

Doa: Tuhan Yesus berkati kami, bantu kami agar selalu peduli dan mau berbagi ke pada sesame amin.

Pidentina Sitanggang-GAK TK Sang Timur

Lukas 5:27-32

5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku! ” 5:28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa ? ” 5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.

Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat (Lukas 5:32)

Olli yang Usil

Hampir semua anak mengenal Olli dengan keusilannya, dimana-mana oarng tahu bahwa Olli anak yang nakal dan usil. Di rumah, di sekolah juga di mobil antar jemputnya kebetulan ke sekolah Olli menggunakan mobil jemputan. Badannya kecil jadi terlihat gesit bergerak dan membuat temannya enggan untuk beraksi. Hampir setiap hari ada anak yang menangis dibuatnya. Di suatu hari di hari minggu ada teman yang mengajaknya ke sekolah minggu, di sana juga Olli tetap melakukan aksinya yang usil. Tak disangkanya ada seorang Frater yang sedang memperhatikannya. Frater tersebut melihat langsung saat Olli iseng terhadap anak yang lain hingga menangis, namanya Azka. Frater itu mengangkat anak tersebut, duduk di pangkuan kiri dan kanannya, mengajak ngobrol dan bercerita tentang Yesus yang baik yang selalu melihat apa saja yang dilakukan Olli dan teman-temannya. Olli terkesimak dan bertanya, memangnya Yesus itu dimana? Boleh kan aku bertemu? Mau gak ya berteman denganku, aku kan anak yang usil? Boleh dan Sangat boleh, Yesus pasti senang, kata frater tersebut. Masa iya, akukan anak yang nakal dan suka usil? Dan tidak ada yang mau berteman denganku, kata Olli. Wau… Yesus pasti senang sekali, saya juga senang berteman dengan Olli. Yuk bersalam dengan Azka, berpelukan, kata Frater sambil merangkul mereka berdua. Sejak saat itu Olli pun menjadi anak yang baik dan suka berteman. Di rumah, di sekolah, dan dimana saja Olli menjadi anak yang baik dan suka berteman.

Anak-anak yang dikasihi Tuhan, Yesus datang untuk kita semua yang mau bertobat dan berbuat baik, berteman dengan sesama di sekitar kita.

Doa: Tuhan Yesus kasihanilah kami yang berdosa ini, jadikan kami menjadi anak-anak yang baik seperti yang Tuhan mau amin.

Pidentina Sitanggang-GAK TK Sang Timur

Matius 4:1-11

Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: ”Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus berkata kepadanya: ”Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: ”Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: ”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus (Matius 4 : 11)

Malas

Max setiap hari diantar mamanya ke sekolah, jika berhalangan maka mbanya yang antar sampai masuk ke dalam kelas dengan wajah malas tanpa semangat, bergandengan tangan. Walau telah dipesankan, di bujuk namun tetap rasa malas Max masih melekat terutama saat belajar. Seakan-akan malas untuk berbuat sesuatu dan hanya jalan-jalan berkeliling itulah yang dia lakukan. Rasa malas membuat Max tidak punya teman dan cenderung sendiri. Entah karena apa tiba-tiba duduk dengan tenang di antar teman-temannya. Saat itu anak-anak sedang belajar percampuran warna, max ingin melakukannya terlebih dahulu. Ibu guru membimbing mereka untuk membuat suatu karya yang mereka sukai dengan warna-warni yang mereka pilih. Ternyata Max menyukai percampuran warna tersebut sehingga setalah selesai iya merasa puas tersenyum dan mengatakan yes… Ibu guru dan teman-temanya memperhatikan Max dan langsung memberi apresiasi. (Max hebat).Sejak saat itu Max mulai berubah, dan semangat bahwa dia bisa berbuat sesuatu yang menyenangkan dirinya dan orang lain. Rasa malas yang melekat pada diri Max ditinggalkannya. Enyahlah kemalasan dari Max. Max pun menjadi anak yang baik, rajin dan peduli. Datang ke sekolah tanpa diantar lagi

Anak-anak yang dikasihi Tuhan, ingatlah akan Yesus yang selalu berbuat baik dan jauhkan iblis dari diri mu

Doa : Tuhan Yesus yang baik, berkatilah dan bantu lah kami anak-anak-MU untuk dapat berbuat baik seturut kehendakmu amin.

Pidentina Sitanggang- GAK TK Sang Timur

Pekan Prapaskah I (H)

St. Gabriel Possenti

Bac. Imamat 19:1-2, 11-18, Matius 25: 31- 46

Penghakiman terakhir

25:31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan, 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.

BERBELAS KASIH

…” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40).

Anak-anak yang terkasih

Bacaan Injil hari ini mengingatkan akan seorang perempuan yang begitu luar biasa namanya Bunda Teresa. Bunda Teresa seorang biarawati yang mencurahkan seluruh hidupnya untuk menolong orang-orang yang paling menderita di Kalkuta. Orang sakit, orang yang hampir meninggal, orang lapar, dan haus semua mendapat perhatian dan kasih sayang dari Bunda Teresa. Bunda Tesera berbelas kasih tentunya melaksanakan pesan Tuhan Yesus sendiri yaitu …”sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.

Anak-anak yang di kasihi Tuhan, di sekitar kita juga sering kali kita jumpai orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita. Kita melihat ada teman yang kesepian, orang yang meminta-minta uang dijalan, orang yang tidak mempunyai makanan dan pakaian yang layak dan masih banyak lagi. Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Apakah aku sudah dengan tulus hati memberikan sumbangan kepada mereka yang kurang mampu?Apakah aku sudah memberi perhatian kepada teman yang disingkirkan, apakah aku mampu bersyukur atas makanan yang setiap hari disediakan orang tua? Marilah kita melaksanakan peritah Tuhan Yesus selama masa prapaskah ini dengan memberi perhatian kepada mereka yang kurang mendapat perhatian dengan menyapa atau memberi sumbangan dalam bentuk makanan atau uang dengan tulus hati.

Refleksi:

Apakah aku sudah menghargai makanan yang merupakan pemberian Tuhan dengan tidak pilih-pilih makanan?

Doa:

Allah Bapa Yang Mahamurah, bantulah kami untuk menghargai makanan dan memiliki kepedulian terhadap mereka yang kekurangan makanan. Amin

Aksi:

Lakukan tindakan nyata dengan menyapa atau memberi perhatian kepada membutuhkan perhatian dengan memberi mereka makanan atau menyisihkan uang jajan kita.

Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)

Pra Paskah 1: Injil Matius , 6:7-15

6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 6:8 Jadi, janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan ,sebelum kamu minta kepadaNya. 6:9 Karena itu berdoalah demikian : Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu. 6:10 Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga. 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah pada kami 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya, amin.

6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang , Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Bahagia karena mengampuni

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” ( Mat, 6: 14-15)

Alex sudah lama menginginkan robot-robotan seperti milik kakaknya, Niko. Sebenarnya Alex juga sudah punya robot-robotan itu. Tapi, Alex tidak hati-hati ketika bermain sehingga robotnya rusak. Ayah tidak membelikan robot lagi, karena Alex sudah sering tidak hati-hati dan merusakan mainannya itu. Kakaknya Niko juga seringkali meminjamkan robotnya pada Alex. Tapi dengan perjanjian bahwa Alex harus menjaganya, tidak boleh merusak lagi.

Suatu hari, Alex bermain robot-robotan milik kakaknya di rumah. Ia mengajak teman-teman tetangganya untuk bermain bersama.

Mereka asyik bermain dan tertawa bersama. Mereka melompat -lompat kegirangan, bahagia dan merasa senang sambil memegang robot-robot itu. Karena kurang hati-hati, beberapa robot malah terinjak dan rusak. Ada juga yang jatuh ke lantai dan batrenya copot. Teman temannya takut dan meminta maaf karena telah merusakan robot itu. Alex sedih, dalam hati Alex juga takut sama Ayah dan Kakaknya, Niko. Ia berpikir Ayah dan Kak Niko akan marah kalau tahu mainan itu rusak.Tapi, Alex memaafkan teman-temannya. Dan berkata “tidak apa-apa teman, lain kali kalo main hati-hati yah”. Teman temannya berterima kasih lalu pulang.

Tapi Alex malah ketakutan. Ia takut dimarahi oleh kakaknya. Apalagi kalau sampai ayah tahu.

Sore harinya, Ayah pulang dari kantor. Alex menemui ayahnya dan menceritakan kesalahannya dengan jujur. Ayah lalu memaafkan Alex, tapi Ayah juga meminta Alex untuk meminta maaf pada Kakak Niko, sebab mainan tersebut adalah milik Kakaknya. Alex kemudian meminta maaf pada kakaknya , ia merasa bersalah dan menyesal telah merusakan robot milik kakaknya itu. Tapi kak Niko memeluknya dan berkata ” Alex, kakak tidak marah, tetapi jangan ulangi lagi yah. Harus hati-hati agar mainannya tidak rusak lagi”

Alex gembira. Ia balas memeluk kakaknya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ayah, Alex dan kak Niko lalu berpelukan. Akhirnya, Alex lega karena diampuni. Alex juga bahagia karena telah mengampuni teman-temannya yang telah merusakan robot milik kakaknya.

Refleksi : Sudahkah aku bersikap mengampuni terhadap teman di sekolah dan keluargaku di rumah?

Doa : Tuhan Yesus yang baik berilah aku rahmat Mu selalu, agar aku dapat murah hati dan berani mengampuni setiap orang yang bersalah kepadaku. Seperti Bapa di Sorga yang selalu mengampuni. Amin.

Aksi : Ketika ada temanku atau keluargaku yang melakukan kesalahan padaku, aku tidak boleh membencinya. Aku harus mengampuninya.

