Natal adalah peristiwa  keselamatan untuk seluruh  ciptaanNya. Penting  kita sebagai umat beriman yang telah diselamatkan ikut serta  peduli pada Lingkungan hidup dan mewujudkannya dalam tindakan  perilaku sehari –hari ( Habitus). Contohnya  dengan memanfaatkan barang bekas  dan mengurangi sampah.  Ketua  Seksi Keadilan  Perdamaian  KAJ  Rm. RD.  Agustinus Heri Wibowo, mengajak umat untuk peduli pada lingkungan hidup dengan mengadakan lomba membuat  pohon  dan goa natal  dengan menggunakan barang bekas. Perlombaan  diikuti oleh seluruh Paroki/ Stasi Gereja Katolik KAJ.

Paroki Pulo Gebang menyambut  gembira ajakan tersebut meski pemberitahuan lomba dari KAJ baru diterima sebulan sebelum Natal.   Romo Aloysius Susilo Wijoyo Pr,  menginstrusikan supaya Panitia Natal, Seksi Lingkungan Hidup dan Komsos bekerjasama untuk  mengikuti lomba tersebut.  Panitia Natal  Paroki Pulo Gebang tahun 2019 dari wilayah VI yang diketuai Ibu Ella dan  beberapa orang dari  Seksi Lingkungan Hidup  serta Komsos segera mengadakan rapat menyusun konsep, dengan berbagai ide yang akhirnya  disepakati  tema  dekorasi Natal adalah Adat/Budaya Betawi yang  sederhana dan memakai  sampah / barang bekas, tanpa plastik ( bahan yang bisa didaur ulang atau bisa dijadikan pupuk).  Harapannya adalah dekorasi tersebut mempunyai roh dan menginspirasi umat  untuk hidup sederhana dan peduli  pada lingkungan hidup.

Pencarian materi dimulai dari halaman gereja, dengan memanfaatkan pohon yang sudah mati karena musim kemarau panjang. Kayu-kayu bekas bangunan dikumpulkan dari umat dan daun-daun pisang kering diambil dari kebun pisang sepanjang kali BKT yang ditanam oleh orang-orang garapan.

Tanggal 22 Desember 2019  minggu  malam setelah misa sore,   dimulai pemasangan goa dan pohon Natal, yang diwakili oleh umat dari setiap wilayah.   Goa natal berbentuk rumah Betawi dibuat dari kayu batangan bekas. atap rumah terbuat dari gedebog  pisang  yang dikeringkan dan karung goni sebagai latar belakangnya.  Pakaian kanak kanak Yesus Maria dan Yosep juga terbuat dari karung goni dan pelepah pisang. Jika tahun sebelumnya Pohon Natal berwarna hijau berasal dari pohon masih segar, Natal tahun 2019 pohon Natal berwarna coklat terbuat dari pohon  pucuk merah yang sudah mati/kering.  Hiasan pohon natal dari rontokan bunga pinus  yang sudah kering, dikaitkan diranting pohon pucuk merah. Pelepah pisang besar yang masih ada daunnya dan  sudah kering, diikat dipinggir goa sebagai hiasan. Hampir semua bahan yang digunakan adalah bahan  kering,  karena bulan desember adalah penghujung musim kering yang panjang.

Di sekitar goa untuk mempercantik  ditata tanaman  hijau dari pot yang sebagian diambil dari taman milik gereja yang dikelola oleh Seksi Lingkungan hidup.  Tanaman hijau simbol bahwa setelah musim kering/ kematian akan muncul kehidupan yang penuh harapan, dengan tumbuhnya tunas-tunas hijau.

Seluruh tim dengan dukungan Romo Aloysius Susilo Wijoyo, Pr. dan Romo Alphonsus Setya Gunawan, Pr. bekerjasama dalam kesederhanaan dan sukacita serta kepedulian pada lingkungan hidup. Kerja sinergi ini membuahkan hasil yang tidak diduga, Paroki Pulo Gebang mendapatkan juara pertama Lomba Green Christmas Se-KAJ untuk tahun 2019.  Kerja lelah menyatukan  ide dan kreatifitas, membuat keputusan, mengumpulkan dan menyusun  barang terlebih barang bekas yang biasanya sudah dibuang bukanlah hal mudah. Tapi semangat “menjadi sahabat bagi siapapun” telah membuat segala sesuatunya terasa ringan.

Bravo Paroki Pulo Gebang!

 

Penulis : Rita/Er/Foto : Romo Sus