Hari Minggu pagi, tgl 23 September 2018,  di Lt. 2 GKP St Gabriel – Pulogebang,  dari mulai jam 08.30 WIB,  anak-anak sudah duduk rapi di gelaran karpet merah yang sudah dipersiapkan,  menghadap ke layar putih yang diletakkan di bagian depan.
Ada kotak berisi beberapa tokoh wayang, gunungan,  dan perlengkapan sound system di area layar.  Sementara di pojok kiri depan,  ada meja yang di atasnya diletakkan bungkusan hadiah-hadiah ,  dan 2 kotak kardus seperti tas tenteng.

In focus mulai dinyalakan menyorotkan gambar dan tulisan. Sebagian anak yang sudah hadir, melihat dan membacanya,  sebagian lagi sibuk mencari tahu benda-benda yang mungkin bagi mereka, baru dilihat untuk  pertama kalinya.

Benar,  hari ini,  kakak-kakak pendamping BIA/BIAN/BIR,  menjanjikan pertunjukan wayang kulit dan sulap, sebagai penutup perayaan Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2018,  setelah 3 minggu sebelumnya mereka belajar bersama tema- tema BKSN mengenai cara menghadapi konflik dengan saudara,  orang tua,  dan teman-temannya.

Sekitar pukul 09.00 WIB,  Kak Ceacil &  Kak Maria sudah berdiri di depan,  menyapa adik-adik Bina Iman,  dan membuka acara dengan lagu-lagu yang energik.  Iringan gitar dari Bu Haryati,  juga menambah semangat mereka bergerak mengikuti syair lagu dan panduan MC.  Doa selanjutnya mengawali rangkaian acara pagi itu.

Sementara MC  mengajak  adik-adik bernyanyi dan bertanya jawab utuk mempersiapkan  pertunjukan wayang,  Kak Nico –  Sang Dalang,  telah bersiap pula dengan wayang-wayangnya.  Cerita yang akan dipertunjukkan kali ini adalah Kisah Daud dan Raja Saul (tema BKSN Minggu ke-4)
Kisah yang diambil dari Kitab 1 Samuel tersebut,  diceritakan kembali oleh Kak Nico,  lewat dialog maupun gerak tokoh-tokoh wayang yang dimainkan.  Pemilihan intonasi dan karakter suara yang disesuaikan dengan sifat tokoh dan suasana cerita, diikuti ‘senggakan’ sesekali  yang mempertegasnya,  dan  didukung iringan gamelan dari musik yang sudah dipersiapkan,  ternyata sukses membuat anak-anak duduk memperhatikan sampai pertunjukan selesai.
Untuk meyakinkan kembali bahwa cerita yang disampaikan ditangkap oleh anak-anak yang hadir,  Kak Ceacil dan Kak Nico kembali mengulasnya  sebentar di akhir pertunjukan wayang.  Tidak lupa ditekankan juga inti dari cerita tentang jiwa besar Daud yang mau tetap mengasihi dan memaafkan Raja Saul, se kalipun Daud tahu rencana dan  tindakan  jahat  Raja Saul kepadanya.


Menyambung penjelasan itu pula,  Bu Tutut mengingatkan kembali beberapa hal yang sudah dipelajari bersama dalam pertemuan BKSN Minggu  ke 1 s/d ke 3, bagaimana konflik atau pertengkaran bisa terjadi dalam keluarga, antar sesama saudara maupun dengan orang tua,  ataupun dalam hidup bermasyarakat, juga antar teman.
Satu penekanan yang disampaikan kepada anak-anak untuk menghadapi dan menyelesaikan hal itu,  kuncinya adalah tindakan KASIH –  mau memaafkan,  memberi kesempatan, tidak mengungkit dan  tidak mendendam.  Sama,  seperti tindakan Daud kepada Raja Saul dalam kisah wayang.


Acara diselingi bagi-bagi hadiah bagi teman-teman Bina Iman yang berhasil menjawab pertanyaan seputaran materi BKSN, sebelum ditutup dengan pertunjukan sulap,  yang dibawakan oleh pendamping BIA/BIAN,  Kak Iyung dan Bu Dewi.
Beberapa trik sulap disajikan,  untuk memberikan gambaran kepada anak,  bagaimana KASIH dan PENGAMPUNAN  Tuhan Yesus lewat pengurbanannya di kayu salib,  mampu memutihkan merahnya dosa dan kejahatan umatNya, yaitu dosa kita semua.
Sebuah poin yang menjadi misi anak-anak untuk dipraktekkan dalam keseharian mereka.

Tepuk tangan dan senyum cerah dari wajah anak-anak,  sepertinya mewakili kata ‘puas’  setelah  pertunjukan wayang dan sulap selesai.  Doa oleh Bu Lucia dan berkat penutup Romo Gunawan,  mengakhiri rangkaian acara BKSN BIA/BIAN &  BIR minggu siang itu.

Semoga pertunjukan wayang dan sulap yang disajikan ,  bisa membantu anak-anak belajar tentang Firman Tuhan,  sekaligus membuat mereka semakin  mengenal dan mensyukuri kekayaan kebudayaan bangsanya.

Maju terus Bina Iman St.  Gabriel

(Penulis : Iyun, editor : Erin, foto : BIA)