Dalam rangka Festival Kitab Suci 2018 September lalu, Forum Kerasulan Kitab Suci (KKS) Dekenat Timur dan KomLit KAJ mengadakan Kontes Pendamping BIA-BIR se-Dekenat Timur di Gereja St. Aloysius Gonzaga Paroki Cijantung, Selasa (11/9).
Kontes Pendamping BIA-BIR diikuti 5 Paroki dari 9 Paroki di Dekenat Timur yaitu Bidaracina, Cijantung, Cilangkap, Pulogebang dan Pulomas. Tim Pendamping BIA-BIR Paroki Pulogebang diwakili oleh : Hana, Cecil, Iyung, Maria Octa, Wawan (OMK) didukung oleh Ibu Maria, Ibu Iyun, Ibu Dewi dan Pak Hendro.
Lomba berupa metode pengajaran untuk menyampaikan Kitab Suci dengan tema “Satu Tubuh Kristus Banyak Anggota dengan Kristus sebagai Pusatnya”. Bertindak sebagai tim penilai dari KomLit KAJ, Sie Katekese Dekenat Timur dan Ketua Panitia Forum KKS Dekenat Timur. Setelah semuanya tampil di hadapan anak-anak BIA-BIR Paroki Cijantung, maka diumumkan hasil lomba sbb :
Juara 1 – Paroki Pulogebang
Juara 2 – Paroki Cijantung
Juara 3 – Paroki Pulomas
Pendamping BIA-BIR Paroki Pulogebang meraih Juara 1 Kontes Pendamping BIA-BIR se-Dekenat Timur. Proficiat dan ucapan selamat mengalir dari umat di paroki pulogebang. Kerja keras tim BIA-BIR mendapatkan hasil yang membanggakan.
Menurut Iyung, keberhasilan tim tidak lepas dari kerja keras dan persiapan yang matang. “Rapat 3-4 kali bahkan sampai larut malam mulai dari pengumpulan ide, metode penyampaian materi, persiapan media pendukung (script dialog, alat peraga, lagu, kostum penunjang) dan berlatih sesuai durasi,” ungkapnya.
“Untuk membantu anak lebih mudah menangkap pesan dari tema yg disampaikan, maka tim menjabarkannya dengan pengandaian bahwa setiap bagian tubuh yang sakit akan berimbas ke seluruh tubuh atau dengan kata lain seluruh tubuh juga akan kesakitan. Selain itu, setiap bagian tubuh mempunyai fungsinya masing-masing, jika salah satu organ tubuh sakit dan tidak berfungsi dengan baik, akan mengganggu kinerja tubuh secara keseluruhan. Kondisi tersebut bisa diibaratkan sebagai gereja yang sakit,” lanjutnya.
“Inti pesan bahwa anak-anak perlu terlibat dalam kegiatan gereja, supaya gereja tetap hidup dan bertumbuh. Anak-anak dapat terlibat dalam bagian-bagian tertentu, yang sesuai dengan minat masing-masing. Misalnya, anak yang hobi menyanyi dapat bergabung dalam paduan suara, atau anak yang suka bercerita bisa mengirim ceritanya dalam bentuk tulisan ke majalah gereja, ataupun juga bisa melayani menjadi misdinar, dsb,” jelasnya lagi.
Tim juga menampilkan ilustrasi mengenai kebhinekaan dalam gereja dengan bermain sulap tali yang pesannya meskipun berbeda-beda tetapi dalam gereja, Kasih Kristus mempersatukan kita semua seperti tema BKSN tahun ini #Bersatu Dalam Terang Firman.
(Deny Kus, Iyung, Iyun. Editor : Erin, Foto : @BIA)