Meneladani semangat Kartini  untuk terus  meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kaum perempuan,   Wanita Katolik RI Cabang Santo Gabriel Pulo Gebang mengadakan pelatihan Shibori. Pelatihan dilakukan di area parkir gereja pada 21 dan 22 April 2018 dengan melibatkan total peserta pada hari pertama 28 orang sementara pada hari kedua sebanyak 20 orang. Berperan sebagai fasilitator antara lain,  Th. Natalia  Titik Aryani  dibantu oleh Fl. Angeli Lanny.

Panitia Pelaksana  dari  – Ranting Yakobus dibantu beberapa pengurus cabang dengan Ketua Panitia Emiliana L. P. memersiapkan semuanya dengan baik. Mereka menggelar tikar dan spanduk bekas di area parkir GKP, sebagai alas duduk peserta pelatihan untuk pemahaman materi/teori. Juga,  menyiapakan sejumlah ember untuk   pencelupan/ pewarnaan  serta  memasang tali jemuran setinggi  1.70 cm sepanjang 20m di sisi timur area parkir untuk penjemuran setelah proses pewarnaan selesai.

Semula,  pelatihan hanya akan diadakan satu angkatan saja, namun karena  banyaknya peminat ( 48 peserta ) dari seluruh ranting di Cabang St Gabriel  (10 ranting), maka pelatihan diadakan 2 angkatan selama dua hari itu.  Menurut Titik, fasilitator senior, hal ini dilakukan dengan pertimbangan supaya peserta mendapatkan pendampingan yang maksimal dari fasilitator.

Bicara tentang Shibori, tahukah Anda tentang ini? Shibori atau lengkapnya Shiborizome merupakan sebutan seni Jepang dalam memanipulasi kain untuk menciptakan pola melalui metode pewarnaan celup yang sudah ada sejak abad ke-8. Proses ini melibatkan teknik mengikat, melipat, memutar atau menekan. Bentukan organik alami yang dihasilkan adalah kebenaran akan filosofi mendasar Jepang tentang menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan.

Teknik Shibori ada beragam macam, diantaranya yang terkenal dan paling sering digunakan yaitu Kanoko Shibori, Miura Shibori, Kumo Shibori, Nui Shibori, Arashi Shibori dan Itajime Shibori. Masing-masing teknik menghasilkan pola yang unik dan berbeda, aplikasinya pun juga berbeda. Pelatihan yang dilakukan oleh WKRI kali ini mencakup tiga teknik yakni Itajime, Nui dan Kanoko.

Peserta, fasilitator dan panitia merasa puas dengan pelatihan ini.  Para peserta merasa puas dengan hasil yang didapat karena mereka diberi kebebasan  oleh fasilitator untuk berkreasi menuangkan idenya  pada kain yang akan mereka olah. Fasilitator puas karena peserta senang dan tampak hasil kain yang  bagus dari kreasi peserta.

Lelah panitia terbayar karena semua  yang telah dipersiapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Mereka juga puas  melihat kegembiraan peserta dan fasilitator dalam pelatihan ini. (Penulis dan Foto: Rita, Editor: Ferdinand Lamak)