Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinnekaan Lintas Agama di HUT Gereja KAJ ke-211

Sabtu (12/5/2018) subuh, satu persatu umat dari Dewan Paroki Harian, Seksi dan Komisi Paroki Pulogebang yakni HAAK (Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan), PPTP (Panitia Penggerak Tahun Persatuan), OMK (Orang Muda Katolik), Komsos (Komunikasi Sosial) dan perwakilan umat dari wilayah, mulai berkumpul di depan gereja St. Gabriel Pulogebang.

Pemandangan lain terlihat karena dresscode yang kami pakai adalah busana pakaian adat, baik adat betawi, sunda, jawa, batak, minang hingga flores. Selain itu, panitia (HAAK) juga menyertakan warga lintas agama yaitu 4 orang muslim di sekitar gereja. Ikut juga Rm A. Setya Gunawan Pr, dalam rombongan ini.

Pukul 05.30 WIB, bus mengantar sekitar 30 peserta menuju Katedral. Kurang dari 1 jam, kami sudah sampai di parkiran Masjid Istiqlal yang cukup penuh dengan bus peserta lainnya. Hari ini kami akan bergabung dalam acara ‘Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinekaan Lintas Agama” dalam rangka memperingati Ulang Tahun ke-211 (8 Mei 1807 – 2018) Gereja Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan Tahun Persatuan dengan tema “Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia” di lapangan parkir gereja Paroki Katedral Jakarta.

Hadir dalam acara, Uskup Agung KAJ Mgr. Ignatius Suharyo, Menteri ESDM Ignatius Jonan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Ahmad Syafii Mufid, perwakilan Pemprov DKI Taufan dan tokoh-tokoh lintas agama.

Persembahan marching band sekolah Tarakanita, dan rebana dari saudara kita umat muslim.

 

Pukul 06.30 WIB, MC membuka acara, kemudian dikumandangkan lagu Indonesia Raya, Kita Bhinneka Kita Indonesia yang diiringi oleh marching band, dilanjutkan sambutan-sambutan.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran ibu, bapak, saudara sekalian. Kehadiran perwakilan  Pemerintah  dan sahabat-sahabat pimpinan komunitas agama membesarkan hati kami untuk  membina  umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta menjadi warga negara yang semakin  baik. Semoga jalan bersama ini menjadi simbol, menjadi lambang niat kita bersama untuk berjalan bersama menuju  cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Uskup Agung KAJ, Mgr. Ignatius Suharyo.

Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta Ahmad Syafii Mufid mengungkapkan rasa syukurnya atas kegiatan ini.  Menurutnya, perayaan dengan tema ‘Kita Bhinneka, Kita Indonesia’ sangat menyentuh hati dan perasaan bahwa semua orang tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

“Kita harus berjalan bersama-sama untuk menuju cita-cita bangsa Indonesia yang adil dan sejahtera. Mudah-mudahan Gereja Katolik  dan kita semua umat beragama dapat berada di tengah-tengah perjuangan bangsa untuk mencapai cita-citanya, bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya, membangun persatuan dan kesatuan untuk dapat mengamalkan Pancasila,” kata Syafii Mufid.

Menteri ESDM Ignatius Jonan memberikan semangat pada para peserta. Menurutnya, kerukunan antar umat beragama adalah keharusan. Apapun agamanya, tetap satu Indonesia.

“Sebaiknya kita dari kelompok atau keyakinan  apapun tidak menjadi eksklusif di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak juga mengasingkan diri atau memisahkan diri dari masyarakat. Kebhinnekaan membuat kita kaya dan kuat,” tuturnya.

Jalan santai lintas agama.

Selanjutnya ada pemotongan tumpeng oleh Mgr. Suharyo dan doa bersama sebelum dimulainya acara jalan santai. Adapun rute jalan santai menempuh jarak 3,8 km dimulai dari titik start halaman Gereja Katedral-Jalan Veteran III Gambir-Jalan Perwira Kota Jakarta Pusat-Jalan Lapangan Banteng Selatan-Jalan Lapangan Banteng Timur-Jalan Lapangan Banteng Utara dan kembali lagi ke titik finish halaman Gereja Katedral.

Di pelataran gereja Katedral yang sudah penuh dengan peserta dengan beragam pakaian adat, kami bertemu dengan rombongan dari gereja Pulogebang yang lainnya yang kemudian bergabung melakukan jalan santai bersama.

Disela-sela jalan santai, ketua panitia dan juga ketua komisi HAAK KAJ Rm. Antonius Suyadi, Pr yang sempat diwawancara mengatakan bahwa kegiatan ini dikoordinir oleh Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) bersama perwakilan komisi-komisi lain yang berada di KAJ. Kegiatan yang baru pertama kali di KAJ, dengan persiapan sekitar 1,5 bulan bertujuan mengajak umat Katolik untuk semakin hadir dan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat.

Sekitar 45 menit, kami bisa menyelesaikan jalan santai ini. Ada sekitar dua ribu peserta perwakilan umat Katolik Gereja-gereja Paroki se-KAJ dan hampir seribu perwakilan dari agama lainnya. Umat Pulogebang tidak hanya menjadi perwakilan gereja saja tetapi ada yang mengambil bagian dalam tim kesehatan maupun dalam pengisi acara yaitu anggota Jathilan.

Sambil menikmati komsumsi, kami disuguhkan penampilan marching band dari sekolah Tarakanita, Rebana, Barongsai, Ondel-ondel, Kesenian Pencak Silat THS-THM, dan kesenian daerah Jathilan, dengan maksud untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Bersama menjaga tradisi Indonesia.

Menurut peserta dari umat muslim Sunter yaitu Kani (72), Asmina (68) dan Susi (65) sangat antusias mengikuti kegiatan ini, mereka juga sering ikut kegiatan berobat gratis bahkan mendapat bantuan sosial dari gereja Paroki Sunter. Demikian juga umat muslim dari Pulogebang yaitu Katarina dan Haryani, sangat menikmati acara ini dan mendukung demi kerukunan umat antar agama.

Semoga kegiatan Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinnekaan ini dapat menjadi media bersama dalam mewujudkan silaturahmi nyata untuk mempererat persaudaraan antar agama khususnya di DKI Jakarta.

 

(Penulis : Deny Kus Indarto. Foto by @yc0pxv, Yosi, etc. Editor : Erin)