Jalan Salib VI, 8 April 2022, pukul 19:00 WIB.

Disiarkan secara langsung melalui Channel Media Sosial Paroki Pulogebang :

Video akan muncul 15 menit (minimal) sebelum Misa dimulai. Jika tidak muncul mohon refresh halaman ini atau

http://youtube.com/parokipulogebang/live

Lagu Pembuka
O Yesusku (PS 485)

Tanda Salib dan Salam
Kata Pengantar

P : Marilah kita berdoa :
Allah Bapa yang Maharahim, Engkau telah menunjukkan kasih-Mu dengan merelakan Putera-Mu yang tunggal mengalami kesengsaraan untuk menebus dosa-dosa kami. Bimbinglah kami melalui Roh Kudus-Mu dalam merenungkan jalan salib ini, agar kami semakin mampu mengamalkan iman kami, terlebih kami berani untuk semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat bagi sesama kami dan seluruh alam ciptaan. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami,yang hidup bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.
U :Amin

Perhentian I : Yesus Dijatuhi Hukuman Mati

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Layaknya seorang penjahat, Yesus dihadapkan dalam sidang pengadilan Pilatus. Sebenarnya Pilatus tidak menemukan kesalahan Yesus, tetapi ia harus menyerah pada desakan para tua-tua, ahli-ahli taurat dan seluruh rakyat. Dan Yesus dijatuhi hukuman mati ! Ia yang tak bersalah diserahkan kepada rakyat untuk disalibkan.

Sebuah keputusan yang melibatkan pendapat orang lain, terkadang malah menjadi tidak adil. Apakah aku pernah ikut campur atas urusan orang lain sehingga membuat orang tersebut mengalami ketidakadilan ? Ataukah dukungan yang aku berikan mampu memberikan keputusan yang adil ? Apakah aku sudah terlibat untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik ? Atau bahkan lebih buruk ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, karena Pilatus mendengarkan pendapat orang lain, Engkau dijatuhi hukuman mati. Tolonglah kami agar berani terlibat menjadikan hal-hal dalam kehidupan ini semakin lebih baik dan bukan sebaliknya.
Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P :Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Anak domba tak bersalah,
ajar kami pun berpasrah,
taat pada Bapa-Mu.

Perhentian II : Yesus Memanggul Salib

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Yesus dihina, diludahi, disesah bahkan mahkota duri dikenakan di kepala-Nya. Derita-Nya semakin bertambah, ketika Ia harus memanggul salib-Nya sendiri menuju ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota.

Ketika kita ‘dihina atau diejek’ sering kita menjadi jengkel, marah, sakit hati dan ingin balas dendam. Tetapi iman kita mengajarkan akan KASIH, bahkan kita harus mengasihi musuh kita. Mampukah kita tetap mencintai walau kita dihina ? Mampukah kita mengasihi musuh kita ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa :

Tuhan Yesus Kristus, penderitaan-Mu semakin lengkap karena dosa kami, seakan kami yang menghina Engkau, kami yang memasangkan mahkota duri di kepala-Mu. Kami mohon bimbinglah kami melalui Roh Kudus-Mu, agar kami selalu mengingat hal ini, sehingga kami mau berubah dan mengambil tindakan nyata untuk semakin mengasihi orang yang menghina kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.

U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Kayu salib Dia panggul.
Mari kita pun memikul
salib kita di dunia.

Perhentian III : Yesus Jatuh Untuk Pertama Kali

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Perjalanan Yesus menuju Golgota semakin berat. Jalan mendaki membuat beban salib terasa berat, luka-lukanya mengeluarkan darah, badan-Nya lemah dan lelah bahkan batin pun lelah. Hal ini menyebabkan Yesus jatuh dalam perjalanan-Nya, namun karena cinta dan kesetiaan-Nya, Yesus bangkit dan meneruskan perjalanan.

