Misa Syukur 74 tahun Indonesia Merdeka.
Misa untuk memperingati HUT kemerdekaan RI, 17 agustus 2019 diawali dengan perarakan petugas liturgi dan perwakilan 17 wilayah yang mengenakan baju daerah dari berbagai suku sebagai simbol adat Nusantara dari Sabang sampai Merauke.
Setelah perarakan memasuki gereja, bendera Merah Putih ditegakkan di altar dan seluruh umat tetap berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan panduan koor OMK yang sangat meriah. Pekik kemerdekaan pun dikumandangkan oleh Rm. A. Setya Gunawan Pr. dan dijawab oleh seluruh umat dengan semangat.
Indonesia sudah merdeka selama 74 tahun, tapi Indonesia sampai saat ini belum berhenti mendapatkan tantangan dan bahkan jebakan dari pihak-pihak yang ingin merobohkan kedaulatan RI. Seperti yang dialami Yesus sendiri, oleh ahli Farisi Yesus mendapat pertanyaan jebakan perihal boleh atau tidaknya rakyat membayar pajak kepada Kaisar yang dianggap sebagai pemerintah yang lalim dan kejam. Dikatakan pertanyaan jebakan karena jawaban ‘boleh’ ataupun ‘tidak’ dari Yesus tetap bisa mempersalahkan Yesus sebagai pembela kaisar atau pemberontak Kaisar. Yesus yang tahu bahwa diriNya sedang dicobai dengan cerdas memberikan jawaban, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Markus 12 : 13-17)
Rm. A. Setya Gunawan Pr. dalam homilinya mengingatkan, seperti yang dialami Yesus dimasa silam bahwa dalam perjalanan hidup sebagai seorang Katolik terkadang kita akan diamati segala perkataan dan perbuatan kita. Mudah sekali untuk mengatakan bahwa “orang Katolik itu telah melakukan sesuatu yang mengecewakan” jika ada perbuatan atau perkataan yang kuang baik. Itu sebab walaupun kita sudah merdeka dalam arti iman, maka karena kemerdekaan sebagai anak Allah itulah menjadi sangat penting untuk menjaga dan berhati-hati dalam berperilaku dan bertutur.
Di dalam kata bebas juga terkandung makna keharusan yang perlu diperhatikan. Contohnya adalah kita bisa bebas menentukan waktu berdoa, sekalipun bebas tetapi kita tetap harus berdoa. Begitu juga bebas memilih jam misa setiap hari Minggu yang dijadwalkan sebanyak 4x misa, tapi kita tetap harus memilih pergi Misa disalah satu jadwal tersebut. Karena merdeka itu berarti bebas bertanggung jawab, begitu pesan Romo menutup homilinya.
Merdeka!
(Er)