Fransiskus Mura, S.Fil ( GAK Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Pekan Prapaskah I (U)

Bac. Yun 3:1-10, Luk. 11:29-32

Tanda Yunus

11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, a dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”

TANDA KASIH TUHAN“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Luk. 11: 29)

Anak-anak yang terkasih

Tuhan mengasihi dan menghendaki kita taat dan setia kepada kehendakNya, tetapi kita sering mengabaikannya. Masih sering kita jumpai orang -orang yang kurang peduli terhadap sesame, dan ligkungannya. Akibatnya adalah permusuhan sehingga kita hidup jauh dari kedamaian. Penduduk kota Niniwe di jaman dulu pernah berbuat dosa tetapi mereka bertobat dan menerima Tanda dari Nabi Yunus. Dari tanda Nabi Yunus, Yesus dalam bacaan Injil hari ini menyatakan bahwa orang-orang baik di Niniwe menjadi milik Tuhan. Walaupun mereka tidak menyadari keselamatan itu. Saat ini sebagai orang beriman tanda kehadiran Tuhan yang menyelamatkan bisa kita rasakan melalui orang tua, guru, dan teman-teman. Tuhan Yesus menghendaki kita bekerja sama dan melakukan kebaikan kepada semua orang tanda membedakan suku, ras dan agama sehingga hidup kita akan damai sejahtera.

Refleksi:

Apakah aku mampu merasakan kebaikan Tuhan melalui orang tua, guru dan teman-teman?

Doa:

Allah yang Mahabaik, kami beryukur atas kebaikanmu yang bisa kami rasakan memalui orang tua yang merawat dan membimbingku. Bantulah aku untuk dapat bersikap baik kepada para guru dan teman-teman. Amin.

Aksi:

Ucapakan terima kasih kepada orang yang terlah membantumu.

Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)

Pekan Prapaskah I (U)

St.Agnes dari Praha

Bac. Est. 4:10a, 10c-12, 17-19. Mat. 7:7-12

Hal pengabulan doa

7:7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; q carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. 7:12 “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

MOHON ROH KEBAIKAN

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah , maka pintu akan dibukakan bagimu. 

Anak-anak yang terkasih

Ada sebuah kisah seorang anak namanya Boni yang pintar tetapi sering kali tidak mau memaafkan ketika temannya melakukan kesalahan. Saat bermain dilapangan tanpa sengaja Rio bertabrakan dengan Boni sehingga ia jatuh ke tanah. Rio berusaha menolong agar Boni bisa bangun, tetapi Boni marah kepada Rio dan memukulnya. Akibatnya Rio menangis kesakitan, lalu datangnya ibu guru membantu Rio dan Boni menyelesaikan masalahnya. Boni tetap tidak mau memaafkan dan minta maaf. Boni mengatakan saya membalas kesalahan yang dilakukan Rio. Akhirnya Boni di bawa ke ruang bimbingan konseling agar Boni lebih tenang dan menyadari perbuatannya. Orang tua Boni, akhirnya datang ke selolah untuk membantu Boni agar Boni menjadi anak yang lebih baik lagi ke depannya. Dari kisah ini kita belajar bahwa seandainya Boni dari awal memaafkan Rio maka orang tua Boni tidak perlu datang ke sekolah karena masalah bisa di selesaikan.

Bacaan hari ini Tuhan Yesus mengajak kita menjadi orang beriman yang baik. Menjadi orang yang baik salah satunya adalah mau memaafkan teman yang bersalah kepada kita. Tuhan Yesus senantiasa menganugerahi Roh Kebaikan, yang mendorong kita untuk mlakukan perbuatan baik. Mintalah maka Tuhan akan memberikan, permintaan kita pasti akan dikabulkan Tuhan seturut kehendak Tuhan sendiri.

Refleksi:

Apakah aku sudah menjadi pembawa kebaikan bagi orang lain?

Doa:

Allah yang Mahabaik, Ajarilah kami untuk melihat kebaikan orang lain yang setiap hari kami jumpai dan bantulah kamu menjadi anak yang rendah hati mau memaafkan orang lain yang bersalah kepada kami. Amin.

Aksi:

Sapalah dan doakanlan temanmu yang jarang kamu ajak bermain bersama.

Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)

Bac Yeh. 18:21-28. Mat 5: 20-26

5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

JALAN PERDAMAIAN

Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan”

Anak-anak yang terkasih Orang beriman yang benar ditunjukkan dengan perkataan dan sikap yang dilakukan setiap hari. Mengingat-ingat kesalahan orang lain adalah sikap yang tidak benar sebagai pengikut Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengajarkan untuk mengampuni dan mendoakan orang yang membenci kita, dengan demikian kita bisa bermain dan bekerja sama dengan teman. Pada masa pertobatan ini hendaknya kita setiap hari berpantang mengurangi sesuatu yang menyenangkan dan melakukan amal dan tindakan kasih. Kita bisa membiasakan diri untuk berdoa dan beribadah, melakukan tindakan baik, dan mendoakan orang. Dengan demikian masa pertobatan ini menjadikan kita pribadi yang lebih baik seturut kehendak Tuhan Yesus.

Refleksi:

Apakah kita sudah menjadi pembawa kedamaian bagi orang lain.

Doa:

Allah yang Mahabaik, ampunilah kami jika sering kali mengingat-ingat kesalahan orang lain. Ajarilah kami untuk selalu menjadi pembawa damai bagi keluarga dan sesam. Amin.

Aksi:

Lakukan tindakan amal dan kasih kepada orang-orang yang sering kita jumpai.

Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)

Prapaskah 1: Mat 5:43-48 “Yesus dan hukum Taurat”

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak c  Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Mengasihi Sesama

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat 5: 44)

Rani adalah siswa TK. Rani sering mengganggu teman yang sedang bermain atau belajar. Sehingga teman-temannya merasa terganggu dan tidak menyukai Rani. Didi adalah salah satu teman yang sering diganggu oleh Rani. Didi merasa sedih dan marah sehingga ia tidak mau bermain dengan Rani. Sasa adalah teman baik Didi. Sasa adalah anak yang suka membaca Kitab Suci sehingga ia bisa membedakan sikap baik dan buruk. Sasa menasehati Didi agar mereka bermain bersama Rani dan tidak saling bermusuhan satu dengan yang lain. Sasa juga mengingatkan Rani agar tidak mengganggu Didi lagi. Mereka mendengarkan nasehat Sasa. Didi dan Rani saling memaafkan satu sama lain dan akhirnya mereka berteman dan bermain bersama.

Anak-anak, apakah kalian mengasihi teman-teman kalian? Apa yang sering kalian lakukan bersama? Apakah kalian pernah bertengkar? Apa yang kalian lakukan jika kalian bertengkar?

Anak-anak, hari ini Yesus mengajak kita untuk mengasihi sesama kita, guru, teman, petugas kebersihan, dan petugas keamanan yang ada di sekitar sekolah kita. Bahkan Yesus pun mengajak kita untuk mengasihi musuh kita dan mendoakan orang yang telah menyakiti kita sebagai ungkapan kasih yang indah. Bapa kita di surga itu sempurna karena Dia memiliki kasih, bahkan Dia sendirilah kasih itu. Kalau kita memiliki kasih, kita bisa menikmati kesempurnaan dari segala sesuatu yang kita kasihi.

Marilah kita, bersikap mengasihi seperti Tuhan yang telah mengasihi kita. Contoh perbuatan kasih adalah berbicara dengan kasih orang tua, teman, dan guru; melakukan perbuatan dengan kasih seperti membantu teman yang membutuhkan, memaafkan teman yang bersalah kepada kita serta meminta maaf apabila kita melakukan kesalahan.

Refleksi: Apakah aku telah mengasihi sesama dan mendoakan orang yang menyakitiku?

Doa: Ya Tuhan, bantulah kami untuk menjadi anak yang bisa mengasihi seperti Engkau telah mengasihi kami. Jadikanlah kami pembawa kasih-Mu dan membagikannya kepada sesama. Amin.

Aksi: Aku ingin mengasihi sesamaku.

Theresia Rosa Oktaviani, S.Ag (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Minggu Prapaskah II: Mat 17:1-9 “Yesus dimuliakan di atas gunung”

17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. 17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. 17:3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. 17:4 Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” 17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” 17:6 Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. 17:7 Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!” 17:8 Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri. 17:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”

Kemuliaan Yesus

Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.” (Mat 17: 4)

Setiap hari Minggu pagi Mikael bangun lebih pagi dan ia sangat bersemangat. Setelah berdoa, ia bergegas mandi dan bersiap untuk pergi ke gereja bersama papa dan mama. Di gereja, Mikael selalu berdoa dan mengikuti perayaan Ekaristi dengan bersungguh-sungguh dan sikap sopan. Ia juga berpartisipasi dalam berdoa, berlutut, berdiri, dan bernyanyi dengan sukacita. Ia memuliakan nama Tuhan melalui doa, nanyian, dan sikapnya saat di gereja.

Anak-anak yang terkasih, apakah sikap Mikael sudah menunjukkan sikap yag memuliakan Tuhan? Bagaimana sikap kalian saat berada di gereja? Apakah kalian sudah mengikuti Ekaristi dengan sikap yang bersungguh-sungguh? Sikap Mikael dalam cerita di atas adalah contoh sikap yang memuliakan nama Tuhan. Ketika kita sedang berdoa di gereja dan mengikuti misa, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, berpartisipasi dengan berdoa, bernyanyi, dan bersikap tenang dan sopan. Maka marilah kita mencontoh sikap Mikael dalam memuliakan nama Tuhan.

Refleksi: Sudahkah aku memuliakan nama Tuhan saat mengikuti perayaan Ekaristi?

Doa: Tuhan Yesus, bantulah aku untuk dapat memuliakan namaMu dengan mengikuti misa secara sungguh-sungguh. Amin.

Aksi: Aku ingin berdoa dan mengikuti perayaan Ekaristi dengan sungguh-sungguh.

Theresia Rosa Oktaviani, S.Ag (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Minggu Prapaskah II: Luk 6:36-38 “Hal Menghakimi”

6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”6:37 “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang, dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu

Murah Hati Seperti Bapa

“Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”

(Luk 6: 37)

Di sekolah Luna diadakan lomba menyanyi. Salah satu peserta lomba menyanyi adalah Luna. Ini adalah pengalaman pertama Luna mengikuti lomba menyanyi. Meskipun sudah berlatih dengan baik, namun ia merasa sedikit cemas menunggu gilirannya tiba. Saat namanya dipanggil untuk naik ke panggung, kakinya gemetar dan lupa lagu yang akan dia nyanyikan. Teman-temannya menertawakan Luna sehingga ia merasa sedih. Ibu guru menghampiri dan menyemangati Luna agar tidak bersedih lagi. Ibu guru juga mengingatkan teman-teman Luna untuk tidak menertawakan teman karena membuat mereka bersedih.

