Minggu, 26 November adalah Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Gereja Santo Gabriel Paroki Pulo Gebang, merayakan dengan sangat meriah dengan perayaan ekaristi nuansa budaya Sumatera Utara pada pukul 09.00 WIB.

Nuansa budaya itu terasa sejak umat hadir di gereja. Mereka disambut petugas penyambut jemaat anak-anak muda berpakaian putih memakai kain ulos dan topi adat.

petugas pelayan jemaat berpakaian khas budaya Sumut

Sebelum misa dimulai, panitia membacakan pengantar berbahasa Batak atau “Gondang mula-mula dan somba-somba”

Enam perempuan berpakaian adat menari “Panomunomuon”, yang artinya penyambutan pemimpin upacara dan jajarannya. Tarian yang berasal dari Toba ini menyambut prosesi para pelayan altar dan para Imam menuju altar. Mereka juga mengenakan kain tenun tradisional.

paduan suara misa nuansa budaya Sumut

Lagu pembukaan “Jiwaku Ingin Bernyanyi” dilantunkan penuh semangat oleh paduan suara dari Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU) St Gabriel Pulo Gebang. Iringan musik tradisi dari suku Batak Toba yaitu Gondang membuat suasana semakin meriah.

musik gondang khas Sumut mengiringi paduan suara selama misa

Misa nuansa budaya Sumut, dipersembahkan secara konselebran oleh tiga imam. Pastor Kepala Paroki Pulo Gebang RD. Y. R. Wisnu Wicaksono, Pr, selaku konselebran utama didampingi Pastor RP Matheus L. Batubara, OFM dan Pastor RP. Jona Joakim Pinem, OFM.Cap sebagai konselebran. Kedua Romo tamu yang berasal dari Sumatera Utara dihadirkan khusus oleh panitia.

tiga pastor memimpin misa nuansa budaya Sumut

Horas, mejuah-juah kata Pastor Wisnu menyapa umat dengan bahasa Batak di pembuka misa, yaitu ungkapan ekspresi sambutan dan salam hangat dan damai sejahtera untuk kita semua.

Sedangkan Pastor Matheus dalam homilinya, mengungkapkan bahwa tema misa “Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam” sangat cocok dengan orang batak. “Didalam kehidupan suku Batak, istilah anak ni raja dan boru ni raja sangat melekat dalam nilai-nilai kehidupan. Orang Batak adalah anak raja atau putri Raja” terangnya.

Selain punya kebanggaan anak raja, ternyata orang batak punya keistimewaan yaitu identitas yang dibawa terus, tidak dilepaskan yaitu marga. Lalu mereka juga mempunyai semangat petualang dan petarung yang tangguh buktinya merantau kemana-mana.

Romo Matheus juga meyakini filosofi pohon “Andaliman”. Andaliman adalah rempah khas Sumatera Utara yang menjadi bumbu utama pada hampir semua makanan khas Batak.

tiga pastor memimpin misa nuansa budaya Sumut

“Pohonnya tidak besar, dibiarkan hidup ditengah ilalang. Justru semakin dihimpit, buah andaliman berkembang semakin bagus. Ini gambaran orang batak dan orang kristiani, bila semakin dihimpit, iman akan semakin tumbuh, gereja akan berkembang terus,” harapnya.

Sesuai tema minggu ini, Yesus adalah Raja Semesta Alam. “Raja yang tidak hanya duduk di singgasana tetapi justru sebagai gembala, mencari yang hilang dan sesat, menyembuhkan yang luka dan melindungi yang lemah dan kuat,” imbuhnya.

Ia juga mengungkapkan kebahagiaan tertinggi manusia menurut Thomas Aquinas adalah perjumpaan dengan Tuhan. “Raja yang kita imani, hadir sebagai bentuk manusia yang lemah, Tuhan hadir di wajah orang-orang yang menderita, kelaparan, dipenjara, putus asa. Saat itulah anda berjumpa dengan Tuhan. Maka dari itu, berbuat baiklah kepada mereka,” ajaknya menutup homili.

tarian adat Sumut mengantarkan persembahan

Sajian tari dari Simalungun “Padaskon Galangan” yang artinya menyerahkan persembahan mengiringi saat prosesi persembahan. Yang juga unik adalah materi persembahan berupa hasil bumi khas Sumut.

foto pastor bersama prodiakon dan petugas persembahan

Selesai misa, diadakan foto bersama di depan altar.

foto pastor bersama misdinar

foto pastor bersama paduan suara

Di pintu keluar gereja, panitia membagikan Lapet kepada semua umat, yaitu makanan khas Batak yang terbuat dari tepung beras berbentuk limas segi empat dengan isian di dalamnya tanda sukacita bersama.

pembagian lapet ke umat oleh pelayan jemaat

Acara dilanjutkan dengan pesta budaya Sumatera Utara di Gedung Karya Pastoral lt.3.

Acara budaya dilangsungkan meriah dengan berbagai acara antara lain tari-tarian adat, tor-tor dan hiburan.

pesta adat di GKP lt.3

Setelah makan siang, acara kebersamaan penuh sukacita masih terus berlanjut, sambutan Pastor Matheus L. Batubara, OFM, ketua IKKSU Pulo Gebang St. Gabriel, ketua IKKSU Jabodetabek hingga pelantikan Pengurus IKKSU Pulo Gebang.

foto romo dan panitia di GKP lt.3

Tidak hanya para orang tua, remaja dan anak-anak juga memeriahkan pesta adat ini.

anak-anak turut memeriahkan pesta adat

Deny Kus Indarto (kontributor), foto: Komsos Paroki Pulo Gebang