Banyak orang atau komunitas setiap tahunnya selalu merayakan Tahun baru China atau Imlek dengan sukacita dan kegembiraan serta harapan baru yang lebih baik dibanding tahun  sebelumnya. Wanita Katolik RI ranting  St Yakobus yang berjarak 4 km  arah barat  dari Gereja St Gabriel Pulo Gebang,  juga ikut serta melestarikan Budaya Perayaan Imlek .  Anggota Ranting yang berjumlah 20 orang berlatar belakang dari berbagai daerah atau  budaya terlihat sangat kompak dan riang gembira di hari sabtu tanggal 16 Februari 2019 .  Mereka merayakan Imlek dengan caranya yang unik yaitu belajar membuat  makanan khas Palembang ; Tekwan dan  Es Kacang Merah. Mereka juga berharap tahun baru ini mempunyai harapan baru   untuk Ranting St Yakobus yaitu  lebih kompak, bersemangat  dan semua diberi kesehatan yang lebih  baik. Konon belajar memasak ini juga merupakan bagian dari program kerja Ranting tersebut.

Kegiatan memasak  dimulai pada jam 14.15  diawali dengan doa pembukaan bertempat di rumah Ibu Yana Kurniadi.  Tuan rumah  sekaligus yang menjadi pengajar memasak di siang hari itu, mengawalinya dengan memperkenalkan taste serta seluk beluk tekwan dan es kacang merah. Seperti  kelas  memasak di televisi, Yana Kurniadi  yang memiliki warisan darah palembang dari Ibunya ini memberikan rincian bahan, ukuran dan cara memasak tahap demi tahap dengan jelas dan terlihat sangat menguasai  materi dan cara membuat Tekwan dan Es Kacang Merah.   Semua bahan  dan alat telah disiapkan di meja makan; misalnya kompor kecil, panci, ikan tenggiri yang telah dihaluskan, tepung, bumbu, tak ketinggalan timbangan untuk menimbang tepung dan ikan. Bahan untuk es kacang merah sudah siap santap. Menurut pengajar, membuat es kacang merah haruslah kacang merah yang bagus, di rendam satu malam dan direbus lama.  Mereka saling bergantian membantu  mengaduk, menuang  air dan sebagainya,  sementara pengajar menerangkan langkah memasak, bagaimana teknik membuat kuah yang segar, memilih ikan sampai cara mengaduk adonan tekwan yang benar,   sebagian peserta lainnya sibuk memotret ada juga yang rajin mencatat.

Seluruh yang hadir antusias mendengarkan dan sangat memperhatikan tahapan dan teknik memasak.  Ada hal lucu yang dilakukan  para anggota Wanita Katolik yang sedang belajar memasak ini.  Ketika  bulatan bakso tekwan  baru matang beberapa bulatan,  salah satu ibu tidak sabar untuk segera mencicipi  tekwan dan  mengedarkan  bakso tekwan  yang belum ada kuahnya tersebut  untuk diicip keseluruh yang hadir, karena merasa enak,   ada ibu yang mengambil berulang kali, disambut dengan gelak tawa dan saling mengejek  bercanda menandakan sebuah keakraban dan riang gembira.

Meski kehadiran anggota pada siang hari itu tidak banyak, namun kegembiraan dan keakraban tanpa sekat sangat terasa di antara mereka meski satu sama lain memiliki umur yang bervariasi  jauh dan berasal dari beberapa lingkungan. Setelah seluruh proses memasak selesai,  dengan aroma kuah yang segar dan panas,  mereka bersama menikmati Tekwan dan Es Kacang Merah. Bagi yang suka pedas menambahkan sambal  dari cabai rawit hijau yang diulek halus. Puas menikmati hasil masakan sendiri dilanjutkan  foto bersama  dengan berbagai  ornamen Imlek, khususnya ornamen babi yang melambangkan tahun babi.

Sekitar pukul 16.15 ditutup doa Syukur dan tentu saja acara Plastikisasi ( meminjam istilah mereka) maksudnya adalah membawa makanan yang ada, menggunakan plastik untuk dibawa pulang. Selamat menikmati tahun baru China, hidup baru, semoga Wanita Katolik Ranting St Yakobus mempunyai semangat baru untuk tetap berkembang dan bergembira

Tuhan memberkati

Penulis Rita Suseno, Foto- Emil