Memutuskan untuk memulai kehidupan berumah tangga merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup setiap manusia. Membangun rumah tangga artinya sudah siap dengan semua lika-likunya, warna-warni dan naik-turunnya roda kehidupan. Disaat kita memutuskan untuk membangun rumah tangga, artinya kita telah siap lahir dan batin untuk menerima baik dan buruknya pasangan hidup kita, sampai maut memisahkan. Bersedia mempunyai hati penuh kesabaran dan pengampunan bagi pasangan kita jika suatu saat dia terjatuh.

Demikian diungkapkan Romo Alphonsus Setya Gunawan, Pr, saat menjadi pembicara dalam seminar online melalui aplikasi zoom, dengan tema “Hukum dan Moral Perkawinan Katolik : Bagaimana Mengatasi Kasus–Kasus dalam Pernikahan” pada Minggu (27/6/2021) pukul 19.00.

Romo Gunawan, beliau biasa disapa, mengatakan bahwa hidup perkawinan harus dilandasi kasih. “Kasih selalu terikat dalam setiap pribadi, maka sangatlah penting menjadi pribadi yang utuh supaya kasih tersebut dapat bertumbuh dan berkembang,” katanya.

Lebih lanjut Romo Gun juga mengatakan bahwa perkawinan adalah proses yang terus menerus dan tidak ada hentinya untuk saling membahagiakan. “Hidup perkawinan harus terus menerus diusahakan. Terus mengusahakan berbagai hal yang menyatukan daripada mencari perbedaan. Pemeliharaan dan penyertaan Tuhan harus selalu disadari dalam hidup perkawinan. Oleh karenanya diharapkan “berdoa bersama” karena doa adalah kekuatan dalam hidup perkawinan.” ungkapnya.

Romo Gunawan juga memberikan 10 tips nasihat keluarga agar hidup bahagia, bersatu dan rukun, yaitu : 1. Jangan marah pada saat yang bersamaan ; 2. Jangan saling berteriak kecuali rumah terbakar; 3. Bila salah seorang dari anda harus menang dalam perselisihan, relakanlah pasangan anda yang memenangkannya; 4. Bila anda harus memberi kritik, lakukanlah dengan nada penuh kasih sayang, jangan memberi kritik yang menjatuhkan; 5. Jangan mengungkit kesalahan masa lalu; 6. Lebih baik anda mengabaikan seluruh dunia, daripada pasangan hidup anda; 7. Jangan tidur sebelum perselisihan diselesaikan secara tuntas; 8. Ucapkanlah kata-kata mesra atau pujian pada pasangan anda paling sedikit sekali sehari; 9. Bila anda melakukan kesalahan, bersedialah mengakuinya dan minta maaf; 10. Kalau ada dua orang bertengkar, maka yang salah biasanya yang paling banyak berbicara.

Selain memberikan makalah tentang hidup perkawinan Katolik, Romo Gunawan juga memberikan kesempatan para peserta untuk bertanya. Tidak disangka, interaksi yang terjadi antara panitia, Romo dan peserta sangat aktif. Beragam pertanyaan terkait rumah tangga ditanyakan para peserta di kolom chat. Panitia kemudian memilih pertanyaan untuk meminta Romo Gun menjawabnya.

Antusias peserta juga begitu terasa karena hingga pukul 21.00 para peserta masih setia mengikuti seminar ini. Banyaknya pertanyaan para peserta tidak bisa terjawab semuanya, bahkan Romo Gunawan meminta tambahan waktu kepada panitia.

Acara diakhiri dengan pesan penutup dari Romo Gunawan. “Hidup rumah tangga sangat kompleks dan banyak sekali peristiwa yang dialami oleh suami istri. Gereja hanya mengharapkan pada Ibu Bapak kalau anda ingin membahagiakan gereja, jadilah keluarga yang setia. Jika anda setia dalam perkara yang kecil, maka anda akan bisa dipercaya dalam perkara yang besar. Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang setia satu sama lain. Semoga keluarga-keluarga Katolik senantiasa berpegang teguh pada janji perkawinan yang secara sadar masing-masing  diucapkan dihadapan Tuhan, saling setia dan selalu saling mendukung dalam berbagai macam problematika dalam berumah tangga” pesannya.

Seminar yang diselenggarakan Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) Santo Gabriel dihadiri daring sekitar 225 orang dari berbagai dekenat dan paroki se-KAJ. Banyak peserta mengapresiasi positif acara ini. “Acaranya cukup bagus, sangat menambah wawasan saya yang baru memulai hidup berkeluarga. Romo Gun juga membawakan pemaparannya dengan bahasa yang cukup bisa dimengerti. Terimakasih Tim SKK Pulo Gebang dan Romo Gunawan” ungkap seorang peserta yang diminta pendapatnya oleh tim komsos Pulo Gebang.

Tuhan Memberkati!

 

Penulis: Cika