PULO GEBANG – Suatu hari, ketika aku mengikuti ibadat penghiburan di sebuah rumah duka, seorang Pendeta muda memberikan kotbah didepan umat yang hadir sambil memegang iPad di tangan kirinya dan mike di tangan kanannya. Lalu beliau berkata: ”Mari saudara-saudaraku terkasih, kita buka dan baca bersama-sama firman Tuhan dari Yohanes 14, ayat 2 dan 3..”, seketika semua umat yang hadir dalam ibadat tersebut, memegang handphone mereka, sibuk mengetik dan mencari ayat yang diminta, lalu kemudian secara bersama-sama membaca ayat-ayat yang tertera di layar handphone sesuai instruksi sang Pendeta. Beberapa orang terlihat mengecek pesan whats app mereka setelah selesai membaca firman …hehe…mungkin mumpung sekalian lagi buka handphone.
Pemandangan seperti cerita diatas, adalah pemandangan umum yang sudah biasa aku lihat, dalam setiap kegiatan rohani jaman now. Mau tidak mau, suka tidak suka, kemajuan teknologi melalui alat canggih yang bernama handphone tampaknya mulai membawa dampak kedalam kehidupan rohani kita.
Aplikasi-aplikasi rohani dengan mudah dapat ditemukan dalam gadget yang ada ditangan kita. Dengan hati yang entah kenapa terasa tidak nyaman melihat fenomena “baca firman lewat Hp” yang kian umum dilakukan dalam kegiatan rohani maupun ibadat dan dianggap sudah biasa dan wajar karena jaman sudah canggih. Aku pernah bahas dengan seorang teman tentang hal ini, pertanyaan yang mengganjal dalam hatiku yang aku kemukakan adalah : “Kayaknya kok ga etis ya baca firman dari handphone ,bukan dari kitab suci, dalam suatu kegiatan rohani dan ibadat , memangnya sama dan diperbolehkan gereja?” temanku menjawab : “Sama aja, lebih praktis, ga usah berat-berat bawa alkitab, diperbolehkan kok sama gereja, buktinya ada tuh ekatolik , gereja yang bikin, tinggal kamu download aja di playstore, yang penting kita imani”.
Dan karena keingintahuanku, aku mendownload ekatolik tersebut, dan memang semuanya lengkap , banyak pilihan menu, apa saja ada…mau perjanjian lama, perjanjian baru, renungan, doa-doa, komplit deh pokoknya. So, kenyataannya kecanggihan rohani mengikuti kecanggihan teknologi…..turut serta membenahi diri dalam tuntutan dinamika perkembangan zaman yang bergerak begitu cepat dan moderen.
Semua perubahan itu tentu saja akan membawa pengaruh pula pada sikap-sikap dan keputusan-keputusan rohani kita, sebagai contoh: ketika ketua di salah satu grup rohaniku punya usul ingin menyumbang 50 buah kitab suci dan puji syukur untuk dikirim ke sebuah gereja di daerah yang agak terpencil …hampir semua anggota grup tidak setuju….dengan argumen buat apa alkitab dan puji syukur, semua sekarang bisa dilihat lewat hp, lewat internet, jadi cuma buang-buang uang, mending nyumbang yang lain.
OMG…Oh My God….hal-hal seperti ini sering membuat aku galau, apa sekarang Tuhan pindah ke hp? Ga ada lagi di kitab suci? Aku galau karena mungkin aku termasuk jadul, susah move on dari kebiasaan lama yang sudah kukenal berpuluh-puluh tahun selama menjadi katolik…tetap saja senengnya bawa-bawa alkitab, yang rasanya sekarang sering aku malah kelihatan ribet dan jadul. Saat aku sibuk buka-buka lembaran alkitab mencari ayat yang disebutkan, sedangkan sebelahku dalam hitungan detik sudah menemukan ayat tersebut hanya dengan membuka ekatolik di hpnya lalu melirik kearahku dan nyeletuk, ”Kelamaan kamu, ga praktis sih, ngapain bawa-bawa alkitab, berat-beratin ajah!”……pembelaan diri dibenakku adalah : kitab itu buku, aku kutu buku makanya seneng bawa alkitab…aku bukan virus hp….jadi sampai kapanpun aku lebih suka kitab suci ketibang hp suci (tentu saja omongan pembelaan diri ini cuma aku dan Tuhan yang tau hehe).
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi, tentu juga punya dampak positif, contoh salah satunya adalah melalui forwarded messages dengan mudah kita semua menerima renungan-renungan rohani beserta ayat firman Tuhan yang menyertai, memang merupakan siraman rohani yang membuat kita yang membacanya menjadi merenung, meresapi dan memberi kekuatan. Aku pribadi juga merasakan manfaat dari aplikasi rohani di hpku…ketika jam-jam doa angelus tiba, alarm di hpku berbunyi dan aku langsung membuka hpku, dan berdoa Malaikat Tuhan yang ada di aplikasi ekatolik….dan kalau harus pergi keluar kota atau keluar negri, aplikasi ini sangat membantuku untuk tetap berdoa dan membaca firman.
Salah satu forwarded message yang aku baca di grup whatsapp SMPku menguatkan keprihatinan dalam hatiku dalam melihat fenomena rohani jaman now ini bahwa aku tidak galau sendirian. Berikut adalah renungan tersebut : “TOLONG BANTU ALKITAB YANG AKAN MENJADI EXTINCTION ( KEPUNAHAN )…Tahukah anda, bahwa alkitab tidak dapat dilihat dimana saja dalam 50 tahun mendatang jika tidak ada yang dilakukan untuk menyelamatkannya. Tahukah anda,bahwa setan menggunakan teknologi baru untuk menghapus alkitab dari toko-toko buku, rak buku , gereja dan orang-orang kristen. Dan orang-orang kristen membantu setan mencapai hal itu tanpa sepengetahuan mereka? Ketika para pelayan Tuhan berkhotbah dari laptop mereka, iPad dan handphone, tanpa membawa alkitab lagi, bukannya dari alkitab lagi, mereka secara tidak sengaja mendorong para anggota mereka untuk datang ke kebaktian gereja dengan handphone mereka, bukan membawa alkitab mereka lagi. Sementara kelompok agama lainnya bekerja keras untuk melestarikan buku-buku agama mereka, orang-orang kristen bekerja keras untuk menghapus kitab suci…alkitab…dari hardcopy ke softcopy untuk kenyamanan mereka. Jika orang kristen melanjutkan sikap ini, maka alkitab akan kurang dijual dan secara bertahap penerbit akan menghentikan produksi alkitab. Teknologi telah menghasilkan banyak hal saat ini. Dimana TV hitam dan putih? Obor bertenaga baterai secara bertahap dihapus karena sudah ada obor yang dapat diisi ulang. Tolong jangan biarkan kitab suci mengalami nasib yang sama. Masih ada kitab di surga (wahyu 20:12). Mari kita pergi ke kebaktian gereja dan persekutuan kita dengan alkitab kita. Jika pemberitaan dari Kitab suci adalah kuno dan memberatkan, marilah kita terus berkotbah darinya demi Kristus dan untuk melestarikan kitab suci. Jika pergi ke kebaktian gereja dengan alkitab adalah beban, ingatlah Yesus membawa beban yang lebih besar untuk anda. Anda dapat menggunakan iPad dan handphone saat membaca alkitab secara pribadi dirumah untuk kenyamanan anda, tapi tolong selamatkan alkitab dari kepunahan dengan membawa BUKU KITAB SUCI ke gereja dan persekutuan. Jika anda setuju dengan tulisan ini, tolong kirimkan pesan ini kepada semua orang kristen dan anak-anak Tuhan yang anda kenal”.
Siapapun yang menulis text message ini, orang tersebut sama prihatinnya dan galaunya dengan aku….memang akan seperti itu, kitab suci terancam punah didunia. Teringat apa yang dikatakan anakku dan temanku ketika aku membeli dua buah alkitab yang berukuran sedang di Gramedia untuk kubawa-bawa, karena sekarang aku hanya punya ukuran besar. Mereka berkomentar dengan heran: ”Hah, ngapain beli alkitab? kan udah ada semua di handphone”. Patut kita renungkan bersama pesan yang di forward tersebut menjadi keprihatinan kita. Bersyukur aku sebagai orang katolik tidak membawa alkitab setiap misa ke gereja, karena aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau satu gereja semua umat, Imam serta lektor/lektrisnya memegang handphone lalu ketika selesai membaca firman Tuhan mengangkat handphonenya dan berkata : ”Demikianlah sabda Tuhan….” atau ketika lektor/lektris tidak bisa lagi berkata: “Bacaan pertama diambil dari kitab kejadian bab etc…..”, tapi diganti menjadi: “bacaan pertama diambil dari ekatolik menu alkitab perjanjian lama etc…..”. Ngeri ya ngebayanginnya, dan betapa menyedihkan kalau sampai nanti terjadi.
Kalau saja saudara seiman kita dari gereja Kristen sudah mulai alert atau waspada melihat fenomena “hp suci”….mereka dapat melihatnya lebih cepat karena membawa alkitab adalah ritual wajib setiap kegereja dan pengkotbah mereka juga membawa alkitab dalam memberikan kotbah untuk mengajak umat membuka dan membaca firman…maka aku berharap kita sebagai umat Katolik juga mulai aware atau sadar, fenomena “hp suci” tersebut belum sampai masuk ke gereja, namun sudah masuk ke persekutan doa, pendalaman iman dan kegiatan rohani umat serta ke dalam persepsi pikiran umat bahwa semua itu sudah seharusnya terjadi karena teknologi semakin canggih dan sekarang jaman digital jadi tidak mengherankan kalau kitab suci tidak berbentuk kitab lagi.
Pertanyaanku adalah: Apa Tuhan ikut canggih dari kitab pindah ke hp? Apa hp itu jadi suci karena banyak aplikasi rohani didalamnya berdampingan dengan aplikasi duniawi yang menyesatkan lainnya? Apa benar sah-sah aja baca firman Tuhan lewat hp asal kita imani dan amini? Apa Tuhan pun maklum dan mengerti karena kecanggihan teknologi, dan perkembangan jaman, kitab suci akan berubah menjadi hp suci?. Semoga ini adalah PR ( pekerjaan rumah ) kita bersama sebagai umat katolik, mari selamatkan alkitab, kitab suci dimana saat kita membuka dan membacanya ,hanya kebenaran firman Tuhan dan kehadiran Tuhan yang kita lihat, tidak ada yang lain. God Bless us. (Penulis: Limut/ Triesly Wigati)