Penderitaan sering kali membuat kita ingin menyerah, bahkan mengakhiri hidup. Ketika kita melihat sesama kita mengalaminya,apakah yang kita lakukan ? Membiarkannya terpuruk ? Ataukah kita memberikan dukungan untuk berani menghadapi penderitaan seperti yang Yesus ajarkan ? Apakah kita terlibat dalam menjaga kehidupan, baik pada sesama maupun alam ciptaan ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, sering kami tidak peduli dengan sekitar kami, kami lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan terlibat dengan sesama kami yang menderita. Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami lebih peka dan mau terlibat menjaga kehidupan sesama dan alam ciptaan. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Tuhan Yesus, tolong kami
bila kami jatuh lagi
kar’na salib yang berat.

Perhentian IV : Yesus Berjumpa Dengan Ibu-Nya

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Yesus ternyata tidak sendirian, Maria, ibunya setia mengikuti-Nya. Maria ada di pinggir jalan yang dilewati Yesus, tatapan kasih bunda-Nya meringankan beban-Nya dan bagi Maria, dia ikut merasakan kesedihan dan beban penderitaan yang dialami Puteranya.

Di masa pandemi karena virus Corona, banyak orang yang menderita: kehilangan pekerjaan, banyak perusahaan mengalami kemunduran, tidak ada order, banyak yang sakit, bahkan meninggal. Apakah yang sudah kita lakukan ? Apakah kita juga terlibat ketika melihat sesama kita menderita? Apakah kita tetap bisa mengasihi sesama kita, ketika kita sendiri sedang mengalami penderitaan ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria menunjukkan kasihnya kepada-Mu sekalipun dari pinggir jalan. Dia mau terlibat ikut merasakan kesedihan dan penderitaan-Mu. Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami mampu meneladan Bunda Maria, menjadi pribadi yang sanggup mengasihi dan terlibat dengan sesama yang menderita. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

O Maria, Bunda kudus,
yang setia ikut Yesus,
kau teladan hidupku.

Perhentian V : Yesus Ditolong Simon Dari Kirene

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Yesus sudah semakin lelah memanggul beban salib-Nya. Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota dipaksa oleh para serdadu untuk membantu Yesus memanggul salib.

Memikul salib adalah salah satu ciri sebagai pengikut Yesus. Tiap orang memiliki salib yang berbeda-beda, ada yang berat, ada pula yang ringan. Tetapi bila kita saling menolong memikul salib, maka salib akan terasa lebih ringan. Maukah kita membantu sesama kita memikul salib yang berat ? Maukah kita terlibat ? Kita tidak pernah tahu, bahwa dengan cinta kasih dan keterlibatan kita, sesama yang kita bantu akhirnya mampu memikul salibnya.

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, dengan pertolongan Simon dari Kirene, Engkau memberikan contoh, walaupun terpaksa, akhirnya beban salib-Mu terasa ringan. Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami berani belajar seperti Simon, yang walaupun terpaksa tetap mau membantu sesama kami memikul beban salibnya. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Apapun yang kau lakukan
bagi para penderita,
pada Tuhan berkenan.

Perhentian VI : Veronika Mengusap Wajah Yesus

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Wajah Yesus penuh darah dan keringat, mata-Nya sulit untuk melihat dengan baik. Veronika melihat itu, dan dengan berani ia mendekati Yesus dan menyeka wajahnya. Karena sikapnya yang tulus, Yesus menghadiahi gambar wajah-Nya.

Perbuatan sekecil apapun, semudah apapun, jika dilakukan dengan tulus pasti akan ada hadiahnya. Apakah kita mau menjadi seperti Veronika, yang dengan berani, mau terlibat dalam penderitaan Yesus ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, kami sering melihat penderitaan sesama kami, tetapi terkadang kami malas untuk menolong, malas untuk terlibat karena berbagai alasan. Tolonglah kami dengan bimbingan Roh Kudus-Mu, agar kami mau melakukan aksi nyata, yaitu terlibat menolong sesama kami yang mengalami kesusahan. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Bila kita meringankan
duka orang yang sengsara,
Tuhan Allah berkenan.

