Kotbah Misa Pembukaan Tahun Refleksi 2021 KAJ
Mgr. Ignasius Kardinal Suharyo

Yang terkasih rekan-rekan imam,
Biarawan-biarawati
Ibu dan bapak
Kaum remaja
Anak-anak
Khususnya di KAJ

Pada hari ini, Bersama seluruh gereja, kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Sementara gereja KAJ akan memulai perjalanan iman sepanjang 2021 sebagai Tahun Refleksi, dengan semboyan, semakin beriman, semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat.

Ketika menyiapkan kotbah, apakah kita dapat menggali inspirasi dari pesta pembaptisan Yesus? Harus dapat, sedapat-dapatnya. Ketika Yohanes Pembaptis tampil, sudah banyak aliran keagamaan di Palestina yang pada waktu itu dijajah pemerintah Romawi, yang berbeda sikapnya tergantung aliran keagamaan itu. Zelot, dengan alasan keagamaan menolak keberadaan pemerintah Romawi, dan bahkan memberontak. Di antara murid Yesus, ada Simon, dari kelompok ini.

Kita kenal juga kaum Farisi, kelompok ini berpendapat, Allah telah menyerahkan umatnya, Israel ke tangan Romawi, karena tidak setia. Maka kelompok Farisi membentuk kelompk eksklusif yang snagat taat pada peraturan dan hokum agar dibebaskan dari penjajahan. Kelompok ini memandang kelompok lain sebagai orang berdoa.

Ada kelompok Saduki, kelompok oportunis, yang di mana-mana ada, yang berpihak pada pihak yang menguntungkan mereka. Bersama kelompok Tua-tua, adalah kelompok elite, kaya dan sebagian besar adalah tuan tanah.

Di tengah situasi ini tampil Yohanes Pembaptis, yang tampil sebagai nabi yang mewartakan pertobatan. Yohanes Pembaptis adalah yang seperasaan dengan Allah. Sebagai nabi, YP juga pribadi yang terlibat dengan keadaan dan nasib bangsanya. Kondisi ini YP mampu menangkap kehendak Allah, dan menyampaikan kehendak Allah kepada BangsaNya, menyerukan bertobatlah, Allah mengampuni.

Dibanding yang lain, penampilan YP istimewa, karena 2 hal. Pertama YP mewartakan semua orang harus bertobat. Berlawanan dengan pendapat yang lazim pada masa itu. Orang-2 pilihan Tuhan tidak perlu bertobat, orang lain yang perlu bertobat. Yang lain, baptis Yohanes bukan ritus, setelah baptis tidak ada pembaruan hidup. Yang diwartakan YP adalah baptisan yang menuntut pembaruan perilaku moral, terutama moral social. Ketika YP tampil, dapat kita bayangkan, Yesus mendengarkan Gerakan keagamaan ini, memutuskan untuk ikut Gerakan pembaharuan YP dan membiarkan DiriNya dibaptis. Keputusan ini diteguhkan suara dari Surga, Engkaulah Anak yang Kukasihi.kepadaMulah Aku berkenan. Keputusan Y diteguhkan Allah. Dengan peneguhan ini, Yesus mengambil keputusan membuat Gerakan yang baru pula.

Sdr yang kukasihi, gereja KAJ dan gereja pada umumnya, berada dalam keadaan konteks yang terus berdinamika. Yang paling jelas kita alami, kita merasakan pandemic corona mengguncang kehidupan, ada banyak tantangan lain yang membuat keadaan hidup Gereja, bangsa kita menjadi kompleks. Dari lain pihak, kita juga mengalami betapa pemerintah, sector usaha, dan masyarakat warga berusaha dengan peran berbeda untuk membangun kebaikan Bersama, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam keadaan seperti ini, kita umat KAJ, juga ingin menjalankan peran kenabian, seperti YP dengan menghayati tahun refleksi, semakin mengasihi, semakin terlibat, semakin menjadi berkat.

Seperti halnya keputusan Y untuk dibaptis YP, ikut dalam Gerakan itu diteguhkan suara dari Surga, kita juga dapat merasa diteguhkan Paus Fransiskus untuk menjadikan tahun ini tahun St. Yusuf, dalam rangka 150 tahun pemakluman St. Yusuf pelindung . Dalam nasihat apostolik Paus Fransiskus, bagi Y dan M, St. Yusuf adalah bayang-bayang Bapa di bumi. St. Yusuf menempatkan diri secara kreatif untuk melayani rencana keselamatan Allah. Karena kedua-duanya dengan keterlibatannya, dengan kasihnya, St. Yusuf menjadi berkat bagi seluruh umat manusia, semakin mengasihi, semakin terlibat, semakin menjadi berkat, adalah jalan kita semua, jalan umat KAJ, untuk menjalankan perutusan kenabian untuk tahun 2021. Pada Kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Panitia yang telah menjalankan tugasnya, Tahun Keadilan, dengan seluruh tantangan. Terima kasih kepada Panitia yang baru yang menemani kita menjalani Tahun Refleksi dengan semboyan semakin mengasihi, semakin terlibat, dan semakin menjadi berkat.

Mari kita dengan doa-doa St. Yusuf bertumbuh dalam semangat itu.