Sukses dan menuai pujian
Undangan yang dijual tidak bertahan seminggu sudah ludes terjual. Kapasitas ruangan dipekirakan menampung 350 kursi pun penuh oleh umat yang antusias menghadiri debut Teater Film OMK yang trailenya sempat diputar beberapa kali seusai misa.
Selesai misa pertama sekaligus misa OMK Sabtu sore 9 Februari 2019, umat yang sudah memegang tiket bergegas ke GKP rapih berbaris menunggu tempat pertunjukan dibuka sambil menikmati semangkok soto hangat. Layaknya bioskop, saat pintu dibuka hadirin langsung mencari kursi sesuai dengan nomer yang tertera pada tiket. Umat langsung disuguhi oleh pemandangan panggung sederhana yang kiri kanannya ditata apik oleh kardus-kardus sebagai kamuflase dinding berjeruji.
Sebelum Teater Film OMK dimulai, Vanessa selaku ketua panitia memberikan kata sambutan sekaligus ucapan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung Teater OMK ini. Dalam sambutannya Vanessa juga mengisahkan latar belakang Teater OMK ini, yang tidak lain adalah bagian dari kegiatan 3 bulanan OMK yaitu ramah tamah OMK. Kegiatan ramah tamah kali ini ingin dibuat berbeda dan lebih bermakna khususnya guna menyongsong masa Paskah.
Usai kata sambutan, hadirin langung mendapat first sight yang menarik dari lampu sorot yang berfungsi sebagai backdrop. Desain yang diprakarsai oleh Putra dan Jessica serta rekan OMK lainnya, semakin jelas terhubung dengan jalan cerita dan memperkuat karya koreografer Averiana Maria saat teater dimulai.
Teater Film yang melibatkan kurang lebih 70 pemain OMK, 16 anak BIA, 30 crew dan panitia ini melebur dalam drama antara pendosa dan seorang pengasih, antara ancaman iblis dan cinta yang tak mengenal alasan, yang menghipnotis hadirin dalam suasana mencekam sekaligus hasrat kasih dari seorang sahabat yang sangat besar. Kasih yang rela mengorbankan nyawanya demi sahabat-shabatnya ini diwakili dengan sangat baik oleh sosok pemeran Kris.
Pemain yang berperan sebagai pendosa, dari latar belakang profesi serta jalan hidup yang berbeda, disajikan dengan peperangan pilihan saat ajal siap menjemput mereka. Pilihannya begitu nyata ; pasrah dan menikmati kebusukan dosa atau masih percaya bahwa selalu ada harapan. Nyatanya, lewat pemeran Kris dan pengorbanannya, Tuhan ingin memberikan manusia harapan dan jalan baru.
Teater Film OMK di sutradarai oleh mas Gatot yang tidak lain adalah OMK St. Gabriel sendiri yang telah lama berkiprah dalam dunia pelayanan kesenian di KAJ, dan aktif membangun Impactful Arts, sebuah komunitas seniman IKJ. Sosok yang akrab dipanggil Mas Gatot telah mampu membawa hadirin menahan nafas mendengar suara iblis yang membuat bulu tengkuk berdiri, meneteskan air mata saat menyaksikan kembali jalan salib Tuhan, hingga menghela nafas lega saat mengikuti kisah drama yang berakhir penuh sukacita, saat manusia membuat pilihan untuk berubah menjadi manusia baik dan ditandai dengan tarian pujian dari adik-adik BIA.
Dalam perenungan sebagai penutup dari Romo A. Setya Gunawan, Pr terungkap pujian bagaimana orang muda St. Gabriel begitu baik merfleksikan Yoh 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Refleksi Yoh 15:13 sekaligus menjadi judul teater ini diharapkan dapat menjadi bekal dan membangun iman umat St. Gabriel lebih militan bersama Yesus.
Di akhir acara Rm Gun memberikan berkat sekaligus mengutus kaum muda, semoga Orang Muda Katolik St. Gabriel terus berkarya dan mampu menjadi bagian pembangunan iman umat St.Gabriel.
Salam OMK
Vanessa – Erin , Foto : GPC dan Cinta