Anak-anak yang baik, apabila ada teman kalian yang melakukan kesalahan, apa yang akan kalian lakukan? Dalam cerita, teman-teman Luna menertawakan Luna saat dia lupa lagu yang akan dinyanyikan. Sikap teman-teman Luna adalah sikap yang tidak boleh dicontoh. Hari ini Yesus mengajarkan tentang sikap murah hati. Kita semua diajak untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Yesus pun mengajarkan kepada kita untuk tidak mudah menghakimi dan mempersalahkan teman yang melakukan kesalahan. Marilah kita bersikap murah hati terhadap orang-orang di sekitar kita dan tidak menghakimi atau mencela teman kita.

Refleksi: Sudahkah aku bersikap murah hati terhadap teman di sekolah?

Doa: Ya Bapa, berikanlah kami dengan hikmat dan kebijaksanaanMu agar kami mampu berlaku murah hati terhadap sesama. Amin.

Aksi: Ketika ada temanku melakukan kesalahan, aku tidak menertawakan dia. Aku menghibur temanku.

Theresia Rosa Oktaviani, S.Ag (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Prapaskah II: Mat 23:1-12

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 “Ahli-ahli Taurat  dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat  orang; mereka memakai tali sembahyang  yang lebar dan jumbai  yang panjang; 23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;  23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.  23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Sikap Melayani

Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”. (Mat 23: 11 – 12)

Roni dan teman-teman sedang membuat prakarya. Ibu Rosa meminta anak-anak untuk bekerjasama membuat mobil-mobilan dari kardus. Setiap anak mengerjakan bagian masing-masing. Roni mendapat bagian membuat roda mobil. Ricky menggunting kardus untuk membuat badan mobil. Roni sibuk mengomentari kelompok lain sehingga ia tidak mengerjakan bagiannya dengan baik. Tidak terasa waktu yang diberikan Ibu Rosa untuk membuat mobil mainan sudah habis. Mobil mainan kelompok Roni belum selesai dan tidak memiliki roda. Roni menyalahkan Ricky dan melaporkan Ricky kepada Bu Rosa. Bu Rosa menanyakan tugas masing-masing anak. Ricky menjelaskan bahwa tugasnya membuat badan mobil dan Roni membuat roda mobil. Bu Rosa bertanya, “Mengapa Roni tidak melakukan tugasnya dengan baik?” Teman-teman dari kelompok lain mengatakan bahwa Roni tidak fokus dan hanya mengomentari kelompok mereka. Ibu Rosa mengingatkan Roni untuk lebih fokus dalam mengerjakan tugasnya dan tidak mengomentari pekerjaan orang lain. Roni meminta maaf kepada Bu Rosa dan Ricky atas sikapnya yang tidak baik.

Anak-anak, kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang banyak bicara tetapi sedikit bekerja dan orang yang berbuat tidak sesuai dengan perkataannya.

Hari ini, Yesus mengajarkan kita agar menunjukkan kesamaan antara perkataan dan perbuatan. Yesus mengajak kita untuk melakukan apa yang kita katakan dan harus bertanggung jawab terhadap perkataan kita. Maka hendaknya kita tidak mengomentari pekerjaan orang lain, namun harus berusaha agar apa yang kita katakan dapat kita lakukan dengan baik.

Refleksi: Apakah selama ini aku sudah melakukan apa yang aku katakan?

Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami untuk menghayati berbagai kebenaran dan kebaikan yang kami peroleh dalam hidup kami agar kami bisa saling membantu dan melayani. Amin.

Aksi: Aku ingin membantu teman

Theresia Rosa Oktaviani, S.Ag (Tim Laurensia Suvarna Sutera)

Prapaskah 1I: Mat 20: 17-28

20:17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 20:18 “Sekarang kita pergi ke Yerusalem   dan Anak Manusia  akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 20:19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah, dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan. 20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 20:21 Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” 20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” 20:23 Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku  memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.  20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,  20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 20:28 sama seperti Anak Manusia  datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani  dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan  bagi banyak orang.

Melayani dengan hati

Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat 20: 28)

Ibu Tina adalah guru TK yang sudah mengajar sangat lama. Ibu Tina selalu membimbing anak-anaknya dengan penuh kasih. Suatu hari Doni sedang bermain di halaman sekolah. Ia berkejar-kejaran dengan Joe. Karena tidak berhati-hati kaki Doni tersandung dan jatuh sehingga lututnya terluka dan berdarah. Doni menangis kesakitan. Ibu Tina segera menolong Doni dengan menggendong Doni dan membawanya ke kelas untuk diobati. Ibu Tina dengan hati-hati membersihkan luka Doni dan mengobati lukanya. Ibu Tina juga menenangkan Doni agar Doni tidak menangis lagi. Doni merasa bersyukur memiliki guru yang sangat mengasihinya. Ia mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tina.

Anak-anak, Sekarang amatilah gurumu! Apa yang sudah guru lakukan kepadamu? Para guru adalah contoh seseorang yang melayani anak-anak dengan hati. Para guru mengajarkan banyak hal kepada anak-anak. Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita untuk saling melayani satu sama lain seperti Ibu Tina yang melayani dengan tulus. Yesus juga memberikan contoh dengan melayani orang-orang yang minta disembuhkan. Selain itu Yesus juga melayani para muridnya dengan membasuh kaki mereka. Sebagai murid Yesus kita wajib meneladaniNya dengan membantu keluarga, teman, dan guru dengan hati yang tulus.

Refleksi: Apakah selama ini aku sudah melayani/membantu keluarga, teman, dan guruku dengan tulus?

Doa: Bapa di surga, terimakasih untuk damai yang aku rasakan. Ajarlah aku untuk memiliki hati seperti Yesus, agar aku mampu melayani sesamaku dengan hati tulus. Amin.

Aksi: Aku ingin membantu teman

Theresia Rosa Oktaviani, S.Ag (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Prapaskah 1I: Lukas 16:19-31 (Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin)

16:19 “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 16:30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

Mengasihi Orang Miskin

” Tetapi Abraham berkata, Anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.”(Lukas 16:25)

Willy seorang anak TK yang sering mengganggu teman-temannya di kelas. Ia juga tidak mau membantu temannya yang kesusahan. Jika ada temannya yang sakit, Willy tidak peduli. Dia tidak pernah ikut bersama teman-teman untuk mengunjungi teman yang sakit. Semua teman menjadi sedih dan kecewa pada Willy.  Suatu hari Bu Guru memberikan tugas pada anak-anak untuk membawa makanan untuk berbagi dengan teman. Makanan tersebut akan dikumpulkan dan dimakan bersama-sama. Semua siswa membawa makannya dari rumah.  Mereka membawa beragam makanan untuk berbagi. Willy hari itu tidak membawa makanan. Ia takut dimarahi Ibu guru. Willy diam saja di kursinya. Ibu guru menyuruh anak-anak meletakkan makanannya di suatu meja untuk dimakan bersama. Semua siswa meletakkan makanan yang mereka bawa di meja yang telah disediakan dan mulai berbagi dengan temannya, kecuali Willy. Jane mengatakan kepada Willy bahwa Willy tidak boleh ikut makan karena ia tidak membawa makanan untuk berbagi. Willy merasa sedih. Bu guru melihat Willy dan menghampirinya. Ibu guru bertanya,” Ada apa Willy, mengapa kamu tidak ikut makan bersama teman-temanmu?” Willy tidak menjawab dan mulai menangis. Ibu guru berusaha menenangkannya. Willy menceritakan bahwa ia lupa tidak membawa makanan dan Jane mengatakan bahwa ia tidak ikut makan bersama. Kemudian Bu Guru pun menasehati anak-anak untuk saling peduli kepada satu sama lain dan meminta anak-anak agar mau berbagi makanan dengan Willy. Akhirnya, teman-teman membagi makanannya dengan Willy. Mereka semua makan dengan gembira.

Anak-anak, teman yang kesusahan harus dibantu. Kita harus peduli pada teman-teman kita. Tidak boleh mau menang sendiri dan mau senang sendiri. Marilah kita peduli pada siapa saja yang ada di sekitar kita.

Refleksi: Anak-anak, bacaan injil hari ini mengajarkan pada kita pentingnya sikap saling peduli pada siapapun di sekitar kita. Kita harus saling menolong orang yang membutuhkan dengan penuh belas kasih dan tanpa mengharapkan balasan.

DOA. Tuhan, ajarilah kami untuk selalu berbelas kasih pada sesama kami. Bantulah dan sertailah kami untuk selalu setia melakukan perbuatan-perbuatan baik. Demi namaMu. Amin.

Aksi: Membantu sesama yang membutuhkan.

Fransiskus Mura, S.Fil (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Prapaskh I1: Matius 22:33-43 ,45-46. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.

21:33 “Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 21:34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 21:35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 21:36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 21:37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 21:38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 21:39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” 21:41 Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” 21:42 Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. 21:45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. 21:46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

SELALU BERTANGGUNGJAWAB DAN SETIA

“Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya tepat pada waktunya”. (Matius 22:41)

Mira dan Lusi adalah teman akrab, mereka berdua satu kelas di TK tempat mereka sekolah.  Suatu hari, Lusi baru saja dibelikan majalah anak-anak oleh Papanya. Ia senang sekali dan membawanya ke sekolah. Majalah itu dilihat oleh Mira. Mira juga tertarik lalu meminta izin pada Lusi untuk meminjamnya. Lusi berkata ” Mira, aku belum selesai membaca majalahnya, tapi kalau kamu mau, boleh kamu membacanya lebih dulu. Tapi janji yah, jangan rusak apalagi hilang. Biar nanti setelah kamu baca, aku bisa membacanya juga. Ini kupinjamkan”.

Mendengar itu Mira senang sekali. Ia lalu membawa majalah tersebut ke rumahnya. Tapi sampai di rumah, Mira tidak segera membacanya. Ia malah asik main HP. Majalah Lusi diletakan saja di ruang tamu. Ia lupa akan janjinya pada Lusi. Suatu hari, adik Mira tidak sengaja menumpahkan susu ke majalah tersebut. Majalah anak-anak itu akhirnya basah dan sobek. Juga dipakai main oleh adiknya Mira.

