Devosi kepada Bunda Maria bagi umat Katolik memang terasa sangat spesial. Bunda Maria ditempatkan secara khusus dalam Gereja Katolik, karena melalui Bunda Maria sebagai perantara, doa dan permohonan yang disampaikan banyak yang terkabul. Sampai ada doa khusus yang merupakan gabungan dari beberapa doa yang dirangkaikan menjadi satu kesatuan yang disebut sebagai Doa Rosario. Apalagi Gereja menyediakan bulan khusus untuk menghormati Bunda Maria yaitu bulan Mei dan Oktober.

Pada bulan-bulan ini, kebanyakan umat Katolik melakukan doa Rosario baik secara pribadi maupun secara bersama-sama dalam kelompok atau komunitas. Ada kelompok/komunitas yang melakukan doa Rosario bersama selama satu bulan penuh. (BACA: https://www.parokipulogebang.org/tidak-mustahil-doa-rosario-sebulan-penuh-buktinya-ada-di-paroki-pulo-gebang/). Selain berdoa Rosario bersama, ada pula kegiatan lain untuk menghormati Bunda Mari yaitu dengan melakukan Ziarah.

Memang devosi kepada Bunda Maria termasuk melalui doa Rosario menjadi ciri tersediri bagi umat Katolik. Doa Rosario adalah doa yang lengkap, karena dalam rangkaian doa ini sudah termasuk doa yang diajarkan oleh Yesus Sang Putra yaitu Doa Bapa Kami, juga merenungkan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan Bunda Maria dan Yesus Sang Putra. Renungan peristiwa mengambil dari perikop-perikop Kitab Suci seperti kisah kehidupan mulai dari kelahiran,sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus, perjumpaan Bunda Maria dengan Elisabeth, dsb. Renungan peristiwa terbagi dalam renungan peristiwa Gembira, Sedih, Mulia dan Terang.

Jadi jelas bahwa berdoa Rosario baik dilakukan secara pribadi ataupun kelompok/komunitas merupakan doa yang sangat lengkap sekali bagi umat Katolik. Selain melakukan doa, umat juga melakukan perenungan terhadap peristiwa yang didaraskan saat berdoa Rosario. Tidak heran bahwa banyak permohonan umat terkabul dengan melakukan doa Rosario. Walau kadang-kadang sering pula terjadi umat merasa enggan dan malas untuk berdoa Rosario karena panjang dan lamanya melakukan hal tersebut.

Ada berbagai macam kelompok/komunitas untuk melakukan doa Rosario. Baik kelompok/komunitas seperti Legio Maria ataupun kelompok/komuitas yang berada di Wilayah atau Lingkungan. Juga kelompok/komunitas lain yang disaat-saat tertentu melakukan doa Rosario seperti Orang Muda Katolik (OMK), Putra Putri Altar atau organisasi Wanita Katolik dll.

Apa itu Rosario Hidup?

Mungkin tidak banyak yang tahu tentang Rosario Hidup. Arti dari kata ini pun bisa sekedar kiasan atau menunjuk kepada salah satu komunitas. Dalam artikel tentang Rosario Hidup (BACA: https://benedizione.wordpress.com/2010/07/24/rosario-hidup/) dikisahkan bagaimana doa Rosario itu dilakukan sehingga seolah-olah hidup dan bergerak. Lalu apa pula kelompok/komunitas Rosario Hidup?

Rupanya, kelompok/komunitas Rosario Hidup adalah aktivitas dan kegiatan yang secara rutin melakukan doa Rosario bersama bukan pada bulan-bulan yang dikhususkan seperti bulan Mei dan Oktober. Menurut Catarina Eliabeth, kelompok/komunitas Rosario Hidup yang awalnya dibentuk pada tanggal 06 APRIL 2011 hanyalah sebuah kegiatan dari sekumpulan Ibu-Ibu Wanita Katolik dari salah satu ranting di Paroki Pulo Gebang.

Penggagas kelompok/komunitas Rosario Hidup di Wilayah MM ini berkisah bahwa kegiatan ini berasal dari Paroki Tebet Gereja St. Fransiskus Asisi dimana sebelumnya tinggal disana. Melalui rekan yang waktu itu menjabat sebagai Ketua, Annie panggilan akrabnya, mengutarakan niat dan keinginan untuk membentuk kelompok/komunitas Rosario Hidup di tempat tinggalnya sekarang. Oleh karena itu lah, maka buku panduan terkait dengan Rosario Hidup dikirimkan kepada Annie.

Mulailah Annie membentuk Persekutuan Doa Rosario Hidup di Wilayah MM. Pada awalnya peserta yang ikut sekitar 20 orang. Jumlah tersebut pasang surut dalam perkembangannya. Memang kebanyakan peserta yang ikut adalah ibu rumah tangga. Kegiatan ini pun dilaksanakan pada pagi hari setiap hari Rabu mulai pukul 08.00 – 10.30. Sudah 2 kali, Persekutuan Doa Rosario Hidup di Wilayah MM ini dikunjungi oleh Theresia Inkiriwang Ketua Persekutuan Doa Rosario Hidup Paroki Tebet Gereja St. Fransiskus Asisi yang merupakan induknya.

 

Sampai dengan saat ini, sudah lebih dari 7 tahun, Persekutuan Doa Rosario Hidup ini berjalan. Pengurus yang saat ini dipimpin oleh Eyang Sri dari Wilayah XV rutin melakukan doa Rosario setiap hari Rabu. Eyang Sri menyampaikan bahwa disela-sela kegiatan doa Rosario, pernah mengundang beberapa Romo dari Paroki untuk berkunjung dan memperkenalkan kelompok/komunitas Persekutuan Doa Rosario Hidup ini. Belum lama berselang, tepatnya tanggal 01 Agustus 2018 yang lalu, Romo Gun (panggilan akrab Romo Gunawan salah satu Romo di Paroki Puli Gebang) berkunjung dan memberikan renungan.

Sejauh ini, peserta yang hadir dan aktif mengikuti kegiatan ini berkisar 15-20 orang. Inipun yang hadir sebagian besar berusia diatas 60 tahun, istilahnya usia bersinar. Kehadiran rutin merupakan suatu keyakinan yang sangat berarti bagi kehidupan peserta Persekutuan Doa Rosario Hidup. Bersama-sama sejenak melupakan kesepian yang melanda keseharian karena anak-anak ataupun cucu mempunyai kesibukan dan aktifitasnya masing-masing. Dengan demikian dapat menjadi penghibur dan semakin menumbuhkan semangat hidup.

Dengan melakukan rutinitas berdoa Rosario, diharapkan pertumbuhan doa dan keakraban satu sama lain semakin erat. Bukan hanya sekedar wadah untuk berkumpul dan bertemu muka. Tapi memang ada cara lain untuk semakin mendekatkan diri dan perjumpaan dengan Bunda Maria dan Yesus Sang Putra melalui doa Rosario.

 

(@nJoz, Editor : Erin, Foto : @nJoz )