PULO GEBANG – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 2018, Seksi Panggilan, Seksi HAAK, Seksi Kepemudaan, Seksi K&P dan PPTP bekerja sama mengadakan serangkaian acara yaitu Misa Orang Muda Katolik (OMK) pukul 09.00 WIB dilanjutkan Nonton Bareng dan Talkshow dengan Tema “Sumpah Pemuda Memanggil Kita” di GKP Lt.3, Minggu (28/10/18).

Sebanyak 105 umat hadir dalam acara yang ditujukan untuk kaum muda ini. Romo A. Susilo Wijoyo, Pr yang membuka acara ini berpesan agar nobar dan talkshow ini memberi pencerahan dan semangat agar kaum muda terpanggil menjadi 100% Katolik 100% Indonesia.

Acara pertama adalah nonton bareng film ‘SILENCE” yaitu sebuah film tentang perjalanan misionaris Jesuit di Jepang dengan taruhan nyawa. Walaupun tidak sempat tayang semuanya karena keterbatasan waktu tetapi memberi gambaran betapa peran misionaris sangat berat dalam menyebarkan ajaran Katolik di masa itu.

Setelah nobar, acara dilanjutkan talkshow dengan para narasumber yang dipandu oleh Ferdinand Lamak. Adapun 3 narasumber adalah Romo Yohanes Radityo Wisnu (Ketua Komisi Panggilan KAJ) mewakili tokoh panggilan menjadi biarawan/ti, Ray Rangkuti (Lingkar Madani Indonesia) dan Lucius Karus (Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia/Formappi) yang membedah tentang panggilan dalam bidang sosial politik dan kemasyarakatan.

Romo Wisnu, mengatakan bahwa misi iman Katolik sejak kita dibaptis adalah kudus oleh karena itu kita dipanggil kesadarannya untuk menjadi kudus apapun profesinya. ”Panggilan kita adalah kesadaran menjadi kudus apapun profesinya begitupun menjadi Pastor. Umat Katolik zaman sekarang dituntut untuk mencapai kualitas iman,” jelasnya.

Lebih lanjut Romo Wisnu berpesan mulai dari muda, kita harus peduli pada masa depan gereja dan bangsa. Walaupun kaum minoritas, kita harus mencari teman-teman yang sepaham sehingga aspirasi tersalurkan. Menjadi Katolik jangan eksklusif tetapi harus berbaur menjadi bagian dari warga RT/RW dan aktif di kehidupan bermasyarakat.

Menambahkan penyajian materi dari Romo Wisnu, Sunaryo Madhadi selaku Ketua Seksi Panggilan juga menghadirkandua orang putera Paroki Pulo Gebang yang kini tengah mengenyam pendidikan di bangku Seminari Menengah Wacana Bhakti yakni Nito Parera dan Loddie Lamak. Keduanya didaulat untuk menceritakan pengalamannya masuk dan menjadi seminaris di  Seminari Wacana Bhakti. Apa saja kegiatan-kegiatan di sana dan mereka menceriterakan, selain mendapat bekal untuk menjadi calon imam, seminari juga memberikan ruang yang luas untuk menyalurkan bakat dan minat siswa baik dalam bidang musik (orkestra), kegiatan olahraga dan sebagainya.

Usai pembahasan tentang panggilan khusus, acara pun memasuki perbincangan mengenai panggilan dalam kehidupan sosial politik dan kemasyarakatan. Dalam bagian ini, Ray Rangkuti (Lingkar Madani Indonesia) berpesan kaum muda sekarang harus berperan dalam menentukan arah bangsa. “Hidup kita tidak jauh dari politik maka kita harus berpolitik dalam arti yang luas karena politik mengatur kehidupan kita, kaum muda harus peduli,” ungkapnya.

Lucius Karus (Formappi) mengatakan bahwa umat Katolik belum banyak terdengar suaranya bahkan yang sudah menjadi anggota DPR. Menjadi kaum muda terpanggil untuk berpartisipasi secara sadar, aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. “Sekarang berpolitik bisa lewat medsos menyampaikan sesuaitu yang baik, kritik membangun dan anti hoax,” pesannya.

OMK St. Gabriel sangat antusias dalam talkshow ini, terlihat dengan banyaknya pertanyaan pada sesi tanya jawab. Acara ini semakin meriah dengan hiburan Gabriel Musical, dan ditutup dengan foto bersama. Denykus, foto : @gpc