Suatu hari di sekolah, Lusi menanyakan majalahnya. ” Mir, majalahnya sudah kamu baca, jika sudah tolong kembalikan yah, agar aku bisa baca. Aku udah penasaran banget nih sama cerita negeri dongeng dan penyihirnya” kata Lusi. Mira terdiam dan tidak berani berkata apa-apa. Ia langsung lari menjauhi Lusi. Sementara itu Lusi terdiam dan bertanya-tanya mengapa Mira demikian.

Hari berganti hari, Lusi terus-terusan menanyakan majalahnya yang dipinjam Mira. Tapi Mira selalu menghindar dan tidak mau bertanggung jawab. Lusi menjadi sedih dan kesal. Ia berjanji tidak akan meminjamkan apapun kepada Mira lagi.

Anak-anak terkasih pesan Injil hari ini: Tuhan mau mengajarkan kita untuk setia dan bertanggung jawab dengan penuh kesadaran. Tuhan selalu memberikan kesempatan kepada kita agar selalu melakukan tugas dan tanggung jawab dan setia dalam melakukan tugas. Maka marilah kita belajar untuk setia dan bertanggung jawab.

Refleksi : Apakah aku sudah setia dan bertanggungjawab?

Doa. Tuhan, ajarilah kami untuk selalu setia dan bertanggung jawab akan tugas di setiap kesempatan yang telah Engkau berikan pada kami. Semoga kami bisa menepati janji dan bertanggung jawab. Amin.

Aksi: Selalu bertanggung jawab dalam melakukan tugas, baik di rumah maupun di sekolah.

Fransiskus Mura, S.Fil (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Prapaskah 1I: Lukas 15:1-3, 11-32. Perumpamaan tentang anak yang hilang.

15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” 15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 15:11 Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”.

BERANI MENGAKUI KESALAHAN

Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.” (Lukas 15:21).

Agnes sangat menyukai kelinci milik tetangganya. Ia sering melihat tetangganya membawa kelinci itu jalan-jalan keliling komplek rumah mereka. Suatu hari, Agnes meminta Papanya membelikan kelinci untuknya. Papa Agnes berkata, “Papa akan membelikan Agnes kelinci. Tapi, apakah Agnes yakin akan memeliharanya dengan baik? Kelinci harus dirawat dengan baik. Kelinci harus diberi makan dan kandangnya juga harus selalu dibersihkan supaya kelincinya sehat dan cepat besar.” “Pasti dong, Papa!” Agnes menjawab dan menunjukkan jempolnya sambil tersenyum.

Keesokan harinya Papanya pulang dari kantor dan membawa seekor kelinci yang lucu. Agnes sangat senang mendapat kelinci itu. Setiap hari ia bermain dengan kelinci kesayangannya. Tapi lama kelamaan Agnes mulai bosan dengan kelincinya. Ia tidak suka lagi merawat kelinci itu. Ia juga tidak pernah bermain dengan kelincinya. Karena kelincinya tidak dirawat, maka kelinci itu sakit. Papa menegur Agnes karena tidak merawat dengan baik. Agnes menyesal dan meminta maaf kepada papa.

Papa Agnes memaafkannya dan berkata kepadanya bahwa papa merasa senang Agnes telah sadar atas kesalahan yang dilakukan. Agnes bersyukur memiliki papa yang baik.

Anak-anak, injil hari ini Tuhan ingin kita untuk selalu dekat dengan Dia. Tuhan selalu mengampuni kesalahan dan dosa kita, asal kita mau datang padaNya dan meminta maaf dengan rajin berdoa setiap hari.

Refleksi: Apakah aku berani mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kesalahanku?

Doa. Tuhan Yesus, ajarilah kami unttuk selalu dekat denganMu bila kami salah, ajari kami untuk meminta maaf, tuntunlah kami untuk selalu mencari dan mememukanMu.

Aksi: Selalu meminta maaf ketika aku melakukan kesalahan.

Fransiskus Mura, S.Fil (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Minggu Prapaskah III. Yohanes 4:5-42 atau 4:5-15, 19b-26, 39a, 40-42.

4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. 4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” 4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. 4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) 4:10 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” 4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” 4:13 Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” 4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” 4:16 Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” 4:17 Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, 4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” 4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. 4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” 4:21 Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. 4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. 4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” 4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” 4:26 Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” 4:27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” 4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: 4:29 “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” 4:30 Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. 4:31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: “Rabi, makanlah.” 4:32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” 4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” 4:34 Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. 4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. 4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. 4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. 4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” 4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” 4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. 4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, 4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.”

MENGASIHI TANPA MEMANDANG PERBEDAAN

“Berilah Aku Minum”. (Yohanes 4:7)

Hari minggu kemarin, anak-anak sekolah minggu melakukan kunjungan ke panti asuhan. Peter dan Budi juga ikut dalam kegiatan tersebut. Mereka ditemani oleh kakak-kakak pengajar sekolah minggu dan guru sekolah Minggu.  Sampai di Panti Asuhan, Budi dan Peter bertemu dengan Aldi. Aldi sudah lama tinggal di panti asuhan itu. Ayah dan ibunya sudah meninggal karena bencana banjir yang melanda kampungnya beberapa tahun silam. Aldi tidak punya siapa-siapa. Ia kemudian dirawat oleh suster-suster di Panti Asuhan. Di Panti Asuhan, Aldi bertemu dengan teman-teman yang bernasib sama dengannya. Budi dan Peter merasa sedih mendengar cerita Aldi. Mereka juga sedih, karena melihat Aldi tidak punya mainan bagus dan banyak milik mereka. Setelah mendengarkan cerita Aldi, mereka menghibur dan berjanji akan mengunjunginya ketika libur sekolah nanti. Budi dan Peter membawa mainan, makanan, dan pakaian yang layak untuk diberikan pada Aldi dan teman-temannya. Budi dan Peter menjadi sahabat Aldi.

Tuhan mengajarkan kita untuk membantu dan peduli dengan orang di sekeliling kita, apapun kondisinya dan dari manapun asalnya. Mari kita selalu peduli dan siap membantu sesama yang membutuhkan pertolongan.

Refleksi: Apakah aku sudah menunjukkan sikap peduli kepada sesama di sekitarku?

Doa. Tuhan Yesus, kuatkan dan ajarlah kami untuk selalu peduli dengan orang-orang di sekeliling kami khususnya mereka yang sedang susah. Amin

Aksi. Mengunjungi Panti Asuhan dan membawa hadiah untuk anak-anak panti asuhan.

Fransiskus Mura, S.Fil (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Prapaskah III. Lukas:  4 :24-30

4:24 Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” 4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

MARI MENDOAKAN ORANG YANG TIDAK MENGHARGAI KITA

” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya”.

(Lukas 4:24).

Sekolah Grace mengadakan lomba mewarnai di sekolah. Grace mendaftarkan diri dan berlatih dengan tekun.  Michelle juga mendaftar dan berlatih dengan tekun setiap hari. Tibalah saat perlombaan dimulai. Mereka menampilkan kemampuan untuk mewarnai dengan baik.

Setelah lomba selesai, semua siswa berkumpul di aula untuk mendengarkan pembacaan pemenang lomba mewarnai. Ibu Guru mengumumkan juara lomba mewarnai. Juara tiga diraih oleh Viona, juara dua diraih oleh Grace, dan juara satu diraih oleh Michelle. Mereka bertiga dipersilahkan naik ke atas panggung dan menerima piala. Michelle merasa sangat bahagia. Dalam hatinya ia bersyukur pada Tuhan. Ia juga bangga pada dirinya karena telah berlatih dengan tekun hingga menang. Sementara Grace merasa kesal, karena bukan dia yang menjadi juara satu. Ia menganggap bahwa dialah yang lebih hebat mewarnai daripada Michelle. Grace merasa tidak suka atas kemenangan Michelle. Grace juga tidak mau bersalaman dengan Michelle karena ia iri kepada Michelle. Michelle sangat sedih karena Grace bersikap seperti itu.

Sampai di rumah, Michelle menceritakan kejadian di sekolah pada mamanya. Mamanya berkata,” Michelle, kadang kita tidak dihargai oleh orang-orang di sekitar kita. Namun sebaiknya kita mendoakan dan mengampuninya. Jangan ikut-ikutan membenci. Tetapi, Michelle harus berani menunjukkan sikap menghargai pada orang lain”. Michelle memaafkan Grace dan berjanji untuk tidak membenci Grace namun tetap berbuat baik kepada Grace.

Kadang kita tidak dihargai oleh orang-orang di sekitar kita. Jangan bersedih. Tetaplah melakukan perbuatan baik di mata Tuhan dan sesuai ajaran Tuhan Yesus. Mari mendoakan mereka yang tidak menghargai kita.

Refleksi: Apakah aku sudah menghargai orang lain? Apakah aku sudah mendoakan orang yang tidak menghargaiku?

Doa. Tuhan, ajarilah kami tabah dan sabar ketika kami tidak dihargai. Semoga kami tetap setia berpegang pada ajaran dan perintahMu. Amin

Aksi. Mendoakan orang yang tidak menghargaiku.

Fransiskus Mura, S.Fil (Tim Sekolah Santa Laurensia Suvarna Sutera)

Pekan Prapaskah III

Bacaan : Daniel 3:25.34-43, Matius 18:21-35

Injil Matius 18:21-35

21Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika berbiuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” 22Yesus berkata kepadanya “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.23 Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24 Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak istri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. 26Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya ; Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28Tetapi Ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 29Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. 31Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. 33Bukankah engkaupun harus mengasihi kawanmu seperti aku telah mengasihi engkau? 34maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35Demikianlah Bapa-Ku yang di Surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”

Saling Mengampuni

Yesus berkata kepadanya “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

(Matius 18:22)

Pada waktu istirahat sekolah, anak-anak di TK Melati sedang asyik makan bekal yang dibawa mereka dari rumah. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki bernama Janos berlari cepat-cepat dan menabrak Anna yang sedang makan. Tentu saja makanan Anna tumpah berhamburan di lantai. Anna kaget dan menjadi marah pada Janos. Ia marah karena ia suka sekali makanan itu dan sekarang tidak ada lagi makanan yang bisa dimakan karena sudah kotor.

