Pada tanggal 22 September, Paroki Pulo Gebang mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah terselenggaranya acara pelatihan SAPA (Sistem Aplikasi Program Karya Pelayanan dan Anggaran) Dekenat Timur dan Dekenat Bekasi. Acara yang dihadiri 8 paroki dan 1 stasi dari Dekenat Timur dan 8 paroki dan 3 stasi dari Dekenat Bekasi, total menghadirkan 90 orang (baik anggota Dewan Pleno, Petugas Pembukuan, Tim Data maupun Petugas Sekretariat) yang mewakili paroki dan stasi masing-masing.

Acara yang dimulai pukul 09.00 tersebut, dibuka oleh dua orang Romo Deken, Rm. Aloysius Susilo Wijoyo , Pr. Deken Dekenat Timur  dan Rm. Yustinus Kesaryanto, Pr.  Deken Dekanat Bekasi. Lalu dilanjutkan oleh Pengenalan Prokar dan Pengenalan Anggaran, serta inti dari pertemuan itu sendiri yaitu Panduan Penggunaan SAPA, yang dibawakan oleh tiga narasumber dari KAJ ; Bpk. Andreas Tantri, Bpk.Asep Susanto dan Bpk Suryadi.

Rekan-rekan Dekenat Timur dan Dekenat Bekasi dalam sosialisasi teknologi SAPA

SAPA adalah aplikasi yang dibangun untuk mendukung perencanaan, monitoring dan evaluasi Program Karya Pelayanan (prokar) baik di tingkat keuskupan maupun paroki. Dengan aplikasi ini beberapa hal dapat terbantu:

  1. Sejak pengisian data prokar, sudah dapat diperoleh gambaran jadwal dan pembiayaan dari setiap prokar tersebut, dan dapat segera direvisi tanpa mengulang perencanaan dari awal;
  2. Format output Form 2, 3 dan 4 dalam bentuk cetak (hard-copy) akan seragam sesuai dengan pedoman yang ada, sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya;
  3. Monitoring pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan sewaktu-waktu;
  4. Gambaran seluruh prokar yang dilaksanakan (baik dari DKP maupun paroki) dapat diperoleh sewaktu-waktu;
  5. Evaluasi akhir tahun dapat efisien sehingga dapat lebih berfokus pada Refleksi Karya;
  6. Memiliki fitur kunci, sehingga anggaran tidak bisa dirubah setelah disahkan.

Rekan-rekan dari Paroki Pulo Gebang

Yang menjadi tujuan serta harapan dari program SAPA ini adalah ;

  1. Pengurus seksi, bagian dan kategorial yang menyusun prokar dan anggaran dengan menggunakan excel cenderung mengalami kesalahan teknis dalam pengisian, sehingga dengan SAPA diharapkan kita bisa terlepas dari human error saat pengisian program.
  2. Model excel juga membuat pekerjaan sekretaris DPH di bagian administrasi tidak efektif, karena harus merekap semua prokaritas dan prokarum yang dibuat oleh Seksi dan Kategorial. Dengan SAPA diharapkan pekerjaan administrasi bisa lebih efektif karena tidak perlu lagi melakukan rekap atas semua prokaritasdan prokarum. Seksi akan mempunyai tooluntuk memasukkan program dan anggaran ke dalam aplikasi SAPA dan secara otomatis rekapitulasi direkap oleh sistem.

Bagi 90 peserta yang mewakili 16 Paroki dan 4 stasi yangsudah mengikuti pelatihan, 90% menyatakan akan menggunakan SAPA dalam proses penyusunan prokaritas dan prokarum 2020 diparoki ataupun stasinya. Survey juga menunjukkan bahwa peserta cukup jelas dalam menerima sosialisasi SAPA ini, hanya perlu pembelajaran lebih lanjut supaya lebih baik dalam prakteknya nanti. Tentu juga yang menjadi kebanggaan kita adalah kepuasan para peserta pelatihan atas fasilitas dan tempat terselenggaranya sosialisasi SAPA ini, yaitu GKP Paroki Pulo Gebang Gereja Katolik St. Gabriel. Dan tak lepas dari kekurangan kita dalam penyediaan internet yang sedikit kurang lancar bagi beberapa peserta.

Semoga dengan adanya teknologi yang semakin baik dapat mendukung pekerjaan pengurus Dewan Pleno dalam administrasi, sehingga dapat lebih fokus bersinergi bersama umat dalam memajukan karya menyambut Tahun Keadilan Sosial, “Kita Adil Bangsa Sejahtera.”

 

Selamat berkarya

 

Di2t/Er/OmBon