CIPINANG-JAKTIM, Jadwal rutin kunjungan rumah sakit komunitas Legio Maria St. Gabriel Selasa, 10 September 2019 adalah kunjungan bulanan di RS Pengayoman Cipinang. Rumah sakit ini letaknya bersebelahan dengan Lapas Cipinang dan memang merupakan rumah sakit khusus untuk merawat warga binaan, sebutan untuk penghuni lapas. Rombongan kali ini berjumlah 14 orang dari RPD Legio Maria. Semua berkumpul di gereja sejak pukul 08.30 lalu berangkat dengan 2 mobil dan tiba di RS pada pukul 09.20. Perjalanan lancar dan kami juga berterima kasih karena hari itu ada salah satu umat paroki yang merayakan HUP ke 16 nya dan sebagai ucapan syukur, ia memberikan 100 nasi boks untuk kami bagikan kepada para pasien yang sedang dirawat serta kepada para petugas yang sedang bertugas di RS itu.
Tiba di RS, kami pun membagi tugas, ada yang melapor ke bagian admin, ada yang mengumpulkan KTP kami untuk diserahkan kepada petugas pintu masuk, dan ada yang mengatur pengangkutan makanan dari mobil ke dalam rumah sakit dan membagikannya langsung kepada para pasien dan petugas. Di RS ini, ada dua lantai untuk kamar perawatan, masing-masing bangsal perawatan diberi nama bunga, dan bangsal Camelia di lantai satu khusus untuk pasien dari Lapas Wanita Pondok Bambu. Saat itu hanya ada 3 pasien wanita yang sedang dirawat.
Rombongan kami berkumpul di ruang tunggu kecil yang ada dekat pintu masuk, dimana kami akan mengadakan ibadat bersama pasien yang bisa berjalan ke tempat ini. Sementara itu 5 orang dari kami, mengunjungi langsung pasien ( yang tidak bisa berjalan dan hanya terbaring ) ke bangsal perawatan mereka. Hanya dua bangsal yang kami datangi karena hanya di dua bangsal itu ada pasien yang beragama Kristen. Satu orang di bangsal Lily lantai 1 dan satu orang lagi di bangsal Aster lantai 2.
Setiap bangsal kami lihat berisi sekitar 15 ranjang perawatan dan pemandangan yang membuat kami merasa tersentuh, bangsa itu begitu sederhana dan apa adanya dengan fasilitas yang minim. Para pasien berbaring dalam sakitnya, sakit dan terpenjara. Dalam diri mereka kami sungguh melihat wajah-wajah Yesus seperti yang tertulis dalam Matius 25:36…Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit,kamu melawat Aku; ketika Aku didalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Kami menyapa, berbincang-bincang dan mendoakan seorang bapak yang terkena stroke dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya serta seorang bapak yang buta terkena glucoma. Dua-duanya beragama Kristen dan sudah berumur. Dalam hati kami berdoa untuk para pasien khususnya untuk kedua bapak ini, “Tuhan Yesus,berilah kedua bapak ini kekuatan dan perlindunganMu, apapun kesalahan yang telah diperbuat mereka, semoga Engkau mengampuni dan memulihkan kesehatan mereka.”
Pada pukul 10.15 kami kembali ke ruang tunggu dan bergabung dengan rombongan serta 5 orang pasien. Satu diantaranya beragama Katolik, kami memulai Ibadat Sabda. Ibadat dibuka oleh Sudiyanto, lalu bersama-sama kami menyanyikan lagu pembukaan Bapa Engkau Sungguh Baik, diiringi oleh petikan gitar salah satu pasien yang hadir mengikuti ibadat. Bacaan kitab suci hari itu diambil dari Lukas 13: 22-30 dan renungan yang dibawakan oleh Susan.
Dalam Renungannya Susan mengajak untuk selalu mengampuni dan hanya mengandalkan Tuhan untuk apapun karena hidup ini hanyalah sementara dan singkat, gunakan sebaik-baiknya waktu yang masih kita miliki untuk selalu berbuat baik dan memuliakan Tuhan, karena sekecil apapun perbuatan baik yang kita lakukan bagi sesama manusia semasa kita hidup didunia ini ,akan dicatat dalam buku kehidupan yang ada di kerajaan Allah.
Menutup renungannya Susan mengutip kalimat yang sangat bagus yang pernah diucapkan oleh Qurais Shihab yang sangat disukainya : “Jangan melihat ke depan, karena tidak kelihatan apa yang ada didepan sehingga menakutkan…jangan melihat kebelakang, karena hanya akan menimbulkan banyak penyesalan, kekecewaan dan kesedihan tanpa bisa diperbaiki lagi….lihatlah ke atas ( melihat Tuhan dan berdoa kepadaNya ) karena semuanya dalam hidup diatur oleh Tuhan”. Kami menyanyikan lagu tanggapan : Bapa Surgawi kemudian doa umat dibacakan oleh Sudiyanto dan ibadat sabda ditutup dengan lagu: Ku Tak Dapat Jalan Sendiri dan ibadat pun berakhir pada pukul 11.10.
Rombongan kami kembali pulang ke gereja dan makan siang bersama lalu 4 orang dari kami melanjutkan kunjungan jadwal mingguan ke RS Citra Harapan. Selebihnya mereka kembali kerumah masing-masing. Namun ketika kami sampai ke RS Citra Harapan, ternyata sedang tidak ada satupun pasien rawat inap yang beragama Kristen atau Katolik yang perlu didoakan. Tidak ada pelayanan doa yang harus kami lakukan dan kami hanya mengisi absen kunjungan saja.
Kunjugan rumah sakit adalah salah satu bentuk pelayanan komunitas Legio Maria yang tujuannya untuk menguatkan orang-orang yang kami kunjungi. Melihat mereka begitu senang didoakan dan dikunjungi ,melihat mereka begitu sukacita dan berterima kasih atas perhatian kami, sungguh kami malah juga merasa dikuatkan melihat kami bisa berbuat sesuatu dan menjadi pembawa sukacita buat sesama yang sedang menderita walaupun hanya berupa kunjungan, perhatian dan doa kami. Terutama saat kunjungan di RS Pengayoman, kami sungguh dikuatkan ketika sedang melakukan tindakan nyata firman Tuhan seperti yang tertulis dalam Mat 25:36, kami sungguh melihat wajah Yesus dalam wajah mereka. Kami jadi mengerti, inilah yang Yesus kehendaki untuk kami lakukan sebagai muridNya. Melalui pelayanan yang kami lakukan, kami menguatkan dan dikuatkan melalui penyertaan Tuhan sendiri. (Penulis: Limut/Editor: Ferdinand Lamak)