Warta Gabriel 14 Mei 2023

Dengan Cara Apa Kita Mencintai Tuhan?

Kalau kita ditanya, apakah kita mencintai Tuhan? Pasti kita akan menjawab iya. Akan tetapi kalau kita ditanya, dengan cara apa kita mencintai Tuhan? Pasti jawaban dari pertanyaan ini akan beragam. Ada yang menjawab berdoa setiap hari, melakukan tindakan sosial, aktif di gereja, baca Kitab Suci, menonton konten rohani dan masih banyak lainnya. Tidak ada jawaban mana yang benar dan salah, karena pertanyaan semacam ini bukan membutuhkan jawaban eksak layaknya ilmu sains atau matematika, tetapi membutuhkan suatu ketulusan bahwa apa yang kita lakukan karena Tuhan yang senantiasa kita ingat dan kita andalkan dalam kehidupan kita.

Salah satu cara kita mencintai Tuhan adalah mentaati dan melakukan perintah Tuhan. Sebagai umat Kristiani kita mendapatkan banyak sekali arahan-arahan untuk menjalani kehidupan sebagai umat Kristiani yang baik. Contohnya adalah 10 perintah Tuhan, 5 perintah Gereja, Hukum kasih, aturan pantang puasa dan lainnya lagi. Jika kita mencoba mentaati perintah-perintah tersebut dengan hati gembira dan ikhlas pasti kita juga menunjukkan bahwa kita benar-benar mencintai Tuhan. Tidak dipungkiri bahwa sebagai manusia kita memiliki kekurangan, akan tetapi dengan kerendah hatian untuk mau bertobat, bersyukur dan mengandalkan Tuhan baik dengan doa dan perbuatan kasih, itulah cara kita mencintai Tuhan.

BACAAN I

Kis 8:5-8,14-17

Bacaan II

1 Ptr 3:15-18

Misa Harian:
Senin - Jumat, pkl. 05.30
Misa Jumat Pertama & Adorasi Sakramen Mahakudus:
Jumat, pkl. 19.00 (misa harian pagi ditiadakan)
Misa Mingguan :
Sabtu : pkl. 17.00
Minggu : pkl. 06.30 | 09.00 | 17.00

1. Surat Baptis tanggal 19 Maret 2023 sudah dapat diambil di Sekretariat Paroki.

Pengumuman I

1. Sdr. Joseph Tuppal (Sta. Bernadetha) dengan Sdri. Kiki Yulia Citra (Jakarta).

Pengumuman II

1. Sdr. Yohanes Hot Parulian Christianto Tinambunan (St. Martinus de Porres) dengan Sdri. Riselly Simanjuntak (Jakarta)

Pengumuman III

1. Sdri. Maria Felicia Lumunon (St.Kornelius) dengan Sdr. Arnel Elizar Macaisa (Filipina).
2. Sdr. Paulus Nugroho Indra Jaya (St. Kristoforus) dengan Sdri.Paula Paulina Rikka Sulating (Gereja St. Afonsus Rodriguez Paroki Pademangan).
3. Sdr. Hendrikus Andrian Dicky (Sta. Monika) dengan Sdri.Priscilia Brigita Lasapu (Gereja Sta. Anna Paroki Duren Sawit)

1. Devosi mengkhususkan bulan Mei sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke-13. Namun baru menjadi populer di kalangan para Jesuit di Roma pada sekitar tahun 1700-an, dan baru kemudian menyebar ke seluruh Gereja.
2. Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria. Lima tahun kemudian, pada tanggal 24 Mei, Bapa Paus dibebaskan, dan ia dapat kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal, dan ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma “Immaculate Conception/ Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda” pada 1854.
3. Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, the Month of Mary mengatakan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih  ang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita dalam kelimpahan.” (Paus Paulus VI, the Month of May, 1)Ref. https://www.katolisitas.org/mei-dan-oktober-sebagai-bulan-maria/