Janos cepat-cepat minta maaf pada Anna tetapi Anna tidak mau mendengarkanya. Anna membuang muka dan berkata bahwa dia tidak mau berteman lagi dengan Janos.

Ketika ibu guru melihat mereka, ibu guru bertanya tentang apa yang terjadi. Dengan muka kesal Anna berkata “Bu guru Janos nakal , dia berlari-lari di dalam kelas dan menabrak saya, makanan saya jadi tumpah semua.” Ibu guru lalu bertanya kepada Janos, “Kenapa kamu berlari di dalam kelas Janos?”

Maaf bu, tadi saya tidak tahan mau buang air kecil jadi saya berlari mau ke toilet dan tidak sengaja menabrak Anna”, jawab Janos dengan muka bersalah.

Nah Anna ketika ada seseorang berbuat salah dan ingin meminta maaf kamu harus memaafkannya. Tadi Janos tidak sengaja menabrakmu karena ia sedang cepat-cepat mau buang air. Kamu harus mengerti dan berlapang dada ya…. Dan untuk Janos lain kali harus lebih berhati-hati , jangan berlari-lari di dalam kelas!”, ibu guru menasehati Anna dan Janos.

Janos sekarang kamu minta maaf sekali lagi pada Anna,“perintah bu guru pada Janos. “Baik bu guru. Maafkan aku ya Anna, lain kali aku akan lebih berhati-hati. Aku akan berbagi setengah makananku untuk kamu” kata Janos.

Iya Janos aku memaafkan kamu. Terima kasih juga kamu sudah mau berbagi makanan untuk aku ya” kata Anna dengan tulus hati.

Lalu Anna dan Janos berbaikan kembali dan makan bersama.

Refleksi :

Apakah aku mau berlapang dada bila ada orang yang bersalah kepadaku?

Doa :

Tuhan bantulah aku untuk dapat mengampuni orang yang bersalah kepadaku dan juga mau minta maaf bila aku berbuat salah. Amin.

Aksi :

-Aku harus berani meminta maaf kalau melakukan kesalahan

-Aku harus tulus hati memaafkan kesalahan orang lain.

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah III

Bacaan : Ulangan 4:1.5-9, Matius 5:17-19

Injil Matius 5:17-19

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-muridNya, 17“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19Karena itu, siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga”

Yesus menggenapi hukum taurat dengan hukum cinta kasih.

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya

(Matius 5:17)

Ada sebuah cerita tentang tiga sahabat, Jean, Carina dan Stacey. Mereka selalu ramah, baik hati, dan suka menolong. Tidak hanya itu mereka juga rajin ke Gereja.

Pada suatu hari ketika mereka sedang asyik bermain di taman, tiba-tiba ada seorang nenek tua yang terjatuh. Kaki nenek itu terantuk batu dan berdarah. Jean segera berlari pulang mengambil betadine, kapas dan plester. Sedangkan Carina dan Stacey menemani dan menghibur nenek itu. Setelah Jean kembali, mereka segera membersihkan dan membalut lukanya.

Ternyata nenek tinggal tidak jauh dari taman. Dengan senang hati ketiga sahabat itu mengantar nenek pulang ke rumahnya. Nenek senang sekali dan mengucapkan terima kasih. Ia kagum pada ketiga anak itu karena mereka sangat baik hati..

Refleksi :

Anak, anak yang terkasih, sudahkah kita bersikap seperti ketiga teman kita dalam cerita di atas hari ini? Ringan tangan untuk menolong, tulus, dan baik hati kepada sesama meskipun kita tidak mengenalnya?

Doa :

Tuhan Yesus, ajarilah kami tentang kasih-Mu yang tulus. Kami rindu bisa mengasihi-Mu dan sesama kami. Amin.

Aksi :

Aku akan selalu berdoa pada Tuhan dan berbuat baik pada semua orang.

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah III

Bacaan : Yeremia 7:23-28, Lukas 11:14-23

Injil Lukas 11:14-23

14Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. 15Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” 16Ada pula yang meminta suatu tanda dari Surga kepada Yesus untuk mencobai Dia. 17Tetapi yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. 18Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. 19Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! 20Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

21Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. 22Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. 23Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, Ia mencerai-beraikan.”

Yesus mengusir setan dengan kuasa Allah

Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

(Lukas 11:23)

Dodo terkenal sebagai anak yang nakal. Ia suka mengganggu teman-temannya di sekolah. Ia tidak mau mendengarkan suara malaikat yang baik tetapi selalu menuruti apa kata iblis. Teman-temannya takut kepadanya. Apalagi tubuh Dodo tinggi dan besar.

Ada satu anak laki-laki yang tidak takut kepada Dodo. Namanya Jeremy. Suatu hari Dodo menantang Jeremy berkelahi, Jeremy tidak mau, karena ia tahu berkelahi itu tidak baik. Dodo terus mengejek Jeremy. Ia mengatakan kalau Jeremy pengecut. Tapi, Jeremy tidak melayani ejekan Dodo. Ia tidak marah dan terus berbuat baik kepada semua orang, termasuk Dodo.

Dodo merasa heran dan bertanya-tanya mengapa Jeremy tidak takut kepadanya, mengapa Jeremy selalu sopan dan ramah walaupun ia selalu mengejeknya. Akhirnya Jeremy memberi penjelasan. Dengan tenang ia berkata kalau dia punya Allah yang jauh lebih hebat dan kuat dari siapapun termasuk iblis dan juga Dodo. Allah selalu mengajarkan bagaimana kita mengasihi sesame. Dodo malu mendengar jawaban Jeremy karena selama ini ia lebih mendengar suara iblis. Sejak saat itu, Dodo berubah sikap. Ia tidak lagi iseng dan nakal. Ia menjadi sahabat Jeremy dan berubah menjadi anak yang baik.

Refleksi :

Anak-anak yang terkasih, sikap Jeremy sungguh luar biasa. Ia tidak takut kepada Dodo. Sebaliknya ia yakin dan percaya kalau Allah di pihaknya, maka tidak ada yang dapat melawannya. Kitapun harus seperti Jeremy. Saat kita takut, khawatir dan bimbang, ingat saja bahwa Allah selalu menyertai kita dan tidak akan ada yang dapat melawan kita.

Doa :

Allah Bapa, buatlah aku selalu percaya bahwa Engkau selalu menyertaiku kapan pun dan dimanapun aku berada.. Amin

Aksi :

Aku akan selalu berbuat baik dan mengandalkan Tuhan

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah III

St. Patrisius, Uskup

Bacaan : Hosea 14:2-10, Markus 12:28b-34

Injil Markus 12:28b-34

28bSekali peristiwa datanglah seorang ahli taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, “Perintah manakah yang paling utama?” 29Jawab Yesus, “Perintah yang paling utama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa. 30Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. 31Dan perintah yang kedua ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini.” 32Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, Guru, tepat sekali apa yang Kau katakana, bahwa Dia itu Esa, dan bahwa tidak ada Allah lain kecuali Dia. 33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada semua kurban bakaran dan persembahan.” 34Yesus melihat betapa bijaksana jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan tak seorangpun berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Hukum yang utama

Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

(Markus 12: 30-31)

Anak-anak yang terkasih pernahkah kamu mendengar dongeng binatang tentang Semut dan Burung Merpati?

Begini ceritanya : Pada suatu hari seekor burung merpati melihat ada seekor semut sedang berjuang supaya tidak tenggelam di atas sungai. Lalu merpati itu tak hanya diam saja. Ia segera memetik sehelai daun di atas pohon dan dijatuhkannya di atas sungai.

“Mut, cepat kau berenang dan naiklah ke atas daun !” teriak merpati.

Semut lantas berenang menuju daun yang dilemparkan si merpati dan naik di atasnya. Semut akhirnya selamat tidak tenggelam di sungai.

Beberapa hari berikutnya semut tadi melihat burung merpati sedang terbang dan hinggap di atas ranting pohon. Ada seorang pemburu binatang sedang mengarahkan senapannya ke arah burung merpati. Si semut ingin menyelamatkan burung merpati, lalu ia menggigit kaki si pemburu binatang. Pemburu kesakitan dan senapannya menembak melesat jauh dari burung merpati. Akhirnya burung merpati selamat dari bidikan pemburu. Burung merpati pun terbang dan berucap, “Terima kasih ya semuutt…kau telah menyelamatkan nyawaku !”

Refleksi :

Anak-anak yang terkasih, dalam cerita tadi kita melihat bahwa awalnya semut dan merpati tidak saling mengenal. Tetapi ketika mereka melihat salah satu dari mereka terancam bahaya mereka segera menolong. Bersikap penuh perhatian pada orang-orang di sekitar kita dan saling tolong menolong seperti burung merpati dan semut dalam dongeng tadi adalah hal yang terpuji. Kalau kita berbuat baik bukan hanya orang-orang di sekitar kita saja yang senang, tetapi Allah Bapa di surga pun ikut senang.

Mari terus berbuat baik, dan Allah akan diam dalam kita. Ia akan terus membangun iman kita dengan Roh Kudus-Nya.

Doa :

Tuhan Yesus yang baik, ajarilah kami untuk peka pada orang-orang di sekitar kami. Beri kami hati yang mencintai mereka dengan tulus hati. Amin.

Aksi :

Aku akan lebih memperhatikan dan lebih ramah kepada orang-orang di sekelilingku

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah III

St. Sirilus dari Yerusalem, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan : Hosea 6:1-6, Lukas 18:9-14

Lukas 18:9-14

9Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, 10”Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini, ‘Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. 12Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.’ 13Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, ‘Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.’ 14Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barang siapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Janganlah sombong

Sebab barang siapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan diri akan ditinggikan.(Lukas 18:14)

Pada tanggal 17 Agustus di sekolah akan diadakan berbagai lomba dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Semua anak gembira dan ingin mengikuti lomba karena banyak hadiah yang menarik. Darius juga ingin mendaftar untuk mengikuti lomba lari. Tapi tiba-tiba James datang dan malah menertawakannya.

Ha…ha…ha….kamu juga mau ikut lomba lari ya? Kamu pasti kalah Darius. Tubuhmu kecil dan kurus. Pasti kamu tidak bisa berlari kencang. Lihat dong…. aku mempunyai badan yang besar dan tinggi. Aku pasti menang. Sudah kamu tidak usah ikut lomba!“, kata James.