Perhentian VII : Yesus Jatuh Untuk Kedua Kalinya

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Sekalipun Simon dari Kirene dan Veronika, telah menolong Yesus, ternyata hal itu tidak cukup. Tubuh Yesus semakin lemah, sementara perjalanan masih jauh. Karena beratnya beban salib, Yesus jatuh untuk kedua kakinya. Tetapi Yesus bangkit lagi dengan tabah dan tekad yang kuat untuk menebus dosa kita.

Dalam perjalanan pertobatan kita, terkadang kita masih sering jatuh dalam dosa yang sama. Jatuh bangun terus-menerus. Sampai kapankah kita akan seperti ini ? Sadarkah bahwa dosa kita yang membuat salib Yesus semakin terasa berat ? Apakah kita bangkit kembali seperti yang Yesus teladankan ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, jatuh berulang kali adalah hal yang tidak enak, bahkan membuat malu. Bantulah kami dengan bimbingan Roh Kudus-Mu agar kami berani bangkit dan melangkah maju serta berjaga terus dari kejatuhan kembali. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Bilamana kami goyah,
dan tercampak kar’na salah,
ya Tuhan, tegakkanlah.

Perhentian VIII : Yesus Menghibur Para Wanita Yang Menangisi-Nya

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Di dalam perjalanan-Nya menuju Golgota, banyak orang yang mengikuti Yesus, di antaranya banyak wanita yang menangis dan meratap. Yesus pun memberi nasehat kepada mereka, “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu.” (bdk. Luk 23:28)

Para wanita itu menangis tetapi tidak menyadari keadaan dirinya sendiri. Mereka lebih menasehati orang lain, tetapi tidak melakukan pertobatan diri. Mereka terlibat, tetapi dalam hal yang negatif. Apakah kita juga seperti mereka ? Menuding orang lain, sementara kita sendiri melakukan ? Apakah ini arti terlibat yang sebenarnya ? Apakah terlibat seperti ini bisa disebut karena cinta atau mengasihi? Atau sebaliknya, senang pada penderitaan orang ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, teguran-Mu kepada para wanita yang menangis dan meratapi-Mu, seperti teguran-Mu kepada kami, sering kali kami peduli pada sesama, tetapi kami melupakan pertobatan diri sendiri. Bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus-Mu, agar kami melakukan pertobatan diri terlebih dulu sebelum kami mencintai dan terlibat dengan sesama kami dan juga alam ciptaan. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Dalam tobat yang sejati,
kini akan kuratapi
dosa dan pelanggaran.

Perhentian IX : Yesus Jatuh Untuk Ketiga Kalinya

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Di tengah cuaca yang terik, semakin panas, Yesus sungguh-sungguh sudah kehabisan tenaga, jalan yang semakin menanjak ditambah luka-luka-Nya yang mengucurkan darah, semakin memperberat penderitaan-Nya. Tubuh-Nya tak kuat lagi menahan beratnya salib.

Yesus jatuh untuk ketiga kalinya !Tetapi sekali lagi, besarnya cinta pada manusia dan ketaatan pada Bapa-Nya, membuat Yesus untuk bangkit lagi. Kekuatan cinta Allah pada kita itulah, yang memberikan kekuatan pada Yesus untuk bangkit. Apakah kita juga mempunyai cinta sebesar itu untuk berkorban bagi sesama yang membutuhkan ? Sering kali kita akan menjawab tidaklah mungkin menyamai besarnya kasih Allah yang tanpa batas karena kita hanyalah manusia biasa. Tetapi apakah kita berani mencoba untuk melakukannya ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, cinta-Mu yang tiada batas tak akan mungkin kami tandingi, tetapi kami tetap percaya dengan pertolongan Rahmat-Mu dan bimbingan Roh Kudus-Mu, kami akan mampu belajar dan mencoba meraihnya. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Bila hatiku gelisah
kar’na dosa dan derita,
tangan-Mu ulurkanlah.

