ALAM SUTERA – Bapa Uskup Mgr. Ignatius Suharyo memimpin misa pentahbisan imamat empat orang frater diakon Keuskupan Agung Jakarta menjadi imam. Dalam Ekaristi Kudus ini uskup didampingi sejumlah pastor sementara puluhan pastor ikut dalam perayaan itu. Keempat orang frater diakon yang tahbiskan adalah Fr. Ambrosius Lolong (Frater Rosi) dari Paroki Keluarga Kudus, Pasar Minggu, Fr. Yoseph Purboyo Diaz (Frater Diaz) dari Paroki Leo Agung, Jatiwaringin, Fr. Bonifasius Lumintang (Frater Boni) dari Paroki Fransiskus Xaverius, Tanjung Priok serta Fr. Nemesius Pradipta (Frater Dipta) dari Paroki Arnoldus Jansen, Bekasi.

Ekaristi berlangsung khidmat dengan iringan paduan suara yang meriah. Dalam pengantar, ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang telah berperan dalam panggilan dan imamat keempat diakon itu. Para orang tua dan keluarga, semua yang mengambil bagian dalam perjalanan panggilan, pengajar di berbagai tingkatan, Seminari Tinggi KAJ, STF Driyarkara, Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta, Fakultas Teologi Wedabhakti, Yogyakarta. Juga umat dan dewan paroki St. Laurensius Alam Sutera.

Dalam liturgi tahbisan, perwakilan orang tua secara resmi menyerahkan putera-putera mereka kepada gereja untuk ditahbiskan. “Bapa uskup yang Mulia Tuhan telah memperkenankan dan mempercayai kami untuk membesarkan putera-putera kami, dan mendampingi hidupnya dalam keluarga kami. Maka, jika Tuhan memanggil dia menjadi imamnya, dengan rela hati kami mengantarkan dan menghaturkan mereka untuk menerima anugerah imamat. Terima kasih.”

Uskup atas nama Gereja Kudus, Keuskupan Agung Jakarta menerima penyerahan itu. Yang Mulia pun berkata, “Dengan gembira hati kami menerima penyerahan ini Tuhan telah memulai karya panggilanNya dalam keluarga maka Ia pun  pasti melanjutkan karyaNya dalam perjalanan panggilan putera-putera Anda. Semoga Tuhan melimpahkan anugerah kepada keluarga yang telah diperkenankan ikut dalam karya panggilan ini.”

Dalam homilinya, uskup menyampaikan selamat kepada para frater diakon yang telah memutuskan untuk menjadi imam. Ia juga menyampaikan bahwa, mungkin ini adalah angkatan imam yang ditahbiskan pada saat perayaan ulang tahun Keuskupan Agung Jakarta yang ke 211, persis pada hari itu (8/5/2018).

“Imamat itu bukan tujuan, imamat adalah jalan yang dipilih untuk menjawab panggilan Tuhan, berulang-ulang harus dikatakan, menuju kesempurnaan kasih, kepenuhan hidup kristiani dan kesucian yang sempurna.”

Uskup juga mengatakan, para frater diakon tidak memilih bacaan khusus untuk ekaristi tahbisan ini. Mereka memilih menggunakan bacaan harian sesuai kalender liturgi. “Kala Yesus pergi, Roh Kudus akan menarik murid-murid itu dari zona nyaman, menguatkan mereka dengan daya kasih yang baru sehingga mereka siap untuk mewartakan sukacita injil dengan percaya dan gembira.”

Semboyan tahbisan para diakon ini adalah, ‘Mewartakan sukacita injil dengan berani, kreatif dan bijaksana.’

Uskup juga menanyakan, apakah yang dimaksud dengan panggilan kesucian? Jawabannya ada pada surat apostolik Paus Fransiskus, 18 Maret 2018 yang berjudul ‘Bergembira dan bersukacitalah tentang panggilan menuju kesucian pada jaman dan dunia sekarang ini.’

Menurut uskup, Paus menulis, “Kita bertumbuh dalam kesucian yang merupakan panggilan kita semua melalui hal-hal kecil sehari-hari. Contohnya, seorang ibu pergi berbelanja dan ia berjumpa dengan seorang tetangga, tetangganya mulai berbicara dan mulai bergosip berbicara tentang orang lain, namun ibu itu berkata dalam hatinya, saya tidak akan berbicara jelek mengenai orang lain.”

Lanjut uskup, “Paus memberikan catatan, adalah satu langkah maju dalam kesucian.”

Selanjutnya di rumah, salah satu anaknya ingin berbicara dengan dia mengenai harapan-harapan dan mimpi dan meskipun ia  lelah, ia duduk dan mendengarkan dengan sabar, penuh perhatian serta kasih. “Catatan Paus, adalah pengorbanan lain yang mendatangkan kesucian.”

Berikutnya ia merasa cemas, tetapi ketika itu ia ingat akan kasih Bunda Maria maka ia mengambil rosario dan berdoa dengan penuh iman. “Suatu jalan lain lagi menuju kesucian.”

Berikutnya lagi, ia pergi ke jalan dan berjumpa dengan seorang miskin, dan ia berhenti untuk menyapa orang miskin itu. “Satu langkah lagi menuju kesucian.”

“Jalan seperti inilah yang saya yakin dipilih oleh para diakon ini, nanti sebagai imam. Dalam kata-kata orang suci, jalan hidup seperti itu dirumuskan ‘menghidupi setiap saat sebagai kesempatan untuk berbuat kasih. Melakukan hal-hal sehari-hari yang biasa dengan cara yang luar biasa.’ Semoga Maria Bunda Pengantara Segala Rahmat, yang kita kenangkan dan kita peringati pada hari ini menyertai kita semua dalam langkah-langkah kita,” tutup uskup.

Uskup kemudian melanjutkan tahapan penyelidikan calon dengan beberapa pertanyaan tentang kesediaan mereka dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan sebagai imam. Para diakon pun menjawab, bersedia.

Selanjutnya, masing-masing diakon diminta untuk berjanji setia, dan menghormati gereja dalam wujud ketaatan pada uskup. Mereka maju satu persatu sambil disebutkan namanya menghadap uskup dan masing-masing menjawab dengan tegas, “Ya, saya berjanji.”

Berikutnya, umat mendaraskan Litani Orang Kudus dinyanyikan dengan diiringi paduan suara yang bertugas petang itu.

Bagian selanjutnya, liturgi tahbisan dilakukan dalam dua tahap yakni penumpangan tangan oleh uskup dan oleh para imam. Tahap berikutnya adalah doa tahbisan, untuk mendoakan para imam baru.

Uskup bersama para asistennya pun melakukan penumpangan tangan kepada para imam baru, sementara umat menyaksikannya sambil berdiri hormat dan khidmat. Setelah itu, para pastor yang jumlahnya puluhan orang itu pun melakukan penumpangan tangan kepada keempat diakon.

Setelah pentahbisan, keempat imam baru itu pun langsung bergabung bersama uskup untuk mempersembahkan ekaristi dari persembahan hingga penutup. Dan pada akhirnya, imam baru ini pun mendengarkan perutusan mereka. Romo Bonifasius Lumintang diutus menjadi pastor rekan di Paroki Kalvari, Lubang Buaya. Romo Albertus Lolong, diutus menjadi pastor rekan di Paroki Santo Albertus, Harapan Indah. Romo Nemesius Pradipta menjadi pastor rekan di Paroki Gregorius Kutabumi, Tangerang. Romo Yoseph Purboyo Diaz menjadi pastor rekan di Paroki Thomas Rasul, Bojong Indah. Selamat menjalankan tugas perutusanmu, para imam baru. (Ferdinand Lamak)