Para Ketua Lingkungan se-Dekenat Timur mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Bapa Uskup Ignatius Kardinal Suharyo saat “Rekoleksi Ketua Lingkungan se-Dekenat Timur” di GKP lt.3 Gereja Santo Gabriel Paroki Pulogebang pada Sabtu (14/3/2020) pagi.
Pertemuan ini merupakan keinginan dari Bapa Kardinal sendiri untuk menyampaikan secara khusus rasa terima kasihnya kepada pelayan gereja. “Terimakasih kepada para Imam yang bertugas pelayanan di Keuskupan Agung Jakarta dan para Ketua Lingkungan yang sudah mengorbankan keluarga dan komunitasnya untuk menjalankan tugas dengan baik. Semoga kita saling meneguhkan dalam pelayanan,” ungkap Kardinal Suharyo.
Dalam kesempatan ini, Kardinal Suharyo juga menyampaikan 2 pokok permenungan kepada peserta. Yang pertama, tentang sejarah “Lingkungan” ; cerita awal Lingkungan, cita-cita dan perkembangan gereja sampai dengan sekarang. Yang kedua, menulis Kisah Para Rasul Bab 29. “Kisah Para Rasul berhenti di Bab 28, kita yang harus menulis di Bab 29, caranya bagaimana, ya dengan menjadi Ketua Lingkungan,” candanya.
Lingkungan atau Kring (bahasa Belanda), pertama kali dilontarkan Pastor Albertus Soegijapranata, SJ waktu menjadi pastor rekan di Paroki St Yusup Bintaran, Yogya tahun 1934. Gagasan dibentuk Lingkungan adalah sebagai wadah berkumpul orang katolik, yang tidak hanya berpusat di gereja/paroki saja tetapi juga di tengah-tengah masyarakat.
Tahun 1974 seorang misionaris Belanda menulis satu artikel di majalah Belanda kalau diterjemahkan adalah “Lingkungan: Menuju Gereja yang Lain.” Misionaris ini mengamati bahwa sistem lingkungan selama 40 tahun Gereja di Indonesia menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan Gereja Eropa yang sudah mulai merosot sesudah Konsili Vatikan II. “Oleh sebab itu, Ketua lingkungan memikul tanggung jawab sejarah agar gereja tidak beku tetapi hidup, merawat dan mengembangkan gereja supaya tetap lestari” pesan Uskup Agung Jakarta ini.
Tema kedua, Kardinal Suharyo mengupas lahirnya gereja menurut Kisah Para Rasul Bab 1 s.d 28. Dalam Kisah Para Rasul banyak figur yang menginspirasi perkembangan gereja setelah Yesus Wafat, antara lain Yakobus, Paulus dan Barnabas. “Sebagai Ketua Lingkungan diharapkan menampilkan sosok Barnabas karena model kepemimpinan yang baik, penuh roh kudus, beriman, berhati lapang dan kreatif membuat gereja hidup,” tukasnya.
Dalam rekoleksi ini peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan sharing pengalaman iman sebagai Ketua Lingkungan. Di sesi terakhir adalah pemberkatan Rosario Merah Putih oleh Bapa Kardinal Suharyo dan akan dibagikan kepada setiap Ketua Lingkungan se-Dekenat Timur.
Rekoleksi sehari ini dihadiri 410 Ketua Lingkungan se-Dekenat Timur yang terdiri dari 9 Paroki (Bidaracina, Cijantung, Cililitan, Duren Sawit, Matraman, Pulomas, Pulogebang, Rawamangun, Cilangkap).
Hadir pula Pastor V. Adi Prasojo Pr (Sekretaris KAJ) dan pastor yang bertugas di Dekenat Timur ; Pastor FX Widyatmaka SJ, Pastor Antonius Yakin Ciptamulya Pr, Pastor A. Susilo Wijoyo Pr, Pastor A. Setya Gunawan Pr, Pastor Thomas Aquino M. Rochadi Widagdo Pr, Pastor A. Didit Soepartono Pr, Pastor Fajar Himawan MSF, Pastor B.Sumaryo SCJ.
Sebagai tuan rumah, Pastor Kepala Paroki Pulogebang yang juga Pastor Deken, Romo A. Susilo Wijoyo, Pr mengungkapkan kegembiraannya karena Ketua Lingkungan yang hadir cukup banyak padahal sedang ada wabah Covid19. Romo Susilo berharap para Ketua Lingkungan nantinya seperti sosok Barnabas.
Semoga perjumpaan ini meneguhkan para Ketua Lingkungan dan semakin rela menyumbangkan apa yang ada dalam dirinya untuk perkembangan gereja, seperti harapan Bapa Uskup.
Deny Kus, foto: komsos