PULOGEBANG – Di masa prapaskah, gereja mengundang umat untuk bertekun dalam amal kasih, doa dan puasa melalui kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang bertujuan memperdalam relasi dengan Allah. Salah satu kegiatan APP adalah renungan atau pendalaman iman di lingkungan-lingkungan.

Setelah pendalaman iman APP pertemuan I s/d III dilaksanakan di lingkungan masing-masing, pertemuan APP ke IV menjadi istimewa karena dilakukan bersama dalam satu wilayah (wilayah 2) di ruang Yakobus, minggu (11/03) malam. Lebih istimewa lagi karena Romo Gunawan, Pr. berkenan hadir untuk melayani umat wilayah 2 yang malam itu datang memenuhi ruangan hingga kursi yang disediakan pun tak cukup untuk 105 orang umat yang hadir.

Romo Gunawan Pr. sedang memberikan homili sambil bertanya jawab dengan umat

Gagasan untuk mengadakan kegiatan secara bersama-sama ini lahir dari kesepakatan para ketua lingkungan di wilayah ini yang belakangan tampak kompak. Setidaknya, keakraban dan persaudaraan di tingkat lingkungan dapat diaktualisasikan dalam skala yang lebih besar, yakni di di tingkat wilayah.

Koordinator Wilayah 2, Ign. Honggo Boediono dalam sambutan pembuka mengatakan bahwa selain menjadi ajang silaturmi dan keakraban di dalam satu wilayah, pendalaman iman bersama bertujuan mengajak umat agar lebih semangat dalam mengikuti renungan APP karena melibatkan umat di 5 lingkungan yaitu lingkungan St. Albertus, St. Alfonsus, St. Antonius, Sta. Maria dan St. Mikael.

Umat, tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak, khusyuk mengikuti pendalaman iman se-wilayah 2

Dipandu oleh Pasutri Justinus, Romo Gunawan Pr.  dalam homili yang mengulas tentang pertemuan APP ke-1 hingga ke 3, juga mengupas dengan gamblang tentang kitab perjanjian lama dan kitab perjanjian baru sebelum menjelaskan Kitab Nabi Ezra yang menjadi tema terakhir pertemuan itu. Kitab Nabi Ezra 2 : 64-70 mengisahkan kelompok pertama bangsa Israel yang kembali ke Yerusalem (dari pembuangan) untuk memugar Bait Allah menghadapi banyak hambatan, salah satunya hambatan eksternal yaitu kebhinekaan latar belakang profesi dan keahlian tetapi akhirnya menjadikan kekuatan mewujudkan berdirinya kembali Bait Allah.

Romo Gunawan, Pr. mengingatkan umat akan tantangan yang dihadapi orang katolik dari jaman dahulu hingga sekarang ini sangat luar biasa berat. “Dengan adanya perbedaan, kita ditantang untuk bisa terlibat aktif dalam hidup bermasyarakat, menjadi garam dan terang dunia karena kita 100 % Katolik, 100 % Indonesia,” imbuhnya.

Umat sangat antusias mengikuti pendalaman iman yang dilaksanakan dari jam 19.30 s.d 21.30. Suasana pun tampak semarak dengan lagu-lagu ibadat yang dipersiapkan secara khusus oleh gabungan lingkungan St. Agustinus dan St. Alfonsus.

Fredes Winda: “Kegiatan ini bagus dan bisa menjadi inspirasi untuk yang lain. Kalau bisa Paskah Bersama wilayah juga diadakan, seperti Natal Bersama kali lalu agar bukan hanya pengurus tetapi umat di wilayah juga lebih kompak.”

Salah satu umat lingkungan St. Mikael, Suryadi, berharap pertemuan seperti ini bisa lebih sering dilakukan selain bisa memperdalam kitab suci juga bisa saling sharing pengalaman dan mengakrabkan umat satu dengan yang lain.

Sementara itu dari lingkungan St. Alfonsus, Fredes Winda mengungkapkan sukacitanya dengan kegiatan wilayah seperti ini. Ia juga mengatakan senang melihat kekompakan antara para pengurus lingkungan di wilayah 2 saat ini sehingga dapat terlaksana kegiatan seperti ini.

“Kalau enggak capek sih, boleh juga sih ada Paskah bersama setelah perayaan Paskah,” ungkap Winda sambil mengharapkan perkembangan seperti ini terus ditingkatkan.

Ia juga mengharapkan agar hal-hal yang baik seperti ini dapat menginspirasi wilayah yang lain agar dapat mengadakan kegiatan seperti ini, bahkan yang lebih bagus lagi.

Di akhir pertemuan, pengurus lingkungan mempresentasikan rencana aksi nyata yang akan dilakukan kepada salah satu keluarga di lingkungan Agustinus yang sangat membutuhkan uluran tangan. Aksi nyata bersama umat di wilayah 2 akan dilakukan pada hari Sabtu, 17/03/18. Umat berharap aksi nyata ini menjadi wujud persatuan yang sejati dalam kebhinekaan di lingkungan dan masyarakat. (Penulis: Denny Kus Indarto, Foto: Denny/FL, Editor: Ferdinand Lamak)