Tetapi Darius tetap mendaftar lomba lari itu. Dia rajin berlatih. Sementara itu James malah bermalas-malasan karena ia yakin pasti menang.

Pada hari yang sudah ditentukan James dan Darius sudah bersiap-siap di garis start. James tetap mengejek Darius dan mengatakan kalau Darius akan kalah melawannya. Tetapi Darius tetap tenang ia berdoa dalam hatinya mohon pertolongan Tuhan Yesus. Ketika aba-aba dimulai ternyata Darius berlari sangat kencang dan dapat melewati James. James sangat kaget, dia berusaha mengejar tetapi tidak bisa karena ia kurang berlatih, Akhirnya lomba lari dimenangkan oleh Darius. Semua teman-teman bersorak dan bertepuk tangan untuk Darius. James merasa malu sekali karena selama ini dia sudah menganggap enteng Darius.

Refleksi :

Anak-anak terkasih, Tuhan Yesus tidak suka dengan anak-anak yang sombong. Karena itu, mari kita belajar bersikap rendah hati. Bagaimana caranya? Kalau kita pandai, janganlah pelit untuk berbagi kepandaian kita dengan teman-teman. Kalau kita mendapatkan barang baru , janganlah dipamerkan kepada teman-teman kita. Ingat rendah hati membuat kita disukai teman dan Tuhan.

Doa :

Allah Bapa, ajar kami untuk selalu bersikap rendah hati. Kami rindu nama-Mu dipermuliakan melalui perbuatan kami. Amin.

Aksi :

Aku tidak akan pilih-pilih teman dan mau berbagi mainan dengan semua teman-temanku.

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah IV

Bacaan : Kitab Pertama Samuel 16:1b.6-7.10-13a, Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5:8-14, Yohanes 9:1-41 (singkat Yohanes 9:1.6-9.13-17. 34-3😎

Yohanes 9:1.6-9.13-17. 34-3😎

Sekali peristiwa, 1ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 6Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan membuat lumpur dengan ludah itu, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi 7 dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya ; Yang Diutus. Orang itupun pergi membasuh dirinya, lalu kembali dan dapat melihat kembali. 8Tetapi tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” 9Ada yag berkata, “Benar, dialah ini!”Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan orang itu.” Ia sendiri berkata “benar. akulah dia.”

13Mereka kemudian membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. 14Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. 15Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya dapat melihat.Jawabnya, “Ia mengoleskan lumpur pada mataku,lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” 16Kata Sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Tetapi yang lain berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?”Lalu timbullah pertentangan di antara mereka. 17Kata mereka kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Dia seorang nabi!”

34Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia keluar.

35Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Lalu Yesus bertemu dengan orang itu dan berkata, “Percayakah engkau kepada Putra manusia?” 36Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuan? Supaya aku percaya kepada-Nya.” 37Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” 38Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah Yesus,

Yesus membuat mukjizat menyembuhkan orang buta

Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya ; Yang Diutus. Orang itupun pergi membasuh dirinya, lalu kembali dan dapat melihat kembali

(Yohanes 9:7)

Albert adalah seorang murid TK B. Dia memiliki seorang adik perempuan bernama Alexa yang baru berumur tiga tahun. Albert sangat sayang kepada adik satu-satunya ini. Ia selalu mengajak adiknya bermain bersama, berbagi mainan dan mengajarkan nyanyian-nyanyian baru yang didapatnya di sekolah.

Pada suatu hari ketika Albert sedang belajar, Alexa bermain loncat-loncatan seorang diri di atas tempat tidur. Tiba-tiba Alexa menangis sangat keras. Cepat-cepat ibu dan Albert melihat ke kamar. Ternyata Alexa terjatuh. Ibu menggendong dan memeriksa kakinya. Wah ternyata ada memar dan bengkak. Ibu bergegas ke dokter untuk memeriksa keadaan kaki Alexa.

Albert sedih sekali melihat adiknya yang menangis kesakitan. Ia khawatir kaki Alexa patah. Ia berpikir bagaimana nanti Alexa berjalan, pasti susah sekali atau bagaimana nanti kalau ia ingin bermain di taman.bersamanya pasti tidak sebebas seperti biasanya. Di tengah-tengah kesedihan dan kekhawatirannya Albert ingat akan Tuhan Yesus. Ia berdoa tak henti-henti kepada Tuhan Yesus untuk menolong dan menyembuhkan adiknya. Ia berharap semoga kaki Alexa tidak patah.

Setelah melalui pemeriksaan dokter ternyata diketahui kalau ada sedikit retak pada tulang kaki kiri Alexa. Alexa tidak memerlukan operasi tetapi hanya butuh perawatan di rumah. Albert bersyukur sekali pada Tuhan karena sudah mengabulkan doanya. Selama di rumah Albert membantu ibu untuk menjaga dan merawat adik yang dikasihinya itu.

Refleksi :

Anak-anak yang terkasih, di saat kalian mempunyai keinginan jangan pernah merasa takut kepada Tuhan. Berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia memberikan yang terbaik atas permohonan kita tersebut. Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Baik. Ia tidak pernah mengecewakan kita selama kita hidup benar di hadapan-Nya, Ia pasti menyediakan rencana-Nya yang terbaik untuk kita masing-masing

Doa :

Tuhan Yesus, aku percaya Engkau pasti memberikan yang terbaik untukku. Amin.

Aksi :

Aku akan rajin berdoa kepada Tuhan Yesus

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah IV

Hari Raya St. Yusuf, suami Santa Perawan Maria

Bacaan : Kitab Kedua Samuel 7:4-5a.12-14a.16, Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 4:13.16-18.22, Matius 1:16.18-21.24a

Injil Matius 1:16.18-21.24a

Menurut silsilah Yesus Kristus, 16Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. 18Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

20Tetapi Ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” 24aSesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Santo Yusuf ayah yang setia.

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

(Matius 1:24a)

Di satu perkampungan di kota Jakarta, hiduplah seorang bapak yang bernama pak Adi. Pak Adi adalah seorang ayah yang mempunyai tiga orang anak. Setiap hari ia bangun pagi-pagi sekali, tidak lupa berdoa dan mengucap syukur pada Tuhan. Setelah berpamitan pada istri dan anak-anaknya, lalu ia pergi bekerja. Pak Adi bekerja sebagai petugas kebersihan. Ia bersama petugas kebersihan yang lain akan naik truk dan mengangkut sampah dari rumah ke rumah. Walaupun sampah yang diangkutnya banyak dan bau serta cuaca yang dihadapinya panas atau hujan sekalipun, pak Adi tetap bekerja dengan gembira.

Pak Adi selalu ingin menggembirakan hati istri dan anaknya. Setiap pulang bekerja ia akan membawakan makanan untuk mereka. Ia juga berusaha menabung untuk biaya sekolah anak-anaknya. Pak Adi sangat bertanggung jawab. Ia selalu menjaga istri dan anak-anaknya dan memberikan yang terbaik buat mereka.

Sama seperti Santo Yusuf yang kita peringati hari ini. Ia dengan setia menjaga Bunda Maria dan Yesus anaknya. Ia adalah adalah seorang ayah yang setia, baik, dan murah hati. Santo Yusuf menerima tanggung-jawab panggilannya dengan menjadi bapa pengasuh Yesus Kristus.

Refleksi :

Apakah aku sudah menyayangi ayahku yang bekerja keras dan menjaga keluarga kami selama ini?

Doa :

Ya Allah berilah kesehatan untuk ayahku dan semoga ia selalu setia seperti Santo Yusuf. Amin

Aksi :

Aku mau lebih menyayangi dan menghormati ayah dan ibuku.

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah IV

Bacaan : Yehezkiel 47:1-9.12, Yohanes 5 :1-3a.5-16

Injil Yohanes 5 :1-3a.5-16

1Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. 2Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut betesda; serambinya ada lima 3adan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit, 5Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, Maukah engkau sembuh?”

7Jawab orang sakit itu kepada-Nya “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” 8Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” 9Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. 10Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.”

11Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” 12Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” 13Tetapi orang yang baru sembuh itutidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.

14Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh;jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” 15Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 16Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Penolong orang yang sakit.

Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”

(Yohanes 5:😎

Pada hari Minggu Feli ingin menjenguk, menemani dan membantu Cindi yang sedang sakit di rumahnya. Feli merasa iba karena saat itu Cindi hanya tinggal bersama omanya yang sudah tua karena mama dan papanya sedang keluar kota untuk keperluan mendesak. Ia membawakan buah dan roti untuk Cindi.

Sebelum ke rumah Cindi, Feli bermaksud mengajak Bryan untuk bersama-sama menjenguk Cindi. Tetapi Bryan menolaknya. Ia sedang asyik bermain game kesukaannya.. Bahkan ia marah-marah kepada Feli karena menurutnya Feli sudah mengganggu konsentrasinya bermain game.Akhirnya Feli pergi ke rumah Cindi seorang diri.

Sesampainya di rumah Cindi, oma membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk. Betapa senang hati Cindi ketika melihat Feli yang baik hati menjenguknya. Ia berterima kasih atas perhatian yang diberikan Feli kepadanya. Lalu Feli, Cindi dan oman berdoa kepada Tuhan Yesus agar Cindi segera diberi kesembuhan.

Refleksi :

Anak-anak yang terkasih, di dalam cerita di atas kita melihat bahwa walaupun hari libur, hari dimana bisa bebas bermain, Feli tetap mau menjenguk temannya yang sakit. Dalam bacaan Injil Yesus tergerak hatinya untuk menyembuhkan orang yang menderita sakit meskipun hari itu adalah hari Sabat dan orang-orang marah kepada-Nya. Mungkin kita sering terhalang membantu mama, papa , saudara kita atau terlebih orang yang sedang sakit karena kita sibuk bermain. Hendaknya kita mengutamakan kebutuhan sesama yang mendesak daripada melaksanakan kesibukan atau kesenangan kita.

Doa :

Tuhan Yesus terima kasih atas kesehatan yang kau berikan kepadaku tolong aku agar dapat membantu sesamaku yang sakit . Amin.

Aksi :

Aku mau memberi perhatian pada keluarga dan teman yang sakit.

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah IV

Bacaan : Yesaya 49:8-15, Yohanes 5:17-30

Yohanes 5:17-30

Sekali peristiwa, 17Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” 18Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan Diri-Nya dengan Allah.

19 Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari Diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga dikerjakan Anak. 20Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 21Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. 22Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 23supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barang siapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 24Aku berkata kepadamu: Sungguh, barang siapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 25Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.

26Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam Diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam Diri-Nya sendiri. 27Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. 28Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, 29dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 30Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari Diri-ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakimanKu adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

Anak yang patuh pada orang tua

Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari Diri-ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakimanKu adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

(Yohanes 5:30)

Ilona seorang anak yang penurut. Ia selalu mendengarkan apa yang dikatakan mama dan papa dan melakukannya. Bila tiba waktunya belajar ia akan berhenti bermain, membereskan mainnya dan segera belajar. Jika mama sibuk membereskan rumah Ilona akan segera menolongnya. Setiap Minggu ia selalu ke gereja dan mengikuti bina iman. Sikapnya sehari-hari pun selalu baik dan sopan. Ia disenangi oleh semua orang.

Refleksi :

Anak-anak yang terkasih, bersikap baik dan sopan seperti Ilona adalah hal yang terpuji. Bukan orang-orang di sekitar kita saja yang senang, tetapi Allah Bapa di surga pun ikut senang. Hati kita pun gembira.

Sebaliknya kalau kita berbuat nakal, maka orang-orang di sekitar kita akan merasa kesal. Kita bukan menjadi berkat bagi mereka, tetapi menjadi batu sandungan. Seperti Yesus melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Bapa-Nya, demikian juga seharusnya kita melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Yesus.

Doa :

Tuhan Yesus bimbing aku untuk terus bersikap benar di hadapan-Mu. Aku rindu Roh-Mu tinggal terus di dalamku. Amin

Aksi :

Aku akan selalu menurut apa kata mama dan papa.

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah IV

St. Turibius dari Mogrovejo, Uskup

Bacaan : Keluaran 32:7-14, Yohanes 5:31-47

Yohanes 5:31-47

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, 31”Kalau Aku bersaksi tentang Diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar. 32Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku, dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 33Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes, dan ia telah bersaksi tentang kebenaran. 34Tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. 35Yohanes adalah pelita yang menyala dan bercahaya, dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. 36Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 37Dialah yang bersaksi tentang Aku! Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, 38dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. 39Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup kekal. Tetapi walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

41Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. 42Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. 43Aku datang dalam nama Bapa-Ku, dan kamu tidak menerima Aku. Jikalau orang lain datang atas Namanya sendiri, kamu akan menerima dia. 44Bagaimanakah kamu dapat percaya, karena kamu menerima hormat seorang dari orang lain tetapi tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? 45Jangan kamu menyangka bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapan. 46Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab Musa telah menulis tentang Aku. 47Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulis oleh Musa, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Aku katakan.”

Menjadi saksi Kristus

Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku, dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.

(Yohanes 5:32)

Vrisca dan Morgan adalah teman baik. Suatu hari Vrisca sangat sedih, Morgan bertanya apa yang menyebabkannya sedih. Ternyata sudah dua hari mama Vrisca sakit, ia sangat khawatir akan keadaan mamanya.

Morgan teringat akan pengalamannya ketika sakit. Waktu itu ia tidak berhenti berdoa kepada Tuhan Yesus untuk meminta kesembuhan. Morgan sangat percaya kepada Tuhan Yesus. Dan ternyata Tuhan Yesus sungguh baik dan mengabulkan doanya. Ia sembuh dari sakit. Lalu Morgan meminta Vrisca untuk berdoa kepada Tuhan Yesus untuk meminta kesembuhan mamanya. Vrisca berterima kasih pada Morgan karena sudah mengingatkannya untuk berdoa dan selalu mengandalkan Tuhan Yesus..

Refleksi :

Anak-anak terkasih, apakah kita sudah seperti Morgan, percaya dan mau bersaksi pada orang lain tentang kebaikan Tuhan Yesus?

Doa :

Tuhan Yesus, terima kasih atas kesempatan yang kau berikan untuk kami bersaksi bagi-Mu. Bentuklah kami selalu, agar dapat menjadi contoh yang baik bagi sesama. Amin.

Aksi :

Aku mau berusaha berbuat baik dan berkata sopan pada semua orang sehingga mereka pun bisa memuliakan perbuata-perbuatan Ajaib Tuhan yesus.

Anastasia Tetri Suntingsari, Guru TK Santa Laurensia,, Alam Sutera

Pekan Prapaskah IV

Warna Liturgi : Ungu

Bacaan Injil : Yohanes 7 : 1-2, 10,25-30

Yesus ditolak Orang Yahudi

1Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. 2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. 10 Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. 25 Beberapa orang Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 26 Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? 27 Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya.” 28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. 29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” 30 Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Renungan

Anak-anak yang terkasih hari ini kita mendengarkan bagaimana Yesus ditolak oleh orang Yahudi, anak-anak yang baik apakah pernah tidak mau mendengarkan nasihat atau kata-kata yang baik atau saran yang baik dari orang terdekat kita atau orangtua ?. Anak-anak ketika mendengar teguran yang baik kita sudah menolak Yesus dalam hidup kita.

Maka anak-anak marilah kita menjadi pengikut Yesus dengan mendengar teguran dari siapa saja.

Refleksi : Apakah aku telah menjadi pengikut Kristus ?

Doa : Allah Bapa yang maha baik, terima kasih atas rahmat yang engkau berika kepada saya. Tuhan ajarilah aku menjadi pengikut-Mu yang baik. Amin

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama Katolik

Pengumuman Hukum Tuhan

Warna Liturgi : Putih

Bacaan Injil : Lukas 1: 26-38

26Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” 34 Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” 35 Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” 38 Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Renungan

Menjadi Alat Tuhan

38 Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Anak- anak yang terkasih, pada hari ini kita medengarkan sabda Tuhan bagaimana Tuhan menjadikan Maria sebagai alat untuk melahirkan Yesus. Anak-anak pernahkah ketika orangtua meminta tolong kepada anak-anak ? apakah anak-anak menolak atau melaksanakannya ?

Anak-anak hari ini kita di ajak untuk berkata Ya, jadi yang sering malas, tidak mau terlibat, hanya tukang komentar, inilah saatnya untuk membaharui janji dengan bantuan dan teladan Maria. Maria tidak pernah merasa diri sebagai yang hanya tukang diperintah tapi selalu bersedia menjawab YA.

Refleksi

Bersedia mengatakan Ya ketika ada yang meminta tolong atau bantuan kepada saya

Doa

Allah Bapa yang maha baik, terimakasih karena Engkau telah memberikan aku kesehatan untuk menjalani hari-hari ku dengan baik. Tuhan aku mohon jadikan aku sebagai alat-Mu untuk menolong orang lain.

Terima kasih Tuhan. Amin.

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama Katolik

Minggu Prapasakah V

Warna Liturgi : Ungu

Bacaan Injil : Yohanes 11 : 1 – 45

1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. 2Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. 3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” 4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” 5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. 6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; 7 tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” 8 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” 9 Jawab Yesus: “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. 10 Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” 11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.” 12 Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” 13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. 14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: “Lazarus sudah mati; 15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.” 16 Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” 17 Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. 18 Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. 19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. 20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. 21 Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. 22 Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” 23 Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” 24 Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” 25 Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” 27 Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” 28 Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.” 29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. 30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. 31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. 32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” 33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: 34 “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” 35 Maka menangislah Yesus. 36 Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!” 37 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?” 38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. 39 Kata Yesus: “Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” 40 Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” 41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. 42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” 43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah ke luar!” 44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.” 45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.

Renungan

Pertolongan Tuhan

Anak-anak yang terkasih, hari ini kita mendengarkan Yesus yang membangkitkan Lazarus.

Anak-anak apakah pernah merasakan rasa kecewa, sedih dan bingung ?. Jadi anak-anak hari ini kita mendengar Maria dan Marta juga mengalami hal yang sama, ketika saudara mereka yang bernama Lazarus meninggal dunia. Mereka juga bingung ketika Yesus mengatakan “Kata Yesus: “Angkat batu itu!”  sedangkan Lazarus sudah 4 hari lamanya meninggal.

Anak-anak terkadang kita seirng marah, kecewa, ketika meminta sesuatu kepada mami atau papi tidak langsung diberikan, tetapi diberikan disaat yang tidak kita duga. Dalam injil hari ini mengajak kita untuk selalu bersabar, akan pertolongan Tuhan lewat orang tua dan orang terdekat yang ada di sekitar kita. Tetapi anak-anak ketika kita mendapatkan apa yang sudah kita harapakan tetaplahj bersyukur, terkadang kita lupa bersyukur pada Tuhan dan mengikuti apapun yang mau menjadi kehendak-Nya. Yesus mau supaya kita belajar serta mengasah diri untuk percaya dan bersyukur.

Refleksi

Besyukur dengan apapun yang saya terima baik itu cepat dikabulkan atau tidak.

Doa

Allah bapa yang maha rahim, terima kasih karena telah memberikan kami kesehatan. Tuhan kami mohon berkat roh kudusmu untuk selalu bersyukur dalam segala apa yang kami terima setiap pribadi.

Demi penrantaraan Yesus Kristus kami hanturkan segala doa dan permohonan kami ini. Amin.

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama Katolik

Bacaan Injil : Yohanes 8: 1-11

Perempuan yang Berzinah

1tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah 4lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” 11Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Renungan “

“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”

Dalam Injil Yohanes tentang “perempuan yang berzinah” memberitakan tentang bagaimana orang farisi memberikan hukuman kepada perempuan yang melakukan zinah. Segala sesuatu mereka menyelesaikan masalah dengan cara menghukun, pertanyaannya apakah hukuman dapat menyelesaikan masalah ?

Kadang dalam kehidupan kita sehari-hari tidak dapat dipungkiri untuk tidak mengalami masalah terhadap diri sendiri dan orang lain tetapi kita sebagai anak Tuhan yang memiliki akal yang sehat hendaknya dalam menyelasaikan masalah dengan pikiran yang sehat.

Orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat, mereka harusnya berada di bait Allah untuk mengajar dipagi-pagi buta, tetapi yang mereka lakukan mereka pergi untuk mencari kesalahan orang lain, tujuanya supaya mereka dikenal sebagai pemimpin yang baik dan dikenal orang banyak. Mereka hanya memikirkan bagaimana supaya mereka tenar atau terkenal. Sama juga disaat mereka mencobai Yesus mencari kesalahan untuk menjebak Yesus. Mereka menjebak dengan membawa perempuan yang berzinah.

Jadi hari ini anak-anak kita di ajak Tuhan untuk keluar meninggalkan kehidupan yang seperti, menghakimi, menuduh orang lain; untuk membalas dendam karena sakit hati atau pernah dibuat terluka. Anak-anak yang baik kita tidak perlu memiliki sifat seperti itu tetapi kita harus memperbaiki sifat-sifat kita yang tidak baik dari dalam diri kita, misalnya menegur jika ada teman yang melakukan kesalahan.

Refleksi

Berani menegur teman yang berbuat salah.

Doa

Allah bapayang maha rahim,segala puji dan syukur kami hanturkan kepada-Mu atas berkat dan karunia yang engkau berikan sehingga kami dapat berkumpul ditempat ini. Tuhan Yesus kami mohon berkat roh kudus-Mu untuk selalu mnyertai kami dalam bertutur kata dan begaul dengan tema-teman. Terima kasih Tuhan. Amin.

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama Katolik

Bacaan Injil : Yohanes 8 : 21-30

Yesus Bukan dari Dunia ini

21Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” 22Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” 23Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” 25Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 26Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” 27Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. 28Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. 29Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 30Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.

Renungan

Percaya

“Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.”

Anak-anak yang terkasih hari ini Yesus mengajak kita untuk percaya, percaya dalam arti kita beriman kepada Yesus sang juruslamat. Anak-anak pernah kah ketika jatuh atau kesandung benda, apakah menyalahkan benda itu dan kesal dengan tempat itu ?. Seingkali ketika mengalami musibah tidak ada lagi rasa percaya dan muncul keraguan. Dalam bacaan injil hari ini Yesus mengajak kita untuk menjadikan Yesus sebagai sandaran hidup kita. aku percaya kepadamu, Yesus. Standar iman percaya dapat dicapai setiap orang beriman 

Refleksi

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Doa

Allah Bapa yang maha baik, terima kasih karena kami dapat bekumpul di tempat ini. Tuhan kami mohon bantulah kami agar tetap percaya akan sabdamu, dan menjadikan Engkau sebagai sandaran hidup kami. Terima kasih Tuhan. Amin.

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama

Bacaan Injil : Yohanes 8 : 31-42

Kebenaran yang Memerdekakan

31Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku. 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” 33Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” 34Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 35Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. 36Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”

37“Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38 Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.” 39Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 40Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. 41Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka: “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” 42Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Renungan

Memerdekakan Diri

Yesus bersabda  “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Anak-anak yan terkasih hari ini Yesus mengajak untuk memerdekakan diri, memerdekakan diri dalam bentuk apa ? tentu memerdekakan diri dari hal-hal yang buruk dengki, iri, tidak mau tau, mementingkan diri sendiri dan lain-lain. Anak-anak ketika ada teman yang berhasil mendaptkan nilai tertinggi di kelas apakah memiliki rasa bangga kepada teman atau malah iri, dan tidak menyukai teman dan menggangap keberhasilan yang dicapainya itu karena kecuranggan. Anak-anak kemerdekaan bisa kita mulai dari hal-hal yang sederhana mulai dari melawan rasa malas ketika, contohnya ketika pagi-pagi dibangunkan untuk ke sekolah bangun tetapi kembali tidur lagi. Ketika memiliki sifat yang seperti itu diri kita belum merdeka.

Anak-anak hari ini Yesus mengajak kita untuk merdeka dengan arti meninggalkan sifat-sifat buruk, rasa malas, benci dan tidak mau menghargai orang lain.

Refleksi

Melawan rasa malas dengan bangun pagi dengan tepat waktu

Doa

Allah bapa yang maha baik, terima kasih karena Engkau masih memberikan kami nafas kehidupan untuk menjalani hari ini. Tuhan ajarilah kami untuk bisa memerdekakan diri dalam kegiatan kami sehari-hari bertutur kata sopan, melawan rasa malas sehingga kami bisa memerdekakan diri kami. Nama-Mu yang kudus kami puji kini dan sepanjang masa. Amin.

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama

Bacaan Injil : Yohanes 8 : 51-59

Yesus Sudah Ada Sebelum Abraham

51Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” 52Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” 54Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, 55padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 56Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” 57Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” 58Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” 59Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Renungan

Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.

Anak-anak yang terkasih kemarin kita mendengarkan bagaimana memerdekakan diri. Hari ini Yesus mengajak kita lagi untuk percaya kepada sabda Tuhan atau mengikuti perintah Tuhan. Anak-anak apakah bangga jika menjadi namanya terkenal di media sosial atau bahkan bukan di media sosial ? Terkenal boleh-boleh saja, tetapi terkenal dalam bentuk apa dulu, apakah karena keburukan perilaku atau karena suatu prestasi yang didapatkan.

Perubahan bukan hanya soal nama, tetapi lebih dari itu adalah soal sikap dan peilaku. Demikian juga dengan perubahan cara pandang dan cara memahami banyak peristiwa. Yesus mengajak pendengar-Nya untuk sampai pada pengalaman perubahan itu. Jika tidak sampai pada perubahan, yang terjadi adalah kekerasan hati. Kerasnya hati dilambangkan dengan kerasnya batu yang hendak dilemparkan kepada Yesus.

Batu bisa menjadi gambaran kekerasan hati kita. Batu memang tidak mudah dihancurkan, tetapi batu juga tidak mudah dibentuk. Karakter keras menjadi gambaran yang melekat padanya. Demikian juga dengan kita, nama tidak jarang menjadi gambaran. Tetapi sikap hidup dan cara pandang kita lebih sering menjadi gambaran yang pas untuk kerasnya diri kita.

Menerima Yesus dan ajaran-Nya memerlukan hati yang lembut dan siap mengalami perubahan. Sikap kelembutan dan kerendahan hati menjadi ciri yang khas dari para murid Kristus. Memang tidak mudah, karena kita membawa sifat masing-masing. Tetapi kita bisa terus menerus belajar, karena nama kita masing-masing sudah diubah-Nya.

Refleksi

Apakah saya bisa merubah diri saya ? dengan cara berani menerima kritikan orang lain atau teguran orang tua, dan guru untuk menjadi terkenal dimata Tuhan dan sesamaku.

Doa

Allah yang maharahim segala puji dan syukur kami hanturkan kepada-Mu atas kasih yang Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat kembali berkumpul di sekolah lagi pada hari ini. Tuhan kami mohon bimbing lah kami supaya lebih sopan dalam bertutur kata dan tidak sombong karena terkenal.

Nama-Mu yang kudus kami puji kini dan sepanjang masa. Amin

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama

Bacaan Injil : Yohanes 10 : 31-42

Yesus Ditolak Oleh Orang Yahudi

31Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 32Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” 33Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.” 34Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? 35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan —, 36 masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? 37Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, 38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” 39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. 40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. 41 Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” 42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

Renungan

Anak-anak yang terkasih hari ini kitamendengar lagi bagaimana Yesus sangat ditolak karena kehadirannya.

Anak-anak apakah pernah kah memiliki rasa tidak suka kepada teman karena pernah mendengar bahwa dia berperilaku buruk, sehingga ketika melihatnya timbul rasa tidak suka ?

Perilaku tersebut sama dengan orang Yahudi yang menolak Yesus karena ajarannya tanpa mereka cari tau terlebih dahulu apakah benar Yesus tidak baik. kita mendengar tadi dalam bacaan kitab suci bagaimana orang-orang Yahudi merasa terganggu dengan keberadaan Yesus. Mereka tidak mau mengakui segala pekerjaan baik yang dilakukan-Nya. Bukan hanya itu. Mereka juga bahkan ingin melempari Yesus dengan batu.

 Yesus berkata kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” anak-anak kita diajak Tuhan untuk belajar melihat orang lain secara seimbang, tidak hanya dari sebelah mata saja. Kita harus dengan rendah hati mau mengakui keberhasilan dan pekerjaan baik yang dilakukan oleh orang lain.

Refleksi

Rendah hati dalam melakukan kegiatan atau dalam pertemanan

Doa

Allah yang maharahim segala puji dan syukur kami hanturkan kepada-Mu atas kasih yang Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat kembali berkumpul di sekolah lagi pada hari ini. Tuhan kami mohon berikan kami rahmat kesetiaan dan roh kudus untuk menyertai kami dalam berteman.

Nama-Mu yang kudus kami puji kini dan sepanjang masa. Amin

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama

Bacaan Injil : Yohanes 11 : 45-56

Persepakatan Untuk Membunuh Yesus

45Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 46Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 47Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” 49Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, 50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” 51Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, 52dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.53Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. 54Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 55Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. 56Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”

Renungan

Anak-anak yang terkasih hari ini kita mendengar bagaimana Yesus dibunuh oleh orang-orang yang sangat membenci Yesus. Anak-anak pernah kah ketika melakukan kesalahan dirumah ketika di tanya mami atau papi, tidak mengakuinya bahkan berkata “bukan saya tapi abang / kakak / adik yang melakukanny” Sama halnya dengan yang dialami Yesus, Yesus tidak melakukan kesalahan tetapi orang Yahudi menggangap Yesus bersalah dan merencanakan membunuh Yesus.

Ketika tidak mengakui kesalahan yang kita buat dan membiarkann orang lain yang menaggung kesalahan kita maka sama saja kita mencelakai atau membunuh orang tersebut. Anak-anak oleh karena itu dalam kitab suci hari ini Tuhan mengajak kita untuk berani mengakui kesalahan yang kita perbuat dan tidak menyalahkan orang lain. Katakan maaf jika melakukan kesalahan dan jujur.

Refleksi

Berani meminta maaf dan jujur kepada siapa saja ketika berbuat salah

Doa

Allah yang maharahim segala puji dan syukur kami hanturkan kepada-Mu atas kasih yang Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat kembali berkumpul di sekolah lagi pada hari ini. Tuhan kami mohon bantulah kami supaya berkata jujur dan berani meminta maaf.

Nama-Mu yang kudus kami puji kini dan sepanjang masa. Amin

Yolanda Merry Christin Waruwu_Unika Atmajaya Jakarta_Pendidikan Agama