Perhentian X : Pakaian Yesus Ditanggalkan

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Saat tiba di bukit Golgota, penderitaan Yesus belumlah berakhir. Para serdadu dengan kasar menanggalkan pakaian Yesus. Luka-luka kembali berdarah karena gesekan pakaian-Nya dan yang paling menyedihkan, Yesus dipermalukan. Ia ditelanjangi di muka umum, saat itu Yesus menjadi manusia yang paling hina, manusia tanpa martabat.

Dalam perkembangan dunia yang semakin carut-marut ini, sering kita mendengar keadaan menyedihkan, di mana manusia tidak lagi menjaga martabatnya, menjaga kemurnian tubuhnya sebagai bait suci Allah. Apakah kita salah satu yang termasuk di di dalamnya ? Jika tidak, apakah yang sudah kita lakukan terhadap kondisi ini ? Apakah kita terlibat untuk mengajak sesama kita, terutama generasi muda untuk menjaga kemurnian ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, kami sering lalai menyadari tubuh kami adalah Bait Suci-Mu. Kami mohon bantuan Roh Kudus-Mu, untuk selalu mengingatkan kami dan menumbuhkan tekad dan aksi nyata untuk terus mau belajar menjaga kemurnian diri kami menuju kesempurnaan, seperti Engkau sempurna adanya. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Pakaian-Mu dibagikan,
martabat-Mu direndahkan;
Kautinggikan harkatku.

Perhentian XI : Yesus Disalibkan

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Penderitaan Yesus masih terus berlanjut. Para prajurit mencampakkan tubuh Yesus ke tanah, menembusi tangan dan kaki-Nya dengan paku pada kayu salib, palang penghinaan. Ini adalah saat yang benar-benar mengerikan. Kemudian salib itu ditegakkan, namun sekalipun tangan-Nya terpaku dan menanggung berat beban tubuh-Nya, Yesus masih sempat mendoakan para serdadu, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Menerima sikap yang tidak adil, tidak memiliki kesalahan tetapi dihukum, menjadikan kita dendam dan sakit hati. Apakah ini selaras dengan ajaran iman kita tentang KASIH ? Apakah kita bisa mengampuni? Sampai 70 x 7 (bdk Mat 18:22) ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, kami mau meneladani sikap-Mu, mengampuni yang bersalah dan membawa ketidakadilan kepada kami. Dengan pertolongan Roh Kudus-Mu, ajarilah kami dan berikan kami kekuatan untuk melakukannya. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Dari salib Kau melihat
tak terbilang yang menghujat,
berapakah yang taat.

Perhentian XII : Yesus Wafat Di Salib

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Sudah jam 12 siang, ketika kegelapan mulai meliputi daerah itu. Tiga jam lamanya dalam kondisi gelap, Yesus mengalami kesakitan dan ketakutan, bahkan merasa sendirian. Saat itulah, Yesus berseru kepada Bapa-Nya, “Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku.”

Dan tepat jam 3 siang, Yesus menyerah dengan berkata, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Sesudah berkata demikian, Yesus wafat.

— Semua berlutut dan hening —

Kasih Allah melalui putera tunggal-Nya adalah kasih yang tanpa batas, sungguh tiada taranya. Cinta yang tulus diberikannya kepada para sahabat-Nya, bahkan juga para musuh-Nya. Cinta Tuhan itulah yang kita rayakan dalam Perjamuan Ekaristi. Semoga kita selalu mengalami pembaruan cinta setiap hari, agar semakin mengasihi sesama kita dan alam ciptaan-Nya.

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, karena begitu besarnya cinta-Mu bagi kami, Engkau setia dan taat pada kehendak Bapa untuk menebus dosa-dosa kami. Ajarkan kami untuk setia juga mengamalkan KASIH-Mu yang tanpa batas itu kepada sesama kami dan seluruh alam ciptaan dalam perjalanan hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Biji mati menghasilkan
buah yang berkelimpahan;
wafat-Mu menghidupkan.

Perhentian XIII : Yesus Diturunkan Dari Salib

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Salah seorang prajurit menikam lambung Yesus dan segera keluarlah darah serta air (bdk. Yoh 19:25). Atas keberanian Yusuf dari Arimatea yang meminta jenazah Yesus pada Pilatus, jenazah Yesus lalu diturunkan. Maria yang sedari awal mengikuti jalan salib Yesus, menerima Yesus di pangkuannya. Sekalipun berduka, Maria melaksanakan apa yang pernah dikatakannya, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” (bdk. Luk 1:38). Maria menjadi teladan kesetiaan bagi kita sebagai orang beriman, karena kesetiaannya mendampingi Yesus.

Bunda Maria, perawan pilihan Allah, membuktikan kesetiaannya sampai akhir hayat Puteranya. Setia pada perkara kecil, maka kita akan diberikan kepercayaan akan perkara besar. Apakah kita setia pada iman yang kita percayai ? Ataukah hanya terucap di mulut ? Apakah kita setia mengamalkan ajaran iman kita, KASIH ? Apakah kita sudah terlibat menjadi saksi dengan tingkah laku dan perbuatan kita ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, teladan Bunda Maria membuat kami sadar kelemahan kami. Kasih yang setia, yang menjadi ajaran iman kami sering hanya menjadi ucapan kosong belaka. Bimbinglah kami melalui Terang Ilahi, agar kami setia dan penuh kasih seperti yang telah diajarkan Bunda Maria.
Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Salib tanda kehinaan
jadi lambang kemenangan
kar’na Tuhan t’lah menang.

Perhentian XIV : Yesus Dimakamkan

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

L : Sebab hari Sabat akan mulai , para murid merawat jenazah Yesus, mengafaninya dengan kain lenan dan meminyakinya menurut adat orang Yahudi.

Lalu jenazah Yesus dibaringkan dalam sebuah kubur baru di dekat tempat Yesus disalibkan.

YESUS telah wafat, tetapi kasih dan mukjizat-Nya tetap nyata hingga kini. Apakah kita percaya akan karya-karya-Nya yang ajaib sejak dahulu hingga saat ini ? Apakah kita pernah mengalami kasih-Nya yang begitu besar ? Apakah kita sanggup menjadi saluran kasih-Nya kepada sesama di sekitar kita dan seluruh alam ciptaan ?

— hening —

P : Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, dalam masa pertobatan ini, ajar kami semakin menyadari bahwa kasih-Mu masih nyata dalam setiap langkah kehidupan kami. Kami mohon agar kami dimampukan menjadi saluran berkat bagi sesama kami dan alam ciptaan. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Tuhan, kasihanilah kami.
U : Allah, ampunilah kami, orang berdosa ini.

Tuhan Yesus dimakamkan,
masuk alam kematian ,
sampai bangkit mulia.

Penutup

P : Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Jalan Salib adalah salah satu sarana bagi kita untuk menyadari akan Kasih Allah yang besar dan nyata bagi kita. Semoga perenungan kita akan penderitaan Yesus di jalan salib-Nya menyadarkan kita dan membuat kita berani untuk melakukan pertobatan diri, bukan saja bagi diri kita sendiri, melainkan untuk sesama dan seluruh alam ciptaan.

Semoga perenungan ini menjadikan kita berani untuk SEMAKIN MENGASIHI, SEMAKIN TERLIBAT DAN SEMAKIN MENJADI BERKAT untuk sesama.

Marilah kita berdoa :
Allah Bapa yang Maharahim, penderitaan Yesus di jalan salib-Nya sungguhlah berat. Tetapi karena kasih, kesetiaan dan ketaatan-Nya pada kehendak-Mu, Yesus mampu melakukannya bagi kami, menebus dosa-dosa kami, agar kami merasakan kembali hubungan yang harmonis dengan-Mu. Ajarilah kami untuk selalu menyadari hal ini, sehingga tingkah laku kami hari demi hari semakin sesuai dengan apa yang Kau kehendaki dan semakin menuju kesempurnaan. Kami mohon mampukan kami untuk semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat bagi sesama kami dan seluruh alam ciptaan-Mu.

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putera-Mu yang hidup bersama Dikau dan Roh Kudus sepanjang segala masa.

U : Amin

PERAYAAN EKARISTI JUMAT PERTAMA

RITUS PEMBUKA

Nyanyian Pembuka:
Pintu satu-satunya (PS 543)

TANDA SALIB DAN SALAM PENGANTAR
TOBAT – TUHAN KASIHANILAH KAMI
DOA PEMBUKA

LITURGI SABDA

BACAAN I ( Yer. 20:10-1 )

MAZMUR TANGGAPAN
BAIT PENGANTAR INJIL
Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal

BACAAN INJIL (Yoh. 10:31-42)
HOMILI

LITURGI EKARISTI

A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Doa Persiapan Persembahan

B. DOA SYUKUR AGUNG
BAPA KAMI
DOA DAMAI
ANAK DOMBA ALLAH
PENERIMAAN KOMUNI Lagu KOMUNI BATIN
DOA SESUDAH KOMUNI

RITUS PENUTUP

Lagu Perutusan :
Golgota tempat Tuhanku Disalib (PS 487)

Pengumuman

Panduan ikut Misa Online

  1. Mempersiapkan diri anda sebaik-baiknya. Bersih, rapi dan berpakaian pantas sekalipun tidak harus formal. Persiapkan juga batin anda, seperti layaknya mengikuti Misa di Gereja.
  2. Plihlah lokasi yang baik. Jika bersama anggota keluarga yang lain, bisa di ruang tamu atau ruang keluarga. Jika dilakukan secara pribadi, carilah tempat yng tidak mudah terganggu oleh orang lain (misalnya di ruang doa atau kamar tidur yang memiliki meja dan kursi). Pastikan sinyal wifi lancar.
  3. Ikuti Perayaan Ekaristi secara penuh. Jangan sepotong-potong. Fokus. Tinggalkanlah urusan yang lain dan tidak menerima telpon.
  4. Sebelum mengikuti tayangan Misa via Online, ambilah waktu persiapan dengan berdoa secara pribadi.
  5. Silahkan duduk sepanjang Misa. Tidak perlu berdiri atau berlutut. Sangat baik jika di depan tempat duduk anda, terdapat meja yang dilengkapi dengan Salib dan lilin menyala.
  6. Ikutilah Misa dengan sungguh-sungguh secara penuh. Sebagaimana Misa di Gereja, buatlah tanda Salib pada awal dan akhir Misa. Berpartisipasilah secara penuh dengan menjawab bagian umat meskipun tidak harus diucapkan.
  7. berdoalah secara pribadi pada saat Penerimaan Komuni. Silahkan berdoa “Doa Komuni Batin”.

Doa Komuni Batin

YESUSKU,
aku percaya bahwa Engkau hadir dalam Sakramen Mahakudus.
Aku mengasihi-Mu melebihi segala sesuatu,
dan aku merindukan Engkau dalam seluruh jiwaku.

Karena aku tidak dapat menerima-Mu secara sakramental saat ini,
maka datanglah ya Tuhan
sekurang-kurangnya secara rohani dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang.

Aku memeluk-Mu
dan ingin mempersatukan seluruh diriku seutuhnya dengan-Mu,
dan jangan ijinkan aku terpisah dari-Mu.

Amin.

Doa Komuni Batin merupakan keinginan mendalam untuk bersatu dengan Yesus Kristus dalam Ekaristi Kudus sebagai tanggapan akan keinginan Tuhan sendiri atas persatuan tersebut.
Sederhananya, doa ini dapat menggantikan komuni (yang diterima dalam Ekaristi) pada situasi-situasi yang amat sangat mendesak.

sumber : Katolik Media
Gerald O'Collins, SJ & Edward G. Farrugia, SJ (1996).
Kamus Teologi (edisi ke-2006, Cetakan ke-9).
Kanisius. hlm. 149. ISBN 